19

39K 2.5K 56
                                        



Setelah bertemu dengan para saudara barunya seminggu yang  lalu, Zia menjadi sering menghabiskan banyak waktu bersama mereka.

Meskipun bukan Zia yang mendatangi mereka semua, namun semua kakak kecilnya itu akan senantiasa berkunjung ke mansion miliknya.

Seperti sore ini contohnya.

"Tuan-tuan kecil dan nona kecil harap di perhatikan dengan teliti posisi tangan dan siku kalian. Dan berkonsentrasilah untuk mencapai target" ucap seorang pelatih penembak profesional berlisensi A di dataran Eropa.

"1,2,3.... TEMBAK!!"

DOR

DOR

DOR

DOR

DOR

"GOOD!!" ucap pelatih itu ketika melihat anak-anak didiknya berhasil mencapai target.

"Ishhh Alex tidak Suka tembak-tembak" sungut alex sambil menghampiri Zia dan memeluk Zia dengan wajah cemberut lucunya.

"Kak Alex tidak suka?" Ucap Zia sambil memeluk gemas Alex.

Uhh dirinya gemas sekali dengan Alex, jika bukan karna rengekan Alex setiap saat yang ingin di panggil Kakak, Zia pasti tidak akan memanggilnya kakak.

"Tidakk!! Alex tidak Suka tembak-tembak" adu Alex pada Zia.

Dapat di lihat Alex yang berbicara sambil mendongakkan kepala untuk menatap Zia.

Memang. Diantara yang lain, Alex yang paling kecil dan mungil, bahkan di bandingkan Zia pun Alex lebih pendek.

"Tapi kak Alex hebat bisa mencapai target" puji Zia.

Alex yang mendengar itu membusungkan dadanya bangga. Dan tersenyum lebar.

"Cih. Hebat dari mana? Diantara yang lain Alex yang paling rendah poinnya" ledek Samuel sambil menghampiri mereka.

Alex yang mendengar itu Menjadi lesu seketika dan menatap Samuel kesal.

"Samuel diam!! Jangan ikut-ikut!" Kesal Alex sambil menatap tajam Samuel, meskipun tidak ada seram-seramnya.

"Berapa kali kukatakan panggil aku Kak Samuel. Dengar tidak?? Panggil aku kakak!!" Ucap Samuel sambil menatap Alex tajam dan datar. 

Alex yang melihat Samuel mulai serius, melengkungkan bibirnya kebawah dan siap untuk menangis.

"U-uh tidak mau. Samuel jahat pada Alex" ucapnya sambil kembali memeluk Zia erat.

"Cih anak ini. Kau tidak sopan tau. Aku kan lebih tua 2 tahun darimu" ucap Sam yang masih kesal selalu di panggil tanpa embel-embel kakak oleh Alex. Padahal diakan ingin memiliki adik seperti Alex juga, Ups.

Meskipun cara mendapatkan perhatiannya tidak menyenangkan menurut Alex.

"Sudah-sudah, jangan bertengkar lagi. Kak Alex juga, harus sopan. Panggil kak Samuel kakak mulai sekarang!" ucap Zia yang menengahi pertengkaran kecil mereka. 

"U-uh tapi samuel menyebalkan Zia" ucap Alex sambil menatap Zia dengan mata puppynya.

"Tapi tetap saja kak samuel lebih tua dari kita. Kak Alex yang cuma berbeda 5 hari dari Zia saja ingin di panggil kakak. Masa kak Samuel yang berbeda 2 tahun tidak di panggil kakak? Jika begitu, Zia juga akan memanggil Alex saja mulai sekarang" ucap Zia pura-pura kesal.

Ziana Second Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang