17

43.8K 2.3K 18
                                    

Up nya nggak jadi hari Senin. Happy reading!!!

Awass typo!!

Hening, Canggung, Tentu! setelah acara menangis bersama, sekarang semuanya tidak tau ingin melakukan apa.

Setelah berkenalan dengan mereka semua. Kini Zia duduk di sofa mini tempat dirinya dan para saudara barunya itu berkumpul.

Para pria dewasa hanya memandang anak-anak mereka dari jauh, mereka mencoba memberi privasi untuk anak-anak ini agar bisa saling terhubung kembali.

Zia hanya mampu tersenyum sambil melihat mereka semua. Tidak tau ingin berbuat apa. Tentu saja, bahkan untuk bergerak sedari tadi pun ia tak mampu. Setelah berkenalan dengan seluruh pria dewasa yang akan ia panggil papa mulai sekarang, Zia juga sudah berkenalan dengan semua saudara barunya yang akan menjadi kakaknya ini.

Setelah itu, dirinya segera di tarik menuju sofa mini tempat biasa anak-anak ini berkumpul.

Jika hanya duduk biasa sambil berbicara dan saling mengenal Zia tidak akan sefrustasi ini.

Namun lihatlah?! Dirinya sudah seperti harta Karun yang tidak bisa di lepaskan. Kakak yang paling banyak tersenyum sedari tadi, Jordan! justru memeluk dirinya dengan sangat erat dari sisi sebelah kirinya.

Dan Aziel, kakak dinginnya yang sedari tadi irit bicara dan terkesan acuh. Juga memegang dengan erat tangan kanannya seolah-olah terdapat lem di sana, Sangat melekat.

Di permukaan, anak itu memang diam saja dan terlihat acuh, namun ekspresi dan tindakannya sangat bertolak belakang.

Dan, hahhhhhhh~ Kedua kakinya pun tak luput dari genggaman mereka. Lihat dua saudara yang duduk di lantai sambil memeluk erat kakinya dan saling beradu argumen itu.

"Lepaskan kaki adik ku. Kau dengar aku?" Ucap Samuel sambil mencoba melepaskan tangan Alex.

"Tidakkkk!!! Zia adik Alex bukan adik Sam. No!! Alex tak akan melepaskan Zia!" ucap Alex sambil memukul Samuel dengan gumpalan tangan berlemaknya. Namun tangan kirinya tak melepas pelukannya dari kaki Zia

"Ishhh, Kau?? Kakak Zia? Jangan mimpi! Alex, lihatlah wajahmu, kau itu tidak cocok menjadi seorang kakak..yah memang, hanya pria tampan sepertiku yang cocok menjadi kakak untuk Zia" ucap Samuel narsis sambil menyugar rambutnya kebelakang.

Alex yang mendengar itu menggertakan giginya. Ia marah!!! sungguh!! Memasang wajah marah dan Mata melotot, Alex memelototi Samuel, namun bukannya takut Samuel justru tertawa.

"Hahahahahah wajah imut seperti ini ingin menjadi kakak untuk Zia? Aku tak yakin kau mampu melindungi Zia" ledeknya kepada Alex.

Mata Alex berkaca-kaca ketika mendengarnya, sekuat tenaga ia menahan tangisnya agar tak keluar. Menurutnya pria gentle tak boleh menangis. Namun melihat Samuel yang tak henti- henti meledeknya. Membuat Alex tak mampu menahan tangisannya lagi.

"Huwaaaa hiks hiks~ Zia lihat!! Samuel jahat sekali kepada Alex. Cepat pukul Samuel huhu" tangis Alex sambil memeluk kaki Zia dan mengadu kepada Zia. Kedua tangan gempalnya menggenggam erat celana milik Zia sambil menangis.

"Lihat lihat!! Seperti ini ingin menjadi kakak Zia? Mana ada kakak yang meminta perlindungan dari adiknya" ledek Samuel lagi.

Samuel sebenarnya gemas sekali dengan Alex, terutama menggoda Alex terasa sangat menyenangkan. Memang sedari kecil, Samuel akan sering mengusili Alex karna hanya Alex yang mudah di usili seperti ini.

"Huwaaa Zia, hiks~ Samuel jahat sekali" tangisnya sambil memandang Zia dengan mata puppy nya dan bibir mengerucut lucu.

Zia yang melihat itu sungguh tak tahan. Ia gemas sekali!! Bagaimana bisa ada makhluk selucu ini??

Ziana Second Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang