Kini Zia duduk berhadapan dengan pria yang bernama Justin itu.Bukan hanya dirinya sebenarnya, namun ada Daddy dan juga kedua tangan kanannya.
Setelah mengamati dan mendengarkan seluruh cerita Daddynya, ia mengetahui jika Justin adalah salah satu tangan kanan Daddynya dan termasuk seorang peretas tingkat tinggi.
Sedari tadi dirinya masih tak percaya dan menatap heran sosok yang memeluk anak domba lucu itu.
Dibandingkan seorang peretas, ia akan lebih percaya jika Justin adalah penggembala ternak. Dilihat darimanapun, siapa yang akan percaya? seorang peretas hebat, namun berpenampilan seperti orang pedalaman yang terputus dari kemajuan zaman??
Hmmm. Tidak habis fikir Zia.
"Kau pasti tau apa yang terjadi selama kau pergi. Aku tak perlu menjelaskan lagi. Zero pasti telah menceritakan semuanya" ucap datar Zio sambil merangkul pundak putrinya posesif dengan kaki yang tersilang angkuh.
Justin hanya memeluk white sambil menunduk lesu, dirinya terlihat seperti anak kucing yang di marahi majikannya.
"Zio, aku menyesal pergi lama lama" ucapnya pelan dengan jari-jari yang memainkan Bulu anak dombanya.
Melihat Justin yang seperti itu, membuat zio tak tega berlaku kejam dan tegas, katakan ia lemah pada tangan kanannya yang satu ini.
Karna bagaimanapun, Justin bisa dibilang memiliki pemikiran yang berbeda dengan mereka semua bahkan Dunia yang berbeda. Bukan! Ia bukannya gila, hanya saja dunia Justin tak dapat di samakan dengan mereka semua.
"Seandainya aku tidak pergi, pasti semuanya akan tetap bahagia" ucapnya pelan. Justin terlihat merasa bersalah saat ini.
Jackson yang tak tega melihat teman lucunya itu bersedih, segera menghiburnya. Meskipun saat ini teman lucunya itu tidak ada lucu-lucunya.
"Semua sudah takdir, tidak ada yang bisa di salahkan Disini" ucapnya sambil merangkul temannya itu.
"Jackson benar, saat ini kau sudah kembali. Kau pasti tau apa yang harus kau lakukan saat ini. Pertama-tama bersihkan dulu seluruh tubuh dan wajahmu. Jangan sampai penampilan mu menakuti putriku" ucap zio santai.
"Ya!! Peri itu sangat lucu Zio" ucapnya sambil menunjuk Ziana dengan mata yang berbinar.
"Tentu!! Putriku adalah peri yang lucu.. seharusnya kau tidak perlu menjelajah dunia untuk mencari peri, karna putriku adalah peri yang sesungguhnya" ucapnya bangga
Justin hanya mengangguk semangat menyetujui ucapan Zio. Zero dan Jackson hanya tersenyum melihat mereka. Kembalinya Justin, pastinya akan semakin menambah suasana di mansion ini, hmmm atau tidak??
Sebenarnya Justin tau akan putri Leonzio dan Aleena, karna ia pergi pun sebelum satu tahun tragedi penculikan itu.
Namun, dirinya jarang melihat baby Ziana kecil, karna banyaknya tugas yang ia miliki, dirinya lebih sibuk dengan dunia pemrogramannya daripada keadaan sekitar. Dan juga sibuk dengan misi-misinya.
Terutama, Leonzio telah berkeluarga dan tinggal di mansion miliknya bersmaa Aleena, begitu-begitu juga Justin tau apa itu rasa sungkan, ia segan untuk masuk kemansion keluarga kecil itu, apalagi ia paham posisinya yang hanya bawahan Zio, menurutnya.
Terakhir ia melihat baby Ziana adalah ketika bayi itu berusia 7 bulan. Terlepas dari itu ia sibuk dengan dunianya sendiri. Hingga akhirnya pergi menjelajah dunia untuk mencari peri. Dirinya benar-benar abai akan sosok baby Ziana kecil yang lucu dan menggemaskan.
"Jadi paman Justin akan tinggal Disini Daddy?" Tanya Zia setelah memperhatikan pembicaraan mereka sedari tadi.
"Tidak tau, coba baby tanyakan" ucap Zio usil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ziana Second Life (END)
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca!! Xixixixi :3 Ziana, seorang anak yatim piatu yang seumur hidupnya di sibukkan hanya untuk mencari nafkah. memenuhi kebutuhan hidup dan makan sehari-hari. bukannya menghadap sang tuhan setelah tanpa sengaja terhantam ba...