20. Ingkar

115 7 3
                                    

Usahakan vote sebelum membaca

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Menggenggammu itu sulit, apalagi jalan untuk memilikimu terlalu rumit, namun untuk melepaskanmu kurasa itu terlalu sakit."

Raisfa Haifa Ifra


.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Ning Netta makan dulu ya."

Bujuk Husna untuk yang kesekian kalinya. Agnetta kembali menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Husna mengela nafasnya panjang karena sedari tadi tawarannya selalu di tolak.

"Kasihan nanti dedek nya kalau kelaparan."

Sahut Hasna membuat pandangan Agnetta dari pintu teralihkan ke arah gadis itu. Agnetta langsung mengelus perutnya halus seolah bertanya apakah benar janin di perutnya itu kelaparan.

Ada getaran kecil yang ia rasakan, ia pun mendongak menatap kedua netra sahabatnya.

"Makan ya Ning?"

"Aku nunggu Mas Abi."

"Kalau Ning Netta belum makan, terus Gus Izar kesini nanti orangnya marah lo."

Mereka memang memanggil Abizar dengan sebutan Izar, tak sopan sepertinya jika ia memanggil sebutan Gus nya itu dengan nama Abi, apalagi di depan istri Abizar sendiri. Mungkin cuma ada beberapa orang saja yang memanggilnya begitu, itupun karena mereka dekat dengan keluarga Abizar.

Gus Abi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang