26. Mencoba Akrab

95 8 0
                                    

Usahakan vote sebelum membaca

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Yang aku lakukan bukanlah dosa, tapi entah mengapa aku sangat menyesalinya."

Abizar Aifaz Fadgham

Langit menjingga di ujung barat, di hiasi oleh puluhan burung yang terbang menghampiri sinar mentari yang semakin redup di serang gelapnya malam.

Sayup sayup terdengar alunan suara merdu yang bersahut sahutan, membuat netra yang tadinya terpejam lantas terbuka perlahan.

Laki laki itu lantas berdiri, menyimpan kembali tasbih yang ia pegang di etalase kecil yang terletak persis di samping pintu yang terhubung langsung ke tempat wudhu. Ia lantas mengambil wudhu untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang hamba kepada Tuhannya.

Laki laki itu baru beranjak dari tempatnya kala ia telah selesai melaksanakan solat Isya'. Iya, selepas Ashar tadi dia belum pulang, ia memutuskan untuk berdiam diri di masjid pesantren.

Kakinya melangkah menuju rumah sang Ummi, ia menghela nafas pelan sebelum menekan gagang pintu agar terbuka.

"Abi."

"Astagfirullahalazdzim!."

A

bizar tampak terjingkat lantaran terkejut menerima tepukan serta panggilan dari arah belakang. Tak berbanding berbalik dengan Asyifa yang juga ikut terkejut karna respon Abizar yang sebegitunya, bahkan perempuan paruh baya itu sampai mengelus dadanya.

Gus Abi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang