Disuatu gudang peternakan kumuh yang sudah tidak berpenghuni, disitulah tempat Mayya dan Lyra diculik dan dikurung.
"Kita bisa jual mereka ke bajak laut!"
Ketiga pria itu sedang berbincang tentang penjualan manusia kepada bajak laut.
Lara dan Zena mendengar tentang itu kaget. "Apa yang harus kita lakukan?"
"Tunggu saja." jawab Lara.
Pria asing yang kemungkinan besar adalah boss mereka, akhirnya keluar meninggalkan kedua pria itu menjaga Mayya dan Lyra.
"Jaga kedua gadis itu, aku akan pergi sebentar."
Selagi ia berjalan, ia tidak melihat Lara dan Zena yang sedang menunduk di tong besar dekat jerami disitu.
Mereka keluar dari situ dan kembali mengintip. Kedua pria itu masih terus mengobrol.
"Hei Mayya lihat itukan Lara dan Zena, kenapa mereka bisa disini?"
"Iya. Apakah mereka akan membantu kita?"
"Kurasa begitu."
Kembali ke kedua gadis penari yang mengintip itu. "Apa yang harus kita lakukan Lara?" tanya Zena bingung.
Lara memikirkan sesuatu, dilihatnyalah botol kaca dekat situ. Ia pun berlari mengambilnya.
"Apa yang kau lakukan Lara?"
"Lihat saja nanti."
Lara menaruh botol itu di atas tong selagi kedua pria itu tidak melihatnya. Karena ia tidak yakin bisa memecahkan botol itu jadi ia memberi kode kepada Mayya.
Ia mengintip Mayya lagi dengan memberi kode tangan seperti menembak katapel, ia juga menunjuk ke botol kaca yang jauh dari situ.
"Apa maksudnya?" tanya Lyra bingung.
"Ia ingin kita mengalihkan perhatian dengan menembak botol kaca itu." Mayya mengecek tasnya untung saja dia membawa katapel dan batunya kemana-mana.
Ia menunggu momen yang pas, saat penjaga yang kesatu mulai tertidur pulas dan yang satunya melihat kearah lain. Mayya pun membidik dengan fokus penuh ke arah botol kaca itu.
Dilepaskannyalah tangannya dan cling... bunyi botol kaca itu pecah. Penjaga yang masih menjaga itu berdiri dan berjalan menuju arah suara itu berasal.
Ketika ia pergi, Lara dan Zena pun berlari endap-endap ingin membuka pintu kurungan besi mereka.
"Oh tidak pintunya terkunci!" ucap Lara panik.
Zena juga panik, namun akhirnya Zena melihat kunci berada di kantong penjaga yang tertidur itu.
Zena menjinjitkan kakinya berjalan maju menuju pria yang sedang tertidur itu.Diambilnyalah kunci itu pelan dan ia kembali untuk membuka pintu kurungan tersebut. Mayya dan Lyra berjalan pelan keluar sementara penjaga yang satunya masih mengamat-amati botol pecah itu.
Namun ketika mereka sudah mulai berjalan meloloskan diri, Lyra terdiam melihat penjaga itu.
Mayya merasa ada yang kurang, ia membalikkan kepalanya. "Apa yang kamu lakukan Lyra, ayo pergi."
Karena suara langkah mereka makin besar membuat penjaga yang tadi mengecek membalikkan kepalanya melihat mereka.
"Hei, mau kemana kalian!" ucapnya sembari berjalan maju.
Lyra menghiraukan perkataannya, ia pun berdiri dari situ dan mulai berlari kencang mendorong penjaga yang sedang berjalan karena melihat mereka. Saking kuatnya dorongan Lyra, penjaga itu sampai jatuh ke tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYYA
FantasyPetualangan gadis delapan belas tahun dari desa Celestria bernama Mayya dalam mengejar impiannya ke festival tarian desa Chuza bersama sahabatnya Lyra. Akankah impiannya tercapai? --- Jangan lupa vote, follow dan komen ya biar aku bisa buat cerita i...