Chapter 2: Celestria Village

187 82 33
                                    

"Bawa semuanya!"

Itulah perintah Eldoria kepadanya anak kesayangan satu-satunya Mayya. Mayya mengambil semua gandum yang sudah diolah ibunya untuk siap dijual di pasar.

Mereka berdua pun berjalan menuju pasar dimana Mayya yang mengangkat seember penuh gandum itu.

Sambil berjalan Mayya ingin mengungkapkan keinginannya, "Ibu, aku mau ngomong sesuatu."

Mayya masih gugup ingin menceritakan keinginannya pergi ke desa Chuza yang indah itu bersama Lyra.

"Katakanlah, asal jangan buat ibu dan ayah pusing haha," canda ibunya namun perkataan itu makin membuat Mayya gugup untuk mengatakannya.

"Eh nanti saja ya bu, kita sudah hampir sampai. Lihat, ramai!" tunjuk Mayya ke pasar itu.

Sampailah mereka di pasar di desa tempat mereka tinggal yaitu desa Celestria, suasana pasar di musim baru ini dapat dibilang ramai. Banyak orang berjualan, bercengkerama, dan saling tawar-menawar.

Eldoria ibunya membawa Mayya ke tempat kedai kosong dimana ibunya biasanya berjualan disitu. Mayya menaruh semua gandum dan bersiap untuk berjualan.

Tidak lama kemudian, beberapa pembeli sudah datang membeli gandum miliknya untuk dijadikan bahan makanan. Eldoria sangat senang, ia menimbang-nimbang jualannya lalu memberikannya kepada pembeli dengan senyuman.

Selang beberapa menit, tiba-tiba ada gadis dengan tas ransel berlari terengah-engah ke tempat jualan Mayya dan ibunya. "Mayya!"

"Ada apa?! Lyra?" ya gadis itu tidak lain dan tidak bukan adalah sahabatnya Lyra, ia mendatangi Mayya namun ketika tiba di depan Mayya ia masih memperbaiki nafasnya tenang.

"Ada apa Lyra sampai terengah-engah gitu?" tanya Mayya sembari menatap penasaran kepada Lyra.

"Buah itu muncul lagi, ayo kita ambil!" jawabnya dengan senyuman lebar namun dengan nafas cepat.

"Buah apa?"

"Nanti aku cerita, ayo ikut aku," kata Lyra memaksa sembari menarik tangan Mayya.

Lyra membawa Mayya berjalan cepat hingga beberapa meter, namun Mayya teringat sesuatu.

"Aku belum pamit sama ibuku Lyra."

"Oh iya."

"Ibu aku pergi sama Lyra dulu ya." teriak Mayya dibalas dengan anggukan si ibu "iya hati-hati!"

Mendengar jawaban ibu Mayya membuat keduanya senang, mereka berlari menuju sebuah hutan dekat pasar.

Langkah mereka pun terhenti, "dimana kita?"

"Selamat datang di hutan desa Celestria, hutan ini banyak misterinya loh," jawab Lyra dengan suara lantang namun beralih suara pelan.

"Ikut aku," Lyra sekali lagi menarik tangan Mayya. Mereka berjalan kaki ke tempat buah yang diinginkan Lyra itu.

Sesampainya disana Mayya tercengang karena lokasinya di tengah hutan yang sangat indah dan hijau, banyak buah-buahan cantik dan hewan-hewan langka.

"Lihat itu," tunjuk Lyra ke atas pohon berdaun kuning dengan buah berwarna pink cantik itu.

"Kenapa dengan buah itu?" tanya Mayya kembali sambil menatap Lyra penasaran.

"Itu buah Celestria, nama desa kita diambil dari nama buah itu. Buah itu sangat langka tumbuhnya setahun sekali, dan kita beruntung mengambilnya deluan."

"Kamu bawa katapel kan? Tembaklah, rasanya manis loh!" sambung Lyra.

Mayya hanya mengangguk bingung kenapa Lyra tahu semua itu, ia pun mulai mengeluarkan katapel dari tasnya. Ia membidik fokus ke arah buah itu, "Bersiap dan tangkap ya!"

MAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang