Chapter 4: Extreme Slingshot

140 61 21
                                    

"Itu jalan keluarnya!" tunjuk Lyra sambil mengarahkan senter kearah luar gua itu tetapi mereka masih panik karena banyaknya serigala masih mengejar mereka di belakang.

"Ayo terus berlari!" teriak Mayya melanjutkan pelariannya bersama Lyra.

Namun ketika mereka berlari dan sudah hampir sangat jauh dari gua itu, banyaknya serigala tadi berhenti di jalan masuk gua dan hanya melihat kedua gadis itu.

Semua serigala itupun kembali masuk ke dalam gua itu. Kedua gadis itu menatap mereka dengan kebingungan.

"Mereka sudah pergi," ucap Lyra sambil bernafas kencang akibat berlari.

Keduanya pun duduk di batu besar sebentar karena capek dikejar banyaknya serigala.

"Kau tak apa, Mayya?" tanya Lyra.

"Tidak apa-apa, bagaimana denganmu, Lyra?" tanya Mayya balik.

"Aku juga tidak apa-apa, yang penting kita tidak menjadi makanan bagi mereka." Mayya hanya mengangguk.

Keduanya kembali berdiri lagi untuk mencari jalan keluar dari hutan ini di tengahnya malam.

Lyra menyusuri beberapa jalan menggunakan senternya diikuti Mayya dari belakangnya.

"Lihat ada cahaya!" tunjuk Lyra setelah melihat cahaya di balik pohon tinggi.

"Ayo kita kesana, itu pasti jalan keluar kita." Kedua gadis ini pun berjalan maju menuju cahaya itu, dan benar itu merupakan jalan keluar menembus pasar desa Celestria.

Keduanya melihat pemandangan yaitu pasar yang sebelumnya mereka pergi terlihat ramai namun sekarang sepi seperti mereka di kota mati karena gelapnya malam. Hanya beberapa lampu saja yang menyala remang-remang di sekitar pasar.

Lyra mematikan senternya dan memasukkannya kembali ke tasnya. Keduanya berjalan kembali menelusuri pasar yang sudah tidak ada orang karena gelapnya malam.

"Ini cukup seram Lyra."

"Aku tahu Mayya, kita harus tetap berjalan."

Perjalanan mereka belum berakhir karena mereka masih berada di tengah pasar yang mereka bingung jalan keluarnya kembali ke desa.

Saat mereka melangkah maju, tiba-tiba bunyi seperti tong jatuh ke tanah membuat Mayya dan Lyra berjaga-jaga.

"Siapa di..."

"Shtt.. jangan bicara," potong Lyra menutup mulut Mayya.

Mayya mengangguk, ia juga mulai berjaga-jaga mengeluarkan katapel dan beberapa batu di tangannya.

"Sepertinya ada seseorang selain kita disini," kata Mayya dengan waspadanya.

Seperti suara langkah kaki sekelompok manusia membuat Mayya dan Lyra makin panik.

"Mayya tahan."

"Tahan."

Ketika muncul beberapa orang di hadapan mereka, Lyra kaget dengan penampakan tersebut. Ia pun berteriak keras "tembak Mayya!"

Mayya kaget juga dengan teriakan Lyra secara tiba-tiba, jadi Mayya melepaskan begitu saja tembakannya tanpa melihat targetnya.

Plakkk.. tembakan Mayya meleset terkena papan jualan di situ hampir mengenai orang-orang itu.

Ternyata setelah mereka berdiri di dekat cahaya, itu adalah orang tua dari Mayya dan Lyra yang sedang mencari mereka.

"Ibu, ayah! Kenapa kalian disitu," sahut Lyra dan Mayya kompak kemudian mereka memeluk kedua orang tua mereka.

"Kalian dari mana saja?" tanya Eldoria.

"Kami hanya berjalan-jalan di hutan karena buah Celestria sudah berbuah. Namun kami tersesat tidak tahu jalan pulang," jelas Mayya dengan singkat.

MAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang