0.3 Rain

62 38 32
                                    


Jangan lupa buat vote + komen ya!


~Happy Reading~

Bukankah hari minggu merupakan hari dimana kita menghabiskan waktu untuk bersenang-senang? Tapi tidak dengan hari ini, hujan turun sangat lebat.

Sedari tadi pagi hingga siang, hujan tidak kunjung reda juga. Niat Aleisa yang akan pergi keluar rumah pun harus tertunda karena hujan yang tidak kunjung berhenti ini.

"Aleisa, daripada duduk nungguin hujan kayak gitu. Mending kamu bantuin Ibu di dapur." Ibu tiba-tiba datang dengan membawa mixer ditangan kanannya.

"Ini hujan nya beneran ga berhenti ya? Alei ga suka hujan Bu." ujar Aleisa tak bersemangat.

"Minggu ini kamu berarti harus bantuin Ibu bikin kue, keluarnya minggu depan aja." Ibu seperti sedang membujukku untuk membantunya di dapur.

"Iyaa Ibu, ini Alei mau bantu kok." Aku pun berdiri dan mengikuti langkah Ibu untuk menuju dapur.

"Alei bantu apa dong ini?" tanyaku bingung, masa cuma bantu ngeliatin doang.

"Kamu tolong ambilin tepung, telur, sama gula diatas meja." jawab Ibu yang masih sibuk dengan mixer ditangannya.

Aku pun berjalan ke meja yang ditunjuk Ibu, namun disana hanya ada tepung dan telur saja, tidak ada gula.

"Ibu! ini kok gula nya ga ada?" tanyaku sedikit berteriak agar Ibu bisa mendengar suaraku.

"Ada kok, perasaan kemarin Ibu taruh disitu." balas Ibu.

"Ga ada ini gulanya bu, udah aku cek." ucapku sambil menghampiri Ibu.

"Berarti habis, tolong kamu beliin di toko depan ya Lei, uang nya diatas meja."

Aku pun mengambil uang di atas meja, dan berjalan keluar. Sepertinya hujan sudah agak reda, hanya gerimis saja. Aku pun mengambil payung agar baju ku tidak basah terkena air hujan.

Hingga sampai di depan toko, aku melihat motor yang tak asing dari penglihatanku. Aku ingat! Ini motor Djavier. Motor ini sama persis dengan motor yang ada di foto kala itu.

Aku pun berpikir, jika ini memang benar motor Djavier seharusnya dia berada di sekitar sini.

Tak mau memikirkan itu, aku pun masuk ke dalam toko untuk membeli gula yang Ibu perintahkan.

Setelah mengambil gula, aku berjalan ke arah kasir. Rupannya disini tidak ada Djavier, padahal aku sudah berkeliling di toko ini. Selepas membayar aku pun bergegas keluar dari toko itu.

"Aleisa!" Langkah ku untuk pulang pun terhenti karena suara seseorang yang memanggil namaku.

Aku pun menoleh. Lalu melihat laki-laki yang sedang duduk di depan toko dengan melambai ke arah ku.

"Kak? Ada apa?" benar dugaanku, motor yang aku lihat tadi adalah motor milik Djavier.

"Kamu ngapain disini?" dia malah menanyai balik kepadaku.

"Beli gula, kakak ngapain disini?"

"Mampir beli minum." ucap nya sambil mengangkat minum yang di beli nya.

Aku berniat untuk membuka payung dan pulang. Tapi sialnya hujan malah turun sangat deras, memakai payung pun bajuku akan tetap basah.

"Duduk sini dulu, hujan deras Saa." ucap Djavier yang tiba-tiba menggeser satu kursi di sebelahnya.

"Gue kalo jadi lo, gue bakal nerobos pulang dan main hujan di jalan." Lelaki itu tiba-tiba berucap.

"Kenapa gitu? Apa ga demam nanti?"

Senja dan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang