0.5 Something

41 20 26
                                    


Jangan lupa buat vote dan komen ya!

~Happy Reading~

Tok tok tok!

"Iya! Sebentar." Sahut seorang wanita dari dalam rumah.

"Nyari siapa ya?" Tanya wanita itu setelah membuka pintu.

"Aleisa nya ada tante?" Balas seorang laki-laki yang memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Oh Aleisa, ada. Ayo masuk dulu!"

Laki-laki itu mengikuti langkah wanita yang kini mempersilahkan duduk di ruang tamu.

"Kamu tunggu disini dulu ya, Ibu mau panggilin Aleisa."

Laki-laki itu mengangguk mengiyakan ucapan wanita itu. Jika dilihat wanita itu sepertinya Ibu Aleisa. Pantas saja Aleisa cantik, nurun dari Ibunya ternyata.

Tak berselang lama, wanita tua cantik itu kembali lagi dengan membawa secangkir coklat panas.

"Ini ada coklat panas diminum ya, diluar kayaknya mau hujan jadi Ibu bikinin yang panas. Aleisa bentar lagi turun." Ucap wanita itu sembari menaruh cangkir berwarna putih itu dimeja.

"Terima kasih banyak tante, maaf ngerepotin."

"Aduhh, kok manggil tante sih. Panggil Ibu aja biar sama kayak Alei." Balasnya sambil tersenyum.

"Eh iya Bu." Laki-laki itu agak canggung menyebut Ibu Aleisa dengan sebutan Ibu juga.

"Kamu temen nya Alei ya? Satu kelas?"

"Engga tante- eh Ibu, Aleisa adik kelas saya." balasnya.

"Udah dari tadi Kak?" Suara gadis yang sedang menuruni tangga mengalihkan atensi mereka.

Laki-laki itu tersenyum saat melihat gadis yang ditunggu nya menuruni tangga. Ia sungguh canggung berbicara dengan Ibu gadis itu. Terselamatkan juga, batinnya.

"Lama banget turunnya, Ibu tinggal dulu ya ke belakang." Ibu menyahuti ucapan Aleisa.

Ibu menepuk bahuku, "Aleisa udah turun, Ibu kebelakang dulu ya."

"Iya bu, terimakasih juga coklat panasnya." Ucapku tersenyum.

"Kak Djavier, ayo kita langsung ke perpus." Ucap Aleisa yang membuat lelaki itu mengalihkan pandangnnya.

Ia mengikuti langkah gadis itu menaiki tangga.

"Eh tunggu dulu Sa." Lelaki itu berbalik dan berlari mengambil secangkir coklat panas yang tertinggal dimeja.

"Hehehe, sayang banget belum diminum." Ucapnya sambil mengangkat cangkir yang dibawanya.

Aleisa hanya terkekeh pelan melihat tingkah Djavier.

-0-0-0-

Hari ini Djavier berniat ingin meminjam buku kepada Aleisa. Gadis itu berkata jika dirinya memiliki banyak buku dirumah.

Hubungan nya pun mulai akrab dan tidak secanggung seperti pertama kali bertemu.

Kini dirinya mengikuti langkah gadis itu menuju pintu yang bercat hitam dengan tulisan diatas pintu "Perpustakaan".

Saat memasuki pintu tersebut, dia melihat tak percaya dengan banyaknya buku di rak. Yang Ia pikir gadis itu hanya memiliki beberapa buku saja.

"Ini serius rumah Lo ada beginian? Ini mah gue kesini tiap hari juga mau." Ucapnya meletakan cangkirnya diatas meja.

Aleisa hanya memutar matanya malas.

"Katanya mau cari buku, sana gih cari." Ucap gadis itu menyuruhnya.

Senja dan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang