Part 1 : KEHANGATAN YANG BIASA

11 4 0
                                    

WARNING! : Dimohon untuk tidak melakukan copy atau plagiat untuk menjaga karya asli milik penulis.


Angin di sore hari berhembus kencang masuk melalui jendela kaca yang terbuka lebar, dengan cepat menerbangkan beberapa kertas di atas meja serta menggerakkan kalender yang dipajang, tercantum tanggal 21 Oktober 2012.
Seorang gadis kecil berusia 5 tahun terlihat sedang duduk manis di kursi kayu dengan buku di tangannya. Seakan memahami betul apa yang tertulis di buku itu, ia nampak fokus membaca hingga membuat wajah mungilnya tertutup buku yang besar.
Di sampingnya, seorang wanita anggun sedang duduk dan memainkan biola dengan begitu merdu. Alunan melodi indah memenuhi seisi ruangan, dibalut dengan cahaya senja yang memantulkan kilauan.

Gadis kecil yang semula duduk akhirnya turun dari kursi dan menghampiri wanita itu dengan buku yang ia genggam. Jari-jari mungilnya menepuk lutut yang tertutup oleh dress berwarna kuning milik sang wanita.

"Ibu, aku tidak mengerti baris yang ini." Gadis kecil itu menunjuk salah satu baris pada buku yang ia baca.

Wanita yang ia panggil ibu segera menghentikan permainan biolanya dan mengamati buku itu. Dengan senyuman hangat ia menjelaskan maksud dari paragraf yang sewajarnya rumit untuk anak berusia 5 tahun.

"Kamu tidak perlu terlalu cepat mengerti banyak hal, Lizy." Sambungnya sambil mengangkat gadis kecil itu ke pangkuan sebelum ia melanjutkan ucapannya.

"Ibu ingat sejak kamu kecil, ibu selalu membacakan buku ini berkali-kali, apa kamu tidak bosan?"

Gadis kecil bernama Lizy itu menggeleng, kemudian menjawab dengan intonasi suaranya yang datar.

"Aku selalu suka cerita ini, penulisannya sangat pandai membuat novel."

Wanita itu tersenyum kemudian membalas, "Lizy anak yang pintar seperti ayah, ya."

****

Lizy Selwyn adalah seorang gadis cantik yang lahir di London pada 27 Oktober tahun 2007. Ibunya bernama Hana Smith dan ayahnya Holan Selwyn. Lizy tinggal bersama kedua orang tuanya di perumahan yang terletak di pusat kota.
Ibunya adalah seorang musisi klasik dan ayahnya seorang pereka cipta yang jenius, di usia muda Holan Selwyn telah menghasilkan berbagai penemuan yang dapat membantu manusia, ia menjualnya pada investor dan meraih keuntungan yang begitu banyak, ia diundang ke berbagai stasiun televisi dan wajahnya ada di surat kabar. Holan Selwyn merupakan siswa termuda yang menyelesaikan studinya pada saat ia bersekolah.
Tahun 2006 tepatnya pada usianya yang masih terbilang muda yaitu 19 tahun, ia menikahi Hana Smith dan memulai kehidupan yang bahagia. Setelah kelahiran putri pertamanya, karirnya semakin cemerlang, tahun 2005 hingga tahun 2012 adalah puncak dari karirnya.

Berbeda dengan sang ibu, Hana Smith yang memiliki mata hijau zamrud dan rambut brunette, Lizy Selwyn terlihat begitu mirip dengan sang ayah, rambut merah bergelombang dan mata berwarna amber sampai dengan lesung pipi ketika ia tersenyum. Sama seperti fisik yang mirip dengan sang ayah, Lizy memiliki kecerdasan yang tinggi, di usia empat tahun ia dapat membaca dengan lancar dan di usia 5 tahun ia dapat memahami isi dari buku yang ia baca.

Ia begitu menyukai buku-buku cerita yang cukup berat, bukan seperti anak-anak pada usianya yang menyukai buku cerita bergambar, Lizy lebih menyukai novel fiksi yang tebal. Pertama kali ia menyukai novel adalah ketika sang ibu membacakannya sebuah novel fiksi milik salah seorang penulis terkenal di Inggris tentang dunia sihir dan buku itu menjadi buku favorit Lizy sejak umurnya 3 tahun.

Malam ini, Lizy dan ibunya memutuskan untuk menonton film live acton dari buku favorit Lizy. Mereka hanya berdua karena sang ayah yang masih memiliki pekerjaan dan harus tetap tinggal sampai besok.

"Ibu, aku suka pemeran antagonis itu." Lizy menunjuk seorang anak laki-laki berambut pirang platinum dengan mata biru.

"Hm? Kenapa tidak suka karakter utamanya?"

Lizy menatap ibunya sesaat sebelum kembali menjawab. "Aku suka karakter utamanya di buku. Tapi di film, akting pemeran antagonis lebih baik."

Hana Smith hanya mengangguk dan tersenyum mendengar jawaban putri kecilnya.
Namun ternyata, sejak hari itu Lizy jadi menyukai aktor dari pemeran antagonis itu. Brian Evans, seorang aktor berkebangsaan Inggris yang multitalent, ia musisi, aktor, pandai melukis, pandai dalam olahraga hingga menulis buku. Lizy yang cerdas tentu menyukai Brian Evans yang begitu pandai dalam banyak hal, tak butuh waktu lama untuk gadis kecil itu menjadi penggemarnya.

****

15 November 2012, Holan Selwyn pulang ke rumahnya dengan senyuman lebar. Sesampainya di ruang tamu, ia segera memeluk putrinya dan menunjukkan sebuah foto. Holan Selwyn berfoto dengan seorang pria berambut pirang platinum dan bermata biru laut. Lizy dengan cepat menyadari siapa yang ada di samping ayahnya.

"Bagaimana ayah bisa berfoto dengan Brian Evans?" Lizy menatap ayahnya dengan wajah terkejut.

"Dia salah satu orang yang datang ke acara ayah hari ini, dia membeli alat baru yang ayah pasarkan, jadi kami berfoto bersama." Holan tersenyum kecil, ia tahu bahwa putrinya merupakan penggemar dari Brian Evans.

Lizy kembali menatap foto itu, Brian Evans terlihat seumuran dengan ayahnya, tapi tentu saja Brian Evans terlihat lebih rapi dan muda dibandingkan ayahnya yang tidak memperhatikan penampilan dan rambut merahnya yang acak-acakan.
Ia jadi menyadari perbedaan Brian Evans sekarang dengan yang ia lihat di film adaptasi novel kesukaannya. Di film, Brian Evans terlihat masih berusia belasan tahun.

Seminggu berlalu dengan baik-baik saja, ketika Holan Selwyn kembali pulang dengan raut wajah gembira dan senyuman lebar dihiasi kedua lesung pipinya. Lizy yang sedang duduk di meja makan dengan buku di tangannya sedikit keheranan dengan penemuan apa lagi yang ayahnya dapatkan. Sang ibu, Hana Smith yang nampaknya sudah terbiasa dengan tingkah suaminya, hanya tersenyum sambil tetap menyiapkan makan malam.

"Lizy, ayah mendapatkan penemuan yang bagus!"

Lizy hanya menatap dalam diam, berpikir sebagus apa penemuan ayahnya kali ini. Mengingat beberapa hari lalu ayahnya pulang setelah memancing dan membawa payung yang ia sambungkan dengan pendeteksi gelombang air dan hanya digunakan untuk memancing ikan.

Holan Selwyn mengeluarkan sesuatu dari tasnya, sebuah buku berwarna coklat yang terlihat tua dan berdebu, jelas ini bukan buku ensiklopedia atau novel.

"Apa itu?" Akhirnya Lizy bertanya dengan penuh penasaran.

"Ini buku yang membahas tentang time travel, tahap dan berbagai hal yang berkaitan!"

Lizy menautkan kedua alisnya, tidak yakin dengan apa yang ayahnya katakan. "Bukankah hal semacam itu tidak ada?" Ujarnya lagi.

"Ya, kamu harus membaca buku ini untuk mengetahuinya, sekarang ayah percaya bahwa hal semacam itu benar-benar ada."

Lizy kembali menatap ayahnya, apakah sekarang karir ayahnya akan meredup karena dia mulai gila?
Topik berganti ketika Hana Smith datang dengan makan malam di tangannya.
Tawa dan canda terdengar memenuhi ruangan, kehangatan yang terasa sama setiap harinya tanpa mereka sadari akan menjadi sesuatu yang mereka rindukan seumur hidup.

~To be continue~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Like Father Like Daughter (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang