THE PREQUEL OF DRESS - YOU BELONG WITH ME

112 19 1
                                    

Disaat langit tak berhenti meratapi nasibnya yang kelam setiap musim, bulan yang malu dan memilih bersembunyi dibalik awan hitam, dan angin yang bersahabat dengan dinginnya malam, Kyungsoo duduk diam menikmati kecanggungan yang membosankan. Buku yang penuh dengan tulisan tangannya yang sedari tadi masih setia duduk rapi di atas meja belajarnya yang sengaja diambil dari pinggir jalan karena tuannya susah tak menginginkannya lagi. Kaca jendela yang mengembun juga menambah suasana kelam dalam diri Kyungsoo, seorang perantau dari tempat yang jauh yang hanya tinggal seorang diri tanpa siapapun.

Tinggal di sebuah apartemen studio yang hanya cukup untuk diisi oleh beberapa perabot membuat Kyungsoo merasa hidupnya sangat damai. Sebagai tipikal orang yang tidak pandai bergaul, Kyungsoo menyukai keheningan atau suara alunan musik yang bisa ia nikmati sendiri daripada harus berada di tengah keramaian tak berujung yang hanya membuatnya semakin pusing. Keberuntungan Kyungsoo sepertinya sudah habis ketika dipertemukan dengan seorang Park Chanyeol, sahabat sekaligus satu-satunya orang yang sangat Kyungsoo butuhkan. Hanya saja, Chanyeol tidak begitu bergantung pada Kyungsoo karena seorang perempuan yang dikenalnya melalui media sosial.

Segala macam pemikirannya dibuyarkan oleh ketukan di pintu apartemennya. Baru saja singgah di pikiran Kyungsoo untuk sementara, Chanyeol datang dalam keadaan basah kuyup. Rambutnya meneteskan bulir-bulir air hujan yang membuatnya tampak menyedihkan. Kyungsoo yang merasa ada yang salah dengan Chanyeol langsung mengambilkan handuk dan menyiapkan air panas untuknya agar tidak dengan cepat terserang flu. Tidak ada penghangat ruangan di tempat tinggal Kyungsoo, hanya ada selimut tebal yang biasa Kyungsoo gunakan untuk tidur namun untuk kali ini Kyungsoo akan mengorbankannya demi kehangatan tubuh Chanyeol. Kyungsoo tidak bertanya apapun dan membiarkan sahabatnya itu untuk menenangkan diri.

Chanyeol sudah jauh lebih tenang dan sudah selesai mandi dengan air hangat, ia duduk di atas tempat tidur, berhadapan langsung dengan Kyungsoo sambil memegang secangkir teh hangat yang sudah disiapkan Kyungsoo untuknya. Sebagai informasi kecil bahwa Chanyeol sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian Chanyeol yang memang dengan sengaja ditinggal untuk berjaga-jaga jika dirinya akan menginap. "Masalah besar apa yang harus kau hadapi sampai-sampai membuatmu begini?"

"Hubunganku dengannya baru saja berakhir." Jawab Chanyeol sebelum menyeruput sedikit teh di genggamannya.

Entah harus bersedih atau merayakan kemenangannya, Kyungsoo bingung harus bertindak seperti apa. Tidak mungkin dirinya harus kegirangan sedangkan Chanyeol sedang berduka atas nasibnya yang malang. "Lalu?"

"Aku merasa sedih. Hibur aku." Pinta Chanyeol yang membuat Kyungsoo heran karena bingung.

"Aku harus berbuat apa? Memakai kostum badut dan bernyanyi untukmu? Atau bermain permainan papan? Atau apa?" Tanya Kyungsoo yang sama sekali tidak tahu harus berbuat apa.

"Aku tidak ingin dihibur dengan hal konyol semacam itu. Begini saja, aku akan memberi pernyataan dan kau beri tanggapan. Bagaimana?" Tawar Chanyeol.

"Baiklah. Kau bisa mulai."

"Oke. Pernyataan yang pertama, selera musikku tidak cocok dengannya."

"Hal semacam itu lumrah terjadi."

"Dia tidak pernah tertawa mendengar lelucon dariku."

"Selera humornya buruk."

"Dia tidak mengizinkanku bercerita tentangmu."

"Apa-apaan?! Maksudku, kenapa? Cepat katakan padaku apa alasan dia berpikir seperti itu." Kyungsoo yang agak sedikit kesal memaksa Chanyeol untuk memberinya jawaban.

"Dia cemburu padamu. Katanya, aku jauh lebih peduli padamu dibandingkan aku peduli dengannya." Jelas Chanyeol. Kyungsoo tidak tahu harus berkata apapun lagi.

LITTLE THINGS THEY DO - SHORT STORY COMPILATION OF CHANSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang