"Satu roti lapis makarel dan satu es americano. Atas nama siapa?" Tanya pria dengan celemek biru yang terikat kuat di pinggangnya, siap menuliskan sebuah nama pada sebuah gelas plastik bening menggunakan spidol berwarna hitam.
"Do Kyungsoo." Balasnya singkat.
"Baiklah. Silakan menunggu di bangku yang tersedia. Terima kasih. Selanjutnya!"
Dengan kemeja tipis bermotif kotak-kotak dan jeans pensil yang mencengkram kuat kedua kakinya, Kyungsoo berjalan menuju sebuah bangku kosong di dekat jendela. Kacamata yang duduk dengan tenang di jembatan hidungnya dipaksa untuk ikut menyaksikan ribuan kata yang tertulis rapi pada sebuah artikel di ponselnya. Kegiatan ini membosankan tapi bagi Kyungsoo, ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan bagaimana Kyungsoo berhasil menunggu ketidakpastian akan kembalinya seseorang dalam hidupnya.
"Pesanan atas nama Do Kyungsoo!" Panggil barista yang menyiapkan makanan dan minumannya, sekitar sepuluh menit kemudian.
Kyungsoo beranjak, mengambil pesanannya dan segera pergi meninggalkan keramaian khas kafe di pagi hari. Hari ini adalah hari yang kesekian ribu dirinya bekerja untuk sebuah perusahaan teknologi dan hari ini juga dirinya berulang tahun yang ke 32. Tidak akan ada yang mengingat bahkan ibunya sendiri yang hanya sibuk memikirkan bagaimana caranya untuk mencari seseorang yang bisa menggantikan posisi suaminya yang meninggalkannya tiga bulan sebelum kelahiran Kyungsoo. Ia muak dan merasa jijik tapi tidak ada yang bisa dilakukannya selain memaklumi perilaku ibunya yang tidak wajar itu. Keputusannya untuk pergi merantau ke tempat yang jauh dianggap sebagai keputusan yang tepat.
Meja kerjanya sudah penuh dengan tumpukan kertas sebelum dirinya datang, mungkin setinggi 30 centimeter. Yang pasti, tidak akan ada yang menyenangkan dibalik tumpukan itu. Hari ini akan menjadi hari yang berat baginya dan setiap hari akan terasa seperti itu. Mendengar beberapa rekan kerjanya masih sibuk bergosip tentang seorang karyawan yang dituduh menjadi simpanan salah satu direksi, Kyungsoo semakin kencang menekan setiap tombol pada papan kunci komputernya, mencoba mendistraksi segala kata-kata tak pantas yang keluar dari mulut mereka.
"Apakah kalian sudah mendengar rumor tentang kepala divisi yang baru? Dia akan mulai bekerja hari ini." Kata Miseok, seniornya di kantor.
"Jadi rumor tentang kepala divisi yang lama adalah benar?"
Ocehan-ocehan yang dilontarkan membuat Kyungsoo agak terganggu. Dia butuh konsentrasi penuh untuk menyelesaikan pekerjaannya sebelum petang. Dia tidak mau berakhir lembur seorang diri lagi.
"Baiklah semuanya mohon perhatian!" Kata kepala personalia, Kim Junmyeon. "Seperti yang sudah diumumkan sebelumnya bahwa divisi pengembangan akan kedatangan kepala divisi yang baru mulai hari ini. Saranku, bersikaplah baik padanya. Nah, itu dia!"
Kyungsoo hanya memperhatikan dari kejauhan, tidak terlalu penasaran dengan perawakan atasannya yang baru. Hidupnya sudah cukup rumit untuk dijalankan seorang diri, tidak ada waktu untuk memberi penilaian terhadap orang lain. Namun, ketika semuanya menunduk, tergambar jelas siapa sosok yang sedang berdiri disana, dibalut kemeja putih dan jas hitam dengan aksen dasi berwarna biru tua itu. Tatapan keduanya bertemu, saling mengisyaratkan rimdu yang begitu dalam.
Semua memperhatikan keduanya heran, ada yang tidak biasa dengan situasi ini. Saat akan menyapa, lidah keduanya kelu. Tidak ada yang mampu diucapkan. Terima kasih kepada Kim Daerinim yang berhasil mendistraksi keintiman keduanya.
Tidak ada yang mampu memusatkan dirinya pada pekerjaan. Ada rasa ingin menyingkirkan seluruh isi dunia dan hanya ingin memeluknya saja. Untung saja saat istirahat makan siang, ruangan yang luas itu hanya menyisakan keduanya. Belum ada yang berani untuk menghampiri. Keduanya masih terpaku tanpa mengalihkan pandangan dari mata satu sama lain. Tendensi untuk menarik Do Kyungsoo kedalam pelukannya sangat besar dan percayalah, sampai kapanpun dirinya tidak akan melepaskan tangan itu.
"Sudah delapan tahun." Kyungsoo membuka pembicaraan.
"Ya, aku tahu itu."
"Aku menunggumu kembali."
"Aku juga tahu itu."
"Aku baik-baik saja. Tidak! Aku baru saja berbohong. Aku sungguh tidak baik-baik saja." Ujar Kyungsoo dengan tangis yang sudah pecah.
"Maafkan aku."
"Tidak ada yang perlu dimaafkan. Aku tahu dari semua keputusan yang kau lakukan, sebagian besar bukan keputusanmu sendiri."
Diam. Hening. Bahkan suara hembusan pendingin ruangan terdengar jelas. Meski begitu, udara dingin terasa hangat bagi keduanya. Ada sesuatu yang membara dalam diri masih-masing. Tak berselang lama, pria itu membuka suaranya dan mengatakan sesuatu yang memang diharapkan Kyungsoo sejak lama, "Mari bertemu sepulang kerja nanti. Aku merindukanmu."
*****
Di sebuah ruangan berwarna hangat itu menjadi saksi bisu kerinduan yang tidak pernah bisa diungkapkan selama delapan tahun lamanya. Tubuh keduanya terlapisi keringat yang dihasilkan dari pemaduan cinta dan rindu dari keduanya. Kini Kyungsoo berada dalam rengkuhan pria yang kini menjadi atasannya itu. Senyum yang terukir pada masing-masing muka mengisyaratkan kebahagiaan yang tak terbendung oleh apapun.
"Tidak ada Do Kyungsoo di Sidney." Ujarnya.
"Tentu saja. Aku hanya satu-satunya dan aku tinggal di Seoul. Jangan mengada-ada, Park Chanyeol."
"Tidak bisakah kau membiarkanku bertindak romantis sekali saja?" Protes Chanyeol.
"Aku sedang berhadapan dengan Park Chanyeol, bukan Romeo." Balas Kyungsoo, membuat seseorang yang memeluknya tersenyum semakin lebar.
"Ya ya ya aku tahu pesona Park Chanyeol lebih baik daripada seorang Romeo yang bodoh."
Meski waktu menunjukan hampir tengah malam, belum ada yang mau melepaskan ikatan mereka dan berujung pada penyatuan yang berlanjut hingga keesokan fajar muncul ke peradaban.
"Keduanya izin tidak masuk kerja pada waktu yang bersamaan? Ini aneh." Gumam Junmyeon yang sudah duduk rapi di meja kerjanya.
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE THINGS THEY DO - SHORT STORY COMPILATION OF CHANSOO
FanfictionKompilasi cerita pendek CHANSOO (Chanyeol X Kyungsoo) karyaku sendiri. Beberapa karya sempat diunggah via X dan ada beberapa karya baru yang belum pernah dipublikasikan dimanapun sebelumnya. Selamat membaca!