Dengan sepengetahuannya, Chanyeol adalah pria dengan seorang kekasih wanita yang diidamkan setiap pria di belahan dunia manapun—berwawasan luas, mapan, dan cantik. Tidak ada yang tidak mengenal sosok Ahn Song Hye, model dengan paras bak manekin yang sempurna. Jika membandingkan dirinya dengan Song Hye, apalah dirinya yang hanya sebatas pekerja penuh waktu dengan penghasilan pas-pasan untuk kehidupannya di metropolitan yang penuh tuntutan. Dengan hanya bermodalkan rasa cintanya yang besar, Kyungsoo sama sekali tidak keberatan jika harus dijadikan pelampiasan jika saja Chanyeol dan Song Hye sedang tidak baik-baik saja.
Keadaannya yang terdesak oleh stigma yang melekat di masyarakat membuatnya tidak bisa dengan bebas berlari keluar dan memproklamirkan kepunyaan yang dijaga selama lima tahun. Berita bahwa Chanyeol akan segera menikah dengan Song Hye juga tidak dapat mengubah fakta bahwa Chanyeol tetap hanya seorang pria yang menyukai baik wanita maupun pria yang masih dengan sangat erat menggenggam tangan kekasih prianya yang tidak akan pernah dilepaskan sampai hembusan nafasnya yang terakhir. Keegoisannya itu membutakannya.
Chanyeol menutup rapat telinganya jika Kyungsoo meminta untuk berpisah. Tidak akan pernah dibiarkan olehnya sosok Do Kyungsoo melangkah pergi dari kehidupannya. Namun, Chanyeol juga tidak bisa serta merta membatalkan pernikahannya dengan Song Hye, seorang wanita yang sudah dikencaninya selama setengah dekade itu. Chanyeol mencintainya tapi juga mencintai Kyungsoo sama besarnya. Memilih salah satu diantara keduanya membuatnya merasa berada di tepi palung terdalam bumi ini dan tidak akan pernah bisa kembali ke permukaan.
Hebatnya, Kyungsoo sama sekali tidak melarang rencana pernikahan Chanyeol dengan Song Hye. Dia turut berbahagia atas itu. Sebuah dusta jika dirinya seratus persen baik-baik saja tapi memang tidak ada jalan keluar lain. Apabila keduanya masih ingin tetap bersama, jalani apapun yang ada secara beriringan. Kyungsoo bahkan diundang kesana dan akan dikenalkan sebagai seorang sahabat yang sudah dua belas tahun menemaninya.
Saat ini, keduanya saling memeluk di atas ranjang lusuh milik Kyungsoo. Kehangatan yang tersalurkan membuat keduanya tenang meski diselimuti ketakutan yang dalam. Ini sudah menjadi yang kesekian kalinya mereka berdua saling bertaut, memadukan cinta terlarang yang polos dan tanpa cela. Alunan musik klasik yang menjadi latar belakang menggugah suasana menjadi lebih intim dan terlihat hangat. Sebuah fakta bahwa Chanyeol sama sekali belum pernah menyentuh Song Hye menjadi sebuah nilai tambah bagi Kyungsoo karena Chanyeol masih belum memberikan tubuhnya kepada siapapun kecuali dirinya.
"Aku sedikit lapar." Ujar Chanyeol. "Pizza?"
"Malam-malam begini?" Balas Kyungsoo yang masih menenggelamkan kepalanya di dada bidang milik kekasihnya itu. "Apa kau tidak khawatir jika berat badanmu naik? Kau akan menikah tiga hari lagi. Kau harus menjaga tubuhmu agar terlihat bagus saat mengenakan jas. Kau juga seharusnya temani calon istrimu untuk memberinya dukungan moral. Menikah tidak sesederhana yang kau pikirkan, Park Chanyeol."
"Aku akan terus bersamamu setidaknya sampai satu hari sebelum hari pernikahanku. Dan berjanjilah padaku untuk datang." Katanya tanpa memikirkan hal lainnya.
"Apakah aku pernah mengingkari janjiku? Aku akan hadir disana dan memberimu dorongan moral." Kata-kata yang baru saja dilontarkan Kyungsoo terasa sedikit mencekat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang mau dijadikan sebagai yang nomor dua. Tapi Kyungsoo bisa apa? Toh ini memang sudah menjadi pilihannya. Tidak ada jalan untuk kembali dan memilih jalan yang lain lagi.
Ponselnya berbunyi. Chanyeol mengambilnya di atas nakas samping ranjang dan membuka isi pesannya. Dari Song Hye. Dibacanya dengan seksama dan air mukanya berubah. Chanyeol yang tadinya tampak tenang kini terlihat ada kekhawatiran disana. Dengan cepat ia berdiri, mengenakan pakaiannya, dan bersiap untuk pergi.
"Ada apa? Mengapa terburu-buru?"
"Song Hye. Tangannya terluka saat memotong daging. Aku harus kembali dan melihat keadaannya. Sampai jumpa besok!" Jawab Chanyeol yang berpamitan tanpa memberi kecupan atau apapun.
"Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah menang atasnya, Chanyeol. Dia akan menjadi yang nomor satu untukmu. Sedang aku? Aku hanya kau anggap sebagai tempat pelampiasanmu dan akan selalu melihatku seperti pelengkap saja, bukan yang utama." Monolog Kyungsoo. "But... I guess I won't ever mind crisping up on your backburner as long as I am with you."
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE THINGS THEY DO - SHORT STORY COMPILATION OF CHANSOO
FanfictionKompilasi cerita pendek CHANSOO (Chanyeol X Kyungsoo) karyaku sendiri. Beberapa karya sempat diunggah via X dan ada beberapa karya baru yang belum pernah dipublikasikan dimanapun sebelumnya. Selamat membaca!