Kehilangan

826 27 0
                                    

Mah.... Kenapa mama tinggalin Kaka.....

Mama gak sayang lagi sama Kaka? Iyakah mah.... Jawab Kaka mah....

Maafin Kaka mah, Kaka mohon bangun mah.... Jangan tinggalin Kaka sama papa mah ....

Mah.... Bangun mamah... Bangguuun 

Mah.... Kaka gimana kedepannya .... Mama udah gak ada..... Kaka bisa apa mah...

Kaka hancur mah......

Kaka sama papa butuh mamah....

Tangisan itu terasa pilu, semua kata-kata yang begitu menyakitkan terucap dari bibir mungil perempuan kecil yang saat ini menangis dalam dekapan ayahnya.

Sabila Clarissa bersama dengan lelaki paruh baya yang tak lain dan tak bukan adalah papahnya yang kini tengah mengantarkan mamahnya ke peristirahatan yang terakhir dalam kekekalan.

Tidak ada mata yang tak basah, tidak ada ratapan yang terlewatkan. Namun ini adalah kenyataanya, ayah dan anak ini harus rela melepas kepergian ibu sekaligus istri tercintanya.

Prosesi pemakaman telah selesai, segala rangkaian acarapun selesai sudah. Saat ini tinggallah dua manusia yang berbeda usia itu meratapi pusaran sosok tercinta yang baru saja meninggalkan mereka.

POV PAPA CHANDRA ( ayah Sabila )

Sayang... Ternyata kamu benar ninggalin aku....

Kamu ninggalin aku selamanya....

Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang....

Kenapa kamu sepercaya itu untuk aku menjaga putri kita  sayang...

Apa mungkin aku bisa menjaga kepercayaan mu...

Apa mungkin aku bisa menjadi papa yang hebat bagi cilaa...

Sayang... Aku gak sanggup tanpa kamu...

Aku gak bisa apa-apa tanpa kamu sayang...

Tangisan Chandra tak dapat terbendung, jika sedari malam tadi hingga pemakaman tadi ia menjadi penenang bagi putrinya, mengesampingkan rasa pilunya.

Namun tidak untuk saat ini, Chandra menumpahkan segala tangisannya, ia menumpahkan segala rasa pilunya. Ia meratapi dirinya, bagaimana kedepan ia menjalani hari-harinya bersama putrinya tanpa sosok wanita yang begitu berpengaruh dalam hidupnya.

-----------------------

Seminggu berlalu

"Pah.... " Ujar Sabila memeluk lelaki paruh baya itu dari belakang, yang terlihat tengah santai duduk di gajebo taman belakang rumahnya.

" Eh, Caca? Kenapa sayang?" Ujar lelaki itu menyeka air matanya

Sabila mempererat pelukannya pada papahnya. Saat ini ia paham bahwa lelaki itu sangat hancur, hanya saja sabila yakin papanya tidak mau ia melihat rapuhnya lelaki itu.

" Pah...., Gapapa kok nangis..., Kalo kata mamah nangis itu adalah cara kita untuk merecharge diri kita untuk lebih kuat menjalani semua proses kedepannya" kata caca menggenggam erat kedua tangan lelaki itu.

" Jadi..., Kalo papah mau nangis, gapapa..., jangan ditahan ataupun disembunyiin dari caca, papa boleh kok nangis didepan caca, tapi papa harus janji papah harus kuat sampai kapanpun nemenin caca dalam proses apapun" Chandra tak kuasa menahan air matanya mendengar semua ucapan putri kecilnya yang sudah dewasa.

" Ternyata putri kecil papa ini sudah besar ya..., artinya sebentar lagi papa yang akan ditinggalin sama caca nih" chandra menarik tubuh putrinya masuk dalam dekapannya, salah satu tangannya mengusap lembut kepala belakang Sabila

Memeluk KetidaksempurnaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang