Terimakasih

225 16 4
                                    

" Ca..... Caca...." Suara lirih memanggil namanya.

Caca mencari keberadaan suara itu, yang tak asing ditelinga ya bahkan sangat dirindukannya.

" Hey ca..." Sebuah tangan kekar nan lembut menepuk pundaknya.

" Lian...? Ini kamu li...?" Kaget Caca membalikkan tubuhnya melihat lelaki yang dirindukannya itu ada dihadapannya.

" Li...? Ini beneran kamu sayang..?" Ucap Caca tampak bahagia namun tak percaya.

" Iya sayang, ini aku...i Miss you so much.." ucap Lian menangkap wajah perempuannya itu.

" Liannn.... Kamu jahat....kamu hilang sampe berbulan-bulan, aku kehilangan arah, aku kesepian, aku gak punya siapa-siapa, papa juga meremukkan jantungku, aku hancur liaannn, aku hancur...., aku hancur sayang...." Teriak Caca terus memukuli dada bidang lelaki itu.

" Maafin aku ya ca, tapi aku akan kembali lagi, tolong pikirkan kembali, dia tidak baik untukmu, tolong bersabar sebentar lagi..." Ucap Lian terisak menangis memeluk erat gadis itu.

" Aku tau, aku tau kamu hancur, dan kamu ketemu dia yang bisa jadi temanmu, dan perhatian dia yang membuatmu nyaman, tapi nyaman itu gak cukup untuk hidup beriringan selamanya ca...., tolong ingat aku.... Tolong kembali...., aku akan pulang ...." Ujar Lian menyakinkan Caca.

" Belum terlambat sayang...., belum terlambat...." Suara itu perlahan menghilang dan pandangan Caca berubah gelap.

" LIAAAAANNNNN....." Pekik Caca, sekujur tubuhnya terasa keringat dingin, ia terduduk sadar dari mimpinya.

"Huh...huh..huh..." Nafasnya terengah-engah mengingat yang terjadi tadi seakan nyata namun ini mimpi.

" Liannn...., kamu datang sayang..." Tangisnya lirih.

"CACAA" Sentak papahnya yang khawatir mendengar teriakan Caca, untung saja ia mempunyai master key sehingga bisa membuka kamar putrinya itu.

" Kenapa nak? Kenapa sayang?" Tanya lelaki itu menghampiri putrinya dan memeluk erat Caca, yang wajahnya tampak pucat dan berkeringat.

" Papah....." Tangis Caca pecah pada dekapan lelaki itu, setelah sekian lama akhirnya. Ada rasa bahagia namun lelaki itu khawatir apa yang sebenarnya terjadi pada putrinya.

" Kenapa nak? Kenapa sayang?hmm?" Tanya papa Caca sembari menenangkan putrinya itu.

" Ta...taddihh...Li...liaaan, datang di mimpihh...cah...ca.. pah..." Ucapnya terputus -putus sembari menahan isakan tangisnya.

" Liaaan... Bilang... Dia akan kembali pah..." Sambung Caca, sedangkan lelaki itu masih terus mengelus punggung putrinya itu.

" Pah....., dua hari lagi Caca menikah dengan Lius, tapi Lian datang di mimpi Caca seperti nyata pah..." Ujar Caca menangis.

" Caca nyaman sama Lius pah, tapi Caca gak tau apa Caca cinta sama Lius, tapi ini bentar lagi pah..., Caca harus gimana pah...?" Tangis Caca pecah, segala kerisauan hatinya ia ungkapkan pada cinta pertamanya itu.

Wanita yang lebih muda dari papahnya datang dengan secangkir susu ditangannya menghampiri keduanya, ya benar wanita itu adalah ibu tiri Caca.

" Ca...., minum dulu nak biar tenang" ucap wanita itu menempatkan diri di sisi kiri Caca.

Wanita itu sejauh ini tampak baik dan perhatian pada Caca, ia menganggap Caca benar seperti putrinya. Namun rasa curiga dan sakit masih membekas dalam hati Caca, yang merasa karna wanita itu ia kehilangan papahnya.

" Terimakasih" ujar Caca seadanya sembari menetralkan tangisannya.

" Tante bukan mau mencampuri kehidupan Caca, tapi kalau memang Caca masih merasa berat untuk menikah dengan Lius, sebaiknya jangan dilanjutkan nak, karna seumur hidup itu lama nak" ujar wanita itu mengusap lembut punggung Caca.

Memeluk KetidaksempurnaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang