What is this?

239 21 1
                                    

Rasa cemas yang tidak bisa disembunyikan terpampang jelas pada paras cantik Caca yang sendu.
Dengan langkah yang tergopoh-gopoh gadis cantik itu mencari keberadaan seseorang untuk menuntut kabar yang sangat dibutuhkannya.

"Pa....."

"Papa...."

"PAPA...."

Suara teriakan Caca memanggil Chandra memenuhi seisi ruangan rumahnya. Tak lama setelah itu yang dicaripun memunculkan dirinya dihadapan Caca.

" Ca, kamu pulang sayang? Kamu gak kenapa-kenapa kan nak?" Chandra begitu bahagia melihat putrinya saat ini berada dihadapannya dengan keadaan baik-baik saja walaupun tampilannya terlihat lusuh.

" Papa khawatir sama princess papa ini, maafin papa ya sayang" Chandra haru mengingat kejadian terakhir yang membuat putrinya tak pulang malam tadi, ia berusaha menggapai tubuh Caca untuk dipeluk.

" Pah..." Caca menjauhkan tubuhnya dari pelukan Chandra. Rasanya luka dihatinya semakin perih bagaikan luka yang tersiram alkohol sakitnya.

" Caca pulang cuman mau tau Lian, sekarang Lian gimana?" Ucap Caca datar, tak ada ekspresi apapun yang terlihat pada wajahnya.

" Ca...." Ucap Chandra lirih

" Papa kasih tau Caca sekarang Lian gimana keadaannya? Karna Caca gak bisa hubungin lian, tolong papa kasih tau Caca sekarang Lian gimana!" Cecar Caca tanpa basa-basi pada Chandra.

" Ca, kamu tenangin diri dulu nak, papa masih cari tau keberadaan Lian dan keluarganya, karena ada kabar yang papa dapat pada saat kebakaran itu terjadi Lian beserta keluarga dilarikan dari tempat itu, namun ada juga kabar yang sampai bahwa tidak ada satu orangpun yang ada ditempat itu selamat" jelas Chandra pada putrinya itu.

Tubuh mungil itu luruh terjatuh ke lantai mendengar kabar kekasihnya itu, yang entah bagaimana saat ini keadaannya, entah ia masih bernafas atau tidak lagi.

" Li...aaann" tangisnya pecah yang sudah tak terbendung sedari tadi.

" Kamu kemana sayang....ayok pulang..." Tangisnya yang terasa begitu pilu, menusuk relung jiwa Chandra melihat putrinya itu kembali hancur seperti saat pertama kepergian Cahyaning.

" Ca..., ayok bangun sayang, kita doakan semoga Lian ada dalam perlindungan keselamatan yang Maha Kuasa ya nak, Tante yakin Caca pasti kuat" ucap wanita yang berparas cantik dan masih terlihat muda, yang saat ini bisa dikatakan adalah istri dari papa nya.

Entah seindah apa ujung cerita yang Tuhan siapkan untuk Caca, rasanya begitu sakit dan sangat menyakitkan. Belum lama ia baru saja sembuh akan arti kehilangan, kini ia merasakan kehilangan dua pundaknya sekaligus.

Yang pertama cinta pertamanya telah memilih jalan kehidupan yang baru, tanpa bertanya bagaimana perasaannya, pundak yang selalu dijadikannya untuk bersandar kini terasa sangat jauh dan terasa asing untuk disandarkan.

Yang kedua, lelaki yang selalu memberikan arti kebahagiaan dan warna dalam hidupnya, yang dengan senang hati memberikan pundaknya untuk tempat Caca bersandar ketika dunia terasa pelik, kini pundak itu samar bahkan tak terlihat, dan mungkin juga pundak itu tak bisa lagi jadi sandarannya ketika dunia begitu jahat padanya.

" Kenapa sesakit ini Tuhan, Engkau mengujiku dengan mengambil sekaligus yang menjadi rumah bagiku untuk pulang dan berkeluh kesah, mungkin yang satu raganya masih bisa kusentuh namun hatinya bukan lagi untukku sepenuhnya, dan Lian.., entah apa yang Engkau siapkan untukku Tuhan" batin Caca menatap wajah perempuan itu yang saat ini statusnya adalah ibu tirinya.

Gadis itu bangkit dari posisinya, ia mengusap air mata yang membasahi permukaan wajahnya.

" Caca, mau pergi jangan cari Caca jika itu bukan tentang Lian" ucapnya datar dan berlalu dari hadapan kedua manusia yang ada dihadapannya saat ini.

Memeluk KetidaksempurnaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang