Apa iya dia?

175 14 1
                                    

" Babe, hari ini kita kemana aja ya?" tanya lius yang tengah fokus mengendara.

" Hari ini kita fitting baju pengantin, sama cek gedung sih babe" jawab caca melirik lius.

" Heummm okeeh, terus sekarang kita mau kemana dulu nih?" tanya lius.

" Makan siang dulu gak sih babe, akukan belum sarapan" jawab caca memasang puppy eyesnya.

" Oalah babe, maaf ya cantik aku lupa kamu belum sarapan, yaudah kita cari sarapan ya" ucap lius mengelus puncak kepala caca.

Entah mengapa pada saat lius mengusap puncak kepalanya, caca terbayang lian yang tak tahu gimana keadaannya. Sudah enam bulan berlalu namun tak ada kabar apapun ia terima, hingga lius berhasil mengobati kekosongan dan sakit yang dirasakannya.

" Kok melamun babe? hmmm?" tanya lius melirik caca yang terlihat melamun.

" Eummm gapapa kok babe, yaudah kita cari sushi boleh gak?" pinta caca.

" Sure babe.." jawab lius tersenyum manis.

Kedekatan antara caca dan lius terbilang cukup cepat hingga memutuskan untuk menikah. Namun hadirnya lius dihidup caca dirasanya tepat waktu, karna pada saat caca dalam kesendirian, kehilangan, dan sakit menerima semua kenyataan yang begitu tiba-tiba, kehadiran lius dan perhatiannya berhasil merebut hati caca yang terlantar oleh pedihnya kenyataan.

Walaupun hubungannya dengan Lius tak mendapat restu oleh papa Caca. Namun Caca dengan keras mempertahankan Lius, baginya Lius mampu membahagiakan dirinya. Walaupun sebenarnya hingga saat ini Cacapun masih menutupi masa lalunya dengan Lian yang belum benar berakhir.

Entah apa alasan yang pasti hingga papa Caca tak merestui hubungannya dengan Lius. Namun papa Caca mengatakan bahwa Lius tak akan membahagiakan Caca, dan hal itu membuat Caca begitu membenci papanya. Baginya yang akan menjalani kedepan adalah dirinya bukan orangtuanya, dan ia yakin dengan perhatian Lius padanya selama kurang lebih 6 bulan ini cukup jadi bukti Lius akan membahagiakan dirinya, walau disatu sisi hati kecilnya masih merasa ragu dan mengharapkan kekasihnya Lian.

Keduanya tiba di basement sebuah mall yang cukup besar dikotanya, yang letaknya juga tak jauh dari beberapa lokasi yang akan dituju. Lius memarkirkan mobilnya sebelum akhirnya turun dan membukakan pintu untuk sang kekasih.

" Terimakasih babe" ucap Caca.

" Anything babe" balas Lius mengecup lembut tangan Caca.

Caca menggandeng Lius dengan hangat, keduanya berjalan beriringan dan begitu romantis. Jika dilihat-lihat Lius memang begitu perhatian pada Caca dari hal sekecil apapun, seperti hal membukakan pintu untuknya, namun siapa yang tau yang sesungguhnya. Jika para pengantin lama mengatakan bahwa sifat asli pasangan akan muncul ketika sudah memiliki status.

" Babe, kita makan ramen aja ya, gak jadi sushinya gapapakan?" Ucap Caca ditengah perjalanan mereka mencari tempat sushi yang dipintanya diawal.

" Boleh babe, apapun itu yang penting kamu makan" jawab Lius mengacak kecil rambut Caca.

" Yeayyy, timaciiww babe" girang Caca.

Keduanya melenggangkan kakinya menuju resto ramen yang tak jauh dari posisinya saat itu.

Cacadan Lius masuk dan memilih table yang menurutnya pas dan nyaman untuk mereka. Usai itu Caca memesan ramen kesukaannya dan Lian, entah mengapa Caca hari ini terus menerus mengingat Lian.

Sebenarnya bukan hanya hari ini, hanya saja beberapa bulan ini kehadiran Lius mampu membuatnya tak terus mengingat kenangannya bersama Lian. Namun hari ini semua kenangan itu semakin banyak terlintas, ia merasakan seakan Lian ada berada didekatnya. Walaupun ia tahu bahwa sudah tak mungkin baginya karna h- seminggu Caca dan Lius akan melangsungkan pernikahannya.

Memeluk KetidaksempurnaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang