Usai atau Awal?

90 12 6
                                    

Papa Caca

Lian, kamu oke?

Aman om

Kalo mau dibatalin
Kamu masih bisa Li...

Gak mau om
Caca berhak bahagia
Jangan lupa titipan Lian ya om
Jangan bilang itu dari Lian ya om

Li....

Jangan khawatir Lian om
Caca bahagia,
insyaallah Lian bahagia

Assalamualaikum

Tuttt...

Panggilan itu terputus, Lian menarik nafasnya dalam dan membuangnya kasar.

"ARRGHHHHH......" Teriak Lian.

" Aku berharap kamu bahagia dengan pilihan kamu ca, karna aku gak akan rela kalo kamu harus menitikkan air mata yang sudah begitu banyak terbuang" monolog Lian menatap jauh danau yang tenang tempat yang menjadi favoritnya dengan Caca.

" Please, kamu harus bahagia ya ca. Tolong kabulkan doa hamba ini Tuhan" lirih Lian memejamkan matanya dan menarik dalam nafasnya.

------- Flashback off ----------

" Selamat ya sayang, papa selalu berdoa semoga apapun yang sudah kamu pilih itu menjadi kebahagiaanmu ya nak" ucap papa Caca memeluk erat tubuh putrinya itu, tak ingin rasanya ada air mata yang menetes namun entah kenapa perasaan ini bukan haru, Melainkan perasaan sedih yang ada dalam batin seorang ayah.

" Papa ada hadiah untuk Caca, tolong dijaga baik-baik ya nak" papa Caca mengeluarkan kotak kecil dan membuka dimana didalamnya ada gelang yang begitu indah berlambangkan infinity.

" Cantik dan Pas" lirih Chandra menitikkan air mata usai memasang gelang manis itu ditangan putrinya.

" Papa jangan nangis terus, Caca yakin semoga kebahagiaan setelah ini mengiringi" ucap Caca menyeka air mata cinta pertamanya itu.

" Ca, Tante hanya bisa berdoa semoga kebahagiaan dan kebahagiaan menyelimuti kamu ya nak, maafkan kehadiran Tante yang membuatmu luka, tapi Tante selalu berharap kita diberi kesempatan untuk saling mengenal dan dekat, Amin" ujar Lyndis yang dimana menjadi ibu sambung Sabila.

" Terimakasih tan" singkat Sabila bingung respon apa yang harus diberikannya.

" Pah, papah tenang ya Lius akan berusaha membahagiakan Caca" ucap Lius pada Chandra yang sudah menjadi mertuanya itu.

" Hmmm, saya harap begitu" jawab Chandra tak bergairah.

" Mas..." Panggil lirih Lyndis menenangkan suaminya itu.

" Baik, kalau begitu saya dan Lyndis pamit dulu, saya titip putri saya tolong perlakukan dengan baik selayakannya putri kalian" ujar Chandra pada Gading & Arelita yang telah menjadi besannya.

" Tentu besan, jangan khawatir" ujar gading pada Chandra.

----------------------

" Babe....." Ucap Lius melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Sabilla yang tengah berdiri menatap kaca rias.

" Eee...euhhh.., i..yaa ba..bee..." Jawab Caca sedikit terkaget.

" Aku gak pernah nyangka aku bisa nikah sama kamu" ujar Lius menciumi tengkuk leher Sabila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memeluk KetidaksempurnaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang