What is happiness?

373 27 9
                                    

Matahari kembali terbenam, berganti tugas dengan rembulan untuk menyinari langit malam yang gelap.
Mobil putih yang dikendarai Caca perlahan melaju menuju tempat yang tak asing namun begitu sunyi dan sepi.

Caca memarkirkan mobilnya di pemakaman yang tak asing dan pasti itu adalah makam mamanya. Ini adalah tempat ternyaman bagi Caca ketika dunia terasa begitu berat dan berisik.

" Mam...maaah...." Panggil Caca tiba dipusaran yang dipenuhi dengan taburan bunga yang nampaknya ada yang baru saja datang berkunjung ke pusaran itu.

" Mammaah, Kaka rindu mah..." Air mata Caca tak bisa terbendung sedari tadi, rasa sakit dan sesak di dadanya itulah yang saat ini dirasakannya.

Ting...

Sayang 💙

Sayang maaf ya..
Aku masih sibuk
Ada sedikit masalah di hotel
Ini aku sama mama, papa
Lagi ngumpul

......

Nanti aku telpon
Kalo disini udah aman ya sayang
Love you so much ♥️

-

--------

Caca membuka Handphone nya ketika mendengar bunyi notifikasi dari sana, ia membaca semua pesan lian namun ia tidak menanggapinya.

Saat ini bisa dikatakan Caca egois, dia hanya mau dimengerti tapi itu tidak bisa dilakukan Lian untuknya karena lelaki itu ada tanggungjawab pekerjaan yang harus diurusinya, oleh karena itu ketika membaca pesan Lian gadis itu hanya tersenyum smirk seakan-akan dihati berkata terserahmu aja Lian .

Caca meletakkan kembali handphone nya kedalam handbag miliknya. Ia kembali memandangi pusaran wanita yang amat dicintainya yaitu mamanya. Caca tak henti menumpahkan air matanya diatas nisan itu, ia mencurahkan segala rasa sakit hatinya dan kerisauan hatinya.

" Mah...., kenapa jalan hidup Kaka kaya gini ya mah..."

" Kenapa Tuhan percaya Kaka bisa lewatin ini, padahal Kaka gak sanggup mah, gini aja aku udah nangis terus"

" Gimana jadinya kalo papa beneran nikah sama dia, Caca harus gimana mah, Caca gasuka mahh...."

" Iya, memang! Caca sedih ngeliat papa gak ada yang urus dia sendirian, tapi harusnya bisa dong gak menikah, kan Caca masih bisa nemenin papa, bantuin papa"

" Papa jahat mah..., papa jahat sama Kaka..., papa mau ninggalin Kaka..., dia mau hidup sama istri barunya mah..."

" Kaka gakuat mah...."

" Mah..., tolong sampaikan pada Tuhan supaya Kaka ikut sama mama aja disana, Kaka gak sanggup hidup didunia yang kejam ini mah...., Kaka terlalu rapuh untuk itu mah..."

Semua perkataan hancur, menyerah terlontar dari bibir manis Caca, entah bagaimana hancurnya hatinya saat ini, entah seremuk apa hatinya saat ini, tapi yang pasti rasanya itu sangat menyakitkan dan berbekas luka dan rasanya.

Air mata terus menetes, mengalir membahasi pipinya, tenaganya perlahan melemah, sekujur tubuhnya terasa lemas bahkan ia menangis pun sudah gak lagi mengeluarkan air mata.

Hingga tak terasa kepalanya begitu berat, matanya pun terasa panas dapat dipastikan karena ia begitu stress, kelelahan menangis dan berpikir untuk mencerna semua yang baru saja terjadi, ia memeluk erat nisan itu, hingga tak tersadar ia tertidur diatas pusaran itu sembari memeluk nisan yang bertuliskan indah nama ibunya.

Memeluk KetidaksempurnaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang