"Kalau mereka bukan anak lo gimana, Jae?" Tanya Johnny saat hanya ada mereka pria-pria berbadan besar menjulang duduk di ruang tamu kostan."Tapi ngeliat anak bontot lu gua yakin seratus persen itu anak lo sama Taeyong." Saut Yuta sambil mengingat kelakuan Bontot padanya.
Jaehyun mengangguk, "Gue yakin, Bang. Dan gue yakin mereka anak gue dimasa depan, mereka kesini bukan tanpa alasan." Jawab Jaehyun.
Taeil tampak menimang ucapan Jaehyun, "Kalau seandainya mereka beneran anak lo, mereka balik ke masa lalu dong? Dan mereka dimasa depan di titipin ke Panti?" Tanya Taeil.
Jaehyun terdiam, "Lo gak mati kan, Jae?" Tanya Yuta yang langsung mendapat pelototan tajam dari teman-temannya.
"Gak mungkinlah! Kan ada masih ada Taeyong!" Saut Johnny yang langsung dianggukin semuanya.
"Tapi kalau lo sama Taeyong dua-duanya yang mati? Umur gak ada yang tau, bro." Ujar Yuta kembali. Ia mencoba menerka-nerka.
Jaehyun menunduk lesu, "Gue lebih takut kalau gue sama Taeyong ada masalah di masa depan, Bang. Kenapa bisa gue tega letakin mereka di Panti. Gue takut, gue dan Taeyong ternyata gak ngarepin mereka hadir." Kata Jaehyun.
Taeil mengangguk paham, "Gue ngerti, ketakutan lo pasti karena lo dan Taeyong cuma sekarang sahabatan dan mereka hadir karena kesalahan? Masuk akal." Kata Taeil mencoba memahami semuanya.
Johnny langsung menggeleng, "Lo semua jangan menerka-nerka begitulah. Gak mungkin! Gue sebagai sahabat lo bakal gak setuju kalau mereka diletakin ke Panti karena alesan mereka hadir karena kesalahan. 2 anak bro, itu mah bukan kesalahan tapi demen." Saut Johnny.
Jaehyun mencoba kembali berpikir keras, otaknya masih penuh kejadian apa yang sedang terjadi di masa depan. Setiap detik kepalanya selalu terpenuhi oleh pertanyaan yang selalu menghantui. Berbagai skenario telah ia ciptakan sendiri tiap harinya.
"Udah jangan mikir sampai kemana-mana. Kata lo dia disini pasti tanpa alasan-kan? Perbaiki, Jae. Apapun yang terjadi nantinya, setidaknya lo bisa ngalangin hal buruk terjadi." Kata Taeil dengan bijak.
"Yoi, Bang. Gue paham maksud lo. Sekarang gue dan Taeyong gak bakal nyia-nyiakan satu detik aja perkembangan mereka. Gue udah secinta dan se jatuh hati itu dengan Abang Adek." Ujar Jaehyun.
"Buset, jiwa bapak-bapak lo udah mendarah daging banget." Ejek Yuta yang langsung mendapatkan pelototan dari semuanya.
Lagi serius juga!
"Kata lo Abang lahir di tahun 2025 ya? Berarti tahun depan dong! Itu berarti bentar lagi lo dan Taeyong buat Abang dong! Kalau dibuat sekarang si bocah hilang atau tetap dimari, Jae? Mereka gak bakal selamanya disini kan?" Tanya Johnny tiba-tiba membuat Jaehyun murung.
"Bang, gue takut." Kata Jaehyu lirih.
"Ada kita, Jae. Sekarang putusin semua pacar lo yang dimana-mana itu, mulai perbaiki dari diri lo sendiri." Nasehat Taeil yang langsung dianggukin oleh Jaehyun.
"Udah Bang, udah gak ada lagi gue hubungan sama siapa-siapa." Kata Jaehyun meyakinkan.
"Bagus. Sekarang seriusin Taeyong, pepet Jae. Kelamaan gak jadi-jadi si Abang." Saut Yuta.
"Sabar dong. Bentukan Taeyong harus pelan-pelan bang, gak bisa asal gas. Mana gue sama dia udah sahabatan dari SD."
"Pokoknya jangan kelamaan, keburu gue duluan yang punya buntut." Kata Johnny membuat teman-temannya tersedak.
"Bang! Yang bener aja deh, Ten belom kelar kuliahnya." Jaehyun mendelik kearah Johnny.
"Selagi gue udah punya penghasilan dan mampu kenapa harus ditunda-tunda." Saut Johnny dengan cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Family
FanfictionMark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua mengambil langkah untuk meninggalkan panti agar tidak dipisahkan satu-sama lain. "Adek cepat pilih ya...