21. Drama Papih

29.4K 2.7K 97
                                    



"Beneran Adek sama Abang tidur disini? Nggak ada Mamih loh, Dek."

Jaehyun dan Taeyong sudah bersiap-siap untuk pulang. Namun Jeno dan Mark, terutama Jeno masih saja sibuk merakit mainan 20jtnya itu. Sang Mamih bertanya pun ia masih saja fokus tanpa menoleh sedikitpun.

"Kalian kenapa nggak menginep juga? Biarin saja anak-anak nginep disini, jangan dipaksa pulang." Kali ini Howon nampak tidak terima saat Jaehyun dan Taeyong masih saja berusaha membujuk anak-anaknya untuk pulang.

"Nggak bisa, Dad. Teman Jae sama Taeyong besok pada mau kerumah, ini nanti mereka kalau Mamihnya nggak ada malem-malem bisa ngerepotin Daddy sama Mommy." Kata Jaehyun berusaha menjelaskan maksudnya.

Bukannya tidak ingin membiarkan anak-anaknya disini, hanya saja Jaehyun merasa takut merepotkan kedua orangtuanya. Mengingat kelakuan si Adek yang kadang penuh drama, takutnya sang Ayah dan Ibu Jaehyun terganggu dengan kelakuan anaknya.

"Yaudah, biarin aja anaknya disini kenapa sih. Belum juga dicoba, udah di seudzonin terus sama bapaknya." Kata Howon membuat Jaehyun menarik nafasnya berat.

Ia menoleh kearah Mark dan Jeno, "Abang Adek sini dulu, Nak. Papih mau ngomong." Ujar Jaehyun memanggil keduanya.

Mark tampak berdiri, namun Jeno masih saja fokus dengan mainannya, "Adek, denger Papih bilang apa nggak?" Tegur Jaehyun pada anak bontotnya.

Adek yang mendengar teguran sang Papih langsung ikut berdiri, "Iyaa, Papih." Katanya sambil menyusul si Abang.

Mark dan Jeno kini berdiri didekat sang Papih dan Mamihnya yang masih duduk di sofa, mereka menatap kedua orangtuanya menunggu apa yang akan disampaikan sambil memagang mobil remote masing-masing ditangannya.

"Yakin tidur disini?" Tanya Jaehyun pada anak-anaknya bergantian.

Dua krucil mengangguk, "Iya, Papih. Adek yakin banget." Katanya penuh percaya diri. Jaehyun hanya mendengus mendengar jawaban si gembrot.

"Abang gimana?" Kini Jaehyun beralih menatap si sulung yang hanya mengangguk saja.

"Abang ikut, Adek." Kata Mark seadanya.

Taeyong yang duduk di samping Jaehyun hanya menghela nafas berat. Harusnya, Taeyong dapat bernafas lega karena bisa beristirahat dari mengurus anak-anak. Walaupun hanya semalam tanpa Abang dan Adek, tapi entah mengapa Taeyong merasa berat melepas dua krucil untuk menginap dirumah Kakek dan Neneknya. Rasanya sangat aneh jika tiba-tiba menjadi Taeyong yang dulu.

"Kalau begitu, Papih Mamih ijinkan. Tapi Abang, terutama kamu Dek, jangan nyusahin Opa dan Oma. Kalau mau sesuatu minta dengan baik-baik, kalau main jangan rebutan dan jangan apa-apa tantrum ya, Dek. Paham?"

Jeno langsung mendengus, kenapa kesannya kesalahan dia sangat banyak sekali sih. Biarpun yang diucapkan Papih benar, tetap saja Jeno kesal mendengarnya.

"Paham nggak, Dek?" Tanya Jaehyun sekali lagi.

Jeno mengangguk, "Iya Papih." Katanya dengan asal.

"Yaudah Papih sama Mamih pulang ya, besok Papih jemput. Inget ya, cuma semalem." Kata Jaehyun sebenarnya tidak rela dan mengelus puncak kepala Mark dan Jeno bergantian.

"Udah ah Jae, kamu ini seperti sama siapa aja. Ini sama Mommy loh, Jae." Kata Hera membuat Jaehyun akhirnya mengalah.

Ia bangkit dari sofa, "Iyaa, Mom. Maaf, Jae cuma nggak mau anak-anak buat Mommy sama Daddy kesusahan." Jawab Jaehyun membela diri.

"Hadeh, Mommy tau ya kamu sebenarnya nggak ikhlas mereka tidur disinikan?" Kata Hera tepat sasaran.

Jaehyun langsung gelagapan, "Ikhlas kok. Yaudah Jae balik dulu sama Taeyong." Kata Jaehyun berkilah.

Choose Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang