Halo semua!
𐙚
Akhir-akhir ini, hidup damai Ryan tergantikan oleh bising orang sekitar. Semua orang membicarakan Ryan. Bahkan, setelah pernyataan bahwa bukan Ryan pun, semua orang tetap menatap Ryan seakan Ryan adalah orang berdosa.
Setelah dipanggil kaprodi beserta jajarannya, ia pun memberi tahu, bahwa tidak mengenal sama sekali perempuan yang mengaku-ngaku itu.
Selepas kelas selesai, Ryan berjalan dengan gontai menuju kantin. Dari semalam ia belum makan, dan cacing di perutnya sudah mulai demo.
"Yuka!" Panggil Ryan
"Oi! Sini!"
Ryan berjalan menuju meja Yuka, tapi matanya tidak sengaja melihat perempuan yang menjadi topik hangat bersamanya.
Sial. Bahkan dia masih bisa tertawa terbahak-bahak bersama temannya, sedangkan ia, menanggung malunya.
Tapi, wait, ngapain perempuan itu ada di fakultasnya? Mau cari perhatian lagi kah? Hidup dia gak cukup dengan satu sensasi kah?
"Makan, Bang!" Tawar Yuka pada Ryan.
Ryan pun mengangguk, lalu menatap stand di depannya, sambil berfikir akan membeli apa.
Soto Betawi dengan es jeruk.
"Hari ini gak ada acara kan, Bang?" Tanya Saka
"Gak ada sih, kenapa emang?"
"Kita mau ngajak Bang Ryan makan-makan!"
"Hah? Ada acara apa?"
"Andri dapet duit gede, Bang!"
"Loh? Maksudnya dapet duit gede gimana?"
"Menang judol kayaknya."
"Bangsat lu!" Celetuk Andri sambil memukul kepala Dava
Ryan tertawa kencang, "awas ketagihan,"
Yuka, Dava, Andri dan Saka adalah adik tingkat Ryan, Ryan mengenal mereka karena satu UKM fotografi.
Selepas makan di kantin, Ryan berniat untuk pulang ke kosan, sebenernya masih ada kelas sore sekitar pukul 3, tapi, sekarang masih pukul 1 siang. Jadi, ia berniat untuk istirahat di kosan saja.
Ah, ia baru ingat, kalau Leo meminta ia untuk menjemput selepas kelas. Bahkan, Ryan saja tidak tahu kapan kelas Leo berakhir.
Jarinya ia gunakan untuk menggulir layar ponsel, guna mencari nama Leo dan meneleponnya. Beberapa kali menelepon tapi tidak diangkat, sampai akhirnya Leo mengangkat panggilannya.
"Udah selesai belum, Le?"
"Kenapa?"
"Gue ada di parkiran fakultas lu,"
"Lah? Ngapain?"
"Gimana sih?! Tadi katanya minta jemput!"
"Ohh, hehehe, sori ... Udah balik dari tadi. Lu sih, gak jawab pas gue nanya, jadi gue kira lu gak mau jemput gue,"
Ryan berdecak sebal, "anjing lu,"
Leo terkekeh disebrang sana, "hehe, maaf ya, sayangku, hati-hati di jalan, aku tunggu di rumah, muach,"
Langsung Ryan matikan panggilan itu. Leo sialan. Dia udah nungguin dari tadi, tapi nyatanya, Leo sudah pulang.
Sampe kosan, awas saja, Ryan pastikan, kepala Leo akan botak!
Sampai di kosan ia melihat Theo akan pergi menuju kampus sepertinya, "apa lo!" Semprot Ryan pada Theo
Theo yang tidak tahu apa-apa menjadi bingung dan kaget, lantaran ia akan menyapa Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Think, Just Us Or Nah? [On Revisi]
Fanfiction𝒥𝒾𝓈𝓊𝓃𝑔, 𝒲𝑜𝓃𝒷𝒾𝓃, 𝒩𝒾𝓃𝑔𝓃𝒾𝓃𝑔, 𝒮𝒾𝑜𝓃 𝒻𝒶𝓃𝒻𝒾𝒸 ⋅ ˚✮ ✶𓏲ּ꩜ Four or nothing? Olivia, Leo, Theo dan Ryan. Empat sekawan yang sudah berteman sedari mereka kecil. Mereka berjanji tidak akan saling...