driller's job

164 15 1
                                    


𓆝 𓆟 𓆞 𓆟 𓆝

Leo baru saja sampai di kosannya pada pukul sembilan malam. Setiap hari kamis ia ada jadwal siaran, lalu selepas siaran ia pergi menuju kosan temannya untuk mengerjakan tugas kelompok.

Jadilah mengapa pukul sembilan ini ia baru sampai kosan.

Leo merebahkan tubuhnya di atas kasur, kalau Mami melihat dirinya tiduran tanpa mandi terlebih dahulu, sudah pasti ia akan mendapatkan pukulan di pantatnya.

Leo pun akhirnya mandi walaupun malas, karena ia tidak bisa tidur jika belum mandi.

Selepas mandi, ia mengambil laptopnya didalam tas, tapi, ternyata ada benda kecil yang ikut terjatuh juga.

Ah, ia baru ingat, bahwa ia menemukan kalung emas dengan motif seperti pita ini di lantai lobi fakultas.

Entah milik siapa, ia pun tak tahu. Tapi yang ia yakini ini milik perempuan, entah milik anak fakultasnya atau bukan, dengan ide spontannya ia menyimpan dan berniat mengembalikannya.

Leo kembali pada tujuan awalnya mengeluarkan laptop, yaitu membaca jurnal yang membuatnya pusing tujuh keliling ini.

Dua jam ia berkutat dengan laptop dipangkuannya dan mengerjakan tugasnya.

Mengambil ponselnya dengan tujuan mengistirahatkan mata dan tangannya sejenak sebelum melanjutkan mengerjakan tugas. Waktu istirahatnya ia gunakan membuka game yang membangun kota ini.

Bukannya mengerjakan kembali tugasnya, Leo malah menaiki kasurnya dan langsung tidur, bisa ia kerjakan besok lagi. Masih ada waktu dua hari kok, santai.

Suara bising dari tetangga kosnya yang sedang mengebor membuat tidur Leo terganggu, "pagi-pagi udah ngebor tuh mau kemana sih!" gerutunya.

Melihat jam pada ponselnya, pukul lima pagi, dan ia masih bisa lanjutkan tidurnya. Kelasnya akan ada pada pukul sepuluh pagi. Tapi, ia tidak bisa tidur jika suara bor di rumah sebelah terlalu berisik seperti ini!

Mau tak mau Leo pun bangkit dan membuka jendela kamarnya, "buset ini kebul apaan,"

"Maaf Mas, saya lagi bakar sampah,"

Matanya yang sedang terpejam itu lantas membuka dengan cepat, melihat perempuan yang mungkin masih sekolah menengah pertama, "ga papa, Dek," jawab Leo seadanya.

Leo pun kembali menutup jendelanya, kebul asap pagi hari membuatnya sesak. Niatnya ingin menghirup udara pagi yang asri, malah menghirup asap dari bakaran sampah. Masih jam lima pagi udah bakar sampah tuh mau pada ngapain sih? Pada buru-buru amat.

Leo pun melihat tumpukan baju kotornya dipojok ruangan, hari ini memang jadwalnya ia pulang ke rumah sambil membawa baju kotornya. Ah, benar. Ia pulang ke rumah sekarang dan mengantarkan baju kotornya, lalu bisa tidur sebentar di rumah.

"Pinter juga gue,"

Mengangkat keranjang baju kotornya, ia pun berjalan keluar, lalu membuka gerbang kosannya.

"Seger juga nih masih jam lima begini, tapi kenapa udah cerah dah,"

Motornya ia bawa dengan pelan sambil menikmati udara pagi, yang belum terlalu banyak kendaraan.

Sampainya di rumah, ia meminta salah satu satpam rumahnya membukakan pintu gerbang, "makasih yaa Pak!"

Leo pun memasuki rumahnya sambil menenteng keranjangnya ini.

Mami terkaget melihat Leo sepagi ini sudah ada di rumah, "ngapain kamu pagi-pagi begini udah ke sini?"

Leo menunjuk cucian bajunya.

I Think, Just Us Or Nah? [On Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang