you are a good liar

218 24 0
                                    

Halo semua!


Pertengkaran antara Theo dan Olivia membuat mereka jadi jarang bermain bersama lagi.

Olivia yang sedari dulu menentang keras hubungan Ayudisa dan Theo. Pasalnya, siapapun tahu, sebenci apa Oliv kepada Ayudisa.

Hampir dua minggu, Oliv mendiamkan Theo. Pertemuan Theo dengan Ayudisa beberapa waktu lalu membuat pertengkaran antara Theo dan Olivia.

"Kan, udah gue fikir pas liat lu sama Ayudisa, lu tuh punya temen kaya singa lepas, tapi masih aja nekat ketemu Ayudisa, mana di kafe lagi. Gimana kalau kemarin yang ketemu lu tuh Oliv, bukan gue?"

Theo berdecak malas, "gue males bahas itu,"

Leo dan Ryan hanya diam memperhatikan Theo yang sedari tadi menutup matanya.

"Oliv juga gak mau ngomong sama gue, katanya gue nyembunyiin kalau lo ketemuan sama Ayudisa," kata Ryan

"Padahal, gue aja gak tau mereka ketemuan,"

Malam harinya, Theo sudah ada janji dengan Ayudisa. Benar, Theo masih tidak tega menolak ajakan Ayudisa. Ia belum bisa.

Dengan tergesa ia membawa motornya ke rumah perempuan yang namanya masih ia simpan rapat dalam hatinya.

Sesampainya di rumah Ayudisa, ia melihat perempuan dengan celana jeans hitam dengan sweater coklat sembari membawa tas di pundaknya.

Ayudisa berjalan menuju Theo sambil tersenyum cerah, "ayok!"

Membawa motor di malam hari, mengelilingi kota dan berhenti untuk jajan di penjual kaki lima. Hal yang sering Theo dan Ayudisa lakukan saat masih berpacaran. Tapi, hal ini terjadi kembali setelah mereka putus satu tahun silam. Ini, pertama kali mereka melakukan hal ini, setelah putus.

Duduk berhadapan, sembari makan nasi goreng kambing dan es jeruk, mendengarkan Ayudisa berceloteh panjang dengan ekspresi ceria, selalu membuat perasaan Theo berbunga.

Perut Theo terasa banyak sekali kupu-kupu. Hal yang tidak ia dapatkan dari perempuan manapun yang ia ajak kencan.

Berakhir di pasar malam yang selalu mereka datangi. Pasar malam yang penuh dengan kenangan mereka berdua. Theo selalu memberikan permen kapas kepada Ayudisa, walaupun selepas memakan permen kapas, mereka berdua akan batuk dan sakit tenggorokan.

Ayudisa mengajak Theo menaiki bianglala, Theo membeli tiket dan mereka berdua duduk berhadapan.

Senyum di wajah Ayudisa tidak luntur sama sekali. Senyum yang sama, tempat yang sama, dengan perasaan yang berbeda.

"Aku suka banget deh, kalau naik ini pas lagi di atas, semuanya keliatan jadi cantik banget!" Ucap Ayudisa dengan senyum lebar.

Theo mengangguk lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar, "hm, bener, cantik,"

Ayudisa menengok ke arah Theo, "Theo,"

Theo pun menatap wajah Ayudisa, "ya?"

"Makasih,"

"Makasih untuk semuanya, aku tahu, kalau Olivia tahu kita ketemu bahkan ke pasar malem kaya gini, Olivia pasti bakal marah sama kamu. Tapi, kamu tetap menuhin janji kamu untuk ajak aku ke pasar malem,"

Theo masih menatap mata Ayudisa, tanpa menolehkan wajahnya sesenti pun.

"Theo, aku tahu, aku salah. Aku ... Minta maaf. Ternyata susah ya kalau bukan kamu orangnya. Aku juga tahu diri, bukan maksud aku untuk ngajak kamu balik ke aku, walaupun aku ingin sekali. Kamu pantas dapat yang lebih baik dari aku. Aku pingin melewati batas itu, Theo,"

Gak bisa, Theo gak bisa kalau melihat Ayudisa menangis karena dirinya. Ia pernah berjanji untuk tidak pernah membuat Ayudisa menangis.

"Aku juga salah, seperti yang kamu bilang, aku suka lupa sama kamu. Maaf. Maaf kalau kamu merasa kamu bukan prioritas aku, kalau kamu mau tau, kamu prioritas aku, bahkan sampai sekarang." Ucapnya sambil menatap mata Ayudisa.

"Theo, kita gak bisa ya untuk kembali bersama lagi?"

•••

Pagi ini Leo sudah menarik lengan Theo, memaksa bangun, padahal Theo aja baru tidur beberapa jam.

"Apan sih?!" Tanyanya sambil mengucek matanya.

"Cepetan mandi, kita ke kosan Oliv!"

"Ogah" jawabnya langsung tidur kembali.

"Yo! Kan lu yang salah buset! Buruan deh, Oliv tuh jadi marah juga ke gua! Dia gak mau bikinin pancake buat gua lagi!"

"Ya derita elo, LEO BANGSAT!" teriak Theo karena Leo menarik kakinya hingga terjatuh ke lantai.

Dengan malas dan terpaksa, akhirnya Theo bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Walaupun tadi harus adu mulut beserta tarik menarik antara Leo dan Theo.

Ryan menatap malas mereka berdua, kelakuan kekanakan mereka berdua membuat Ryan jengah ingin melempar mereka pakai vas bunga. Tapi Ryan udah punya KTP, nanti bisa dilaporin polisi.

Theo, Ryan dan Leo sudah ada di depan kos Oliv dengan membawa beberapa makanan yang gadis itu suka.

"Olivia main yukkkk!"

"Oliv!"

"Woi Olivia!"

Suara nyaring ketukan pintu mereka pun membuahkan hasil, Olivia membuka pintu dengan raut kesal, "bisa biasa aja gak! Takit yang lain keganggu!"

Mereka bertiga hanya menunjukkan senyum pepsodent.

"Ya lo lama banget, emang lagi ngapain sih?"

Olivia tidak menjawab, hanya memutar bola matanya.

Mata Oliv melihat Theo yang berdiri di samping Ryan, menatapnya dengan kerlingan malas, "ngapain lo di sini?!"

Theo tersenyum lebar, "emang gak boleh main ke sini?" jawabnya sambil berjalan masuk mengikuti Leo dan Ryan.

"Maaf ya, kemarin malah ikutan marah dan bentak lo, sumpah, itu gue gak sadar!" ucapnya sambil menunjukan dua jarinya.

"Gue eng-"

"Gue gak peduli lo masih suka atau apalah sama dia! Tapi lo sadar diri bisa gak? Dia udah nyakitin lo! Gue gamau temen gue sakit hati lagi! Lo tuh gak pernah hirauin khawatirnya gue, tau!"

"Iya, makanya ini minta maaf, maaf ya, janji gak lagi, kok!" tangannya ia julurkan untuk bersalaman, tanda baikan.

"Yo, gue cuma khawatir sama lo, kalau lo memang masih suka sama Ayudisa, ya silahkan, tapi untuk bareng lagi bahkan sampe harus ketemu-ketemuan, gue gak rela. Lo temen gue. Bukan cuma lo, kalau Leo ketemu Aurora pun, gue bakal sedih. Ryan ketemu cewe kemarin pun gue bakal sedih juga,"

"Gue gak punya temen lagi, kalau kalian sakit hati gue ikutan sedih, gue juga gak pernah masalah kalau kalian punya pacar terus jaga jarak sama gue, asal cewenya gak nyakitin temen gue,"

"Iya, maaf ya, gak bikin sedih lagi, janji!"

Olivia pun memeluk Theo, Leo yang melihat pura-pura mengusap air matanya lalu menarik Ryan untuk ikut berpelukan bersama Theo dan Olivia.

"Drama banget,"

Kalian ada yang kaya Oliv gak sih? Gak rela temen kalian masih suka komunikasi sama orang yang udah nyakitin dia..

Jangan lupa klik star dan komen.

Salam hangat,

Clo.

I Think, Just Us Or Nah? [On Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang