Time with Olivia

387 34 0
                                    

Halo! Sebenernya lagunya gak ada kaitannya sama isi cerita ini, tapi aku suka banget sama lagunya, hehehe.


𓆝 𓆟 𓆞 𓆟 𓆝


"Mangkanya kalau dandan tuh pagi-pagi, Olivia!" Ucap Leo dengan suara sedikit meninggi.

"Iya-iya, maaf! Jangan marah gitu, tunggu lima menit lagi." Jawabnya dengan cengiran di wajah.

Dengan terburu-buru Olivia memakai maskara lalu lipstiknya. Ia bahkan belum mencatok rambutnya, "bentarrrr, rambut gue belum dicatok juga, ih, Leo!"

Leo menghela nafas kasar, lalu bangkit untuk membantu Olivia mencatok rambutnya yang panjang mencapai punggung.

"Besok dipotong aja rambutnya, kaya Dora." Ucap Leo

Olivia yang sedang mengaca langsung menatap Leo lewat kaca, "ini gue manjanginnya hampir dua tahun ya! Mana bisa dipotong kaya Dora! Yang bener aje, rugi dong!"

"Ya daripada lo ribet tiap hari nyatok 30 menit, buang-buang waktu tau gak?!" Jawabnya ketus tetapi tangannya tetap membantu Olivia mencatok.

Suara perut Olivia terdengar kencang, tanda bahwa dia sangat lapar! Bahkan, Olivia belum makan dari semalam. Mengerjakan tugas hingga tengah malam dan membuatnya lupa akan makan malam.

Dengan cengiran khas Olivia, ia hanya terkekeh kecil, "hehe, laper."

"Tsk! Besok tuh kalau tau kelas pagi jam 8, ya bangun dari jam 6, mandi kek, dandan kek, atau apa kek! Jangan jam 8 kelas, tapi, jam setengah 8 baru bangun!" Omel Leo kepada Olivia.

"Iya, kan udah minta maaf juga! Ngomel mulu." Jawabnya sambil memanyunkan bibirnya.

Selesai acara make up dan segala halnya, Olivia langsung turun menuju ruang makan, dengan terburu-buru. Jujur, ini jam 7.30 sedangkan kelas Olivia jam 8.00 apa tidak kalang kabut, Olivia.

Langsung mengambil roti dari brand yang ganti nama itu, lalu bergegas menuju motor Leo.

"Le, kok bawa motor sih?! Gue nyatok buat apa dong kalau gitu?!" Ucap Olivia dengan kesal.

"Ya kalau gamau, yaudah. Naik grabcar aja sana." Jawabnya cuek.

Walaupun sambil mengomel, Olivia tetap naik ke atas motor Leo. Daripada ditingalin sama Leo kan?

"Turun woi! Turun, Liv!" Ucapnya sambil menggoyang-goyangkan motornya.

"Ya sabar, Leo!" Dengan kesal Olivia membuka helm lalu melemparkan helm pada Leo.

"Anj."

Jujur saja, Olivia tuh tidak mengerti, kenapa Leo selalu marah-marah kepada dirinya, tapi, kalau ke orang lain dia malu-malu kucing! Walaupun Leo suka marah karena Olivia yang terlalu ngaret, atau apalah itu, Leo tetep menjemputnya. Memang aneh, Leo ini.

Tapi, kalau Leo gak jemput Olivia, ya Olivia juga boncos, tiap hari harus naik ojol. Gak bisa bawa motor, mobil dan kendaraan lainnya. Emang bikin sengsara sih.

Tapi, walaupun begitu, Leo tetap teman Olivia yang paling terbaik kok! Buktinya semarah, atau sekesal apapun Leo kepadanya, Leo tetap tidak akan menurunkan Oliv di halte.

Apa karena emang kita sudah berteman lama?

Atau ...

Karena muka Olivia yang suka melas kalau ditingalin gitu?

Wah ...

୨୧

Olivia berjalan menuju kantin bersama Isabella, Livy dan Yosina. Mereka berempat membicarakan banyak hal, bahkan berita yang lagi panas-panasnya. Apapun mereka omongkan.

I Think, Just Us Or Nah? [On Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang