Halo semuanyaaa!Jangan lupa bahagia hari ini.
Vote dan komen jangan lupa, ya!
𓆝 𓆟 𓆞 𓆟 𓆝
Theo berlari kecil menuju ruang Bu Ranti, sambil menggerutu sebal. Pasalnya, Theo ketahuan menitip absen pada temannya.
"Gue gak tahu kalau Bu Ranti bakal ngitung satu-satu! Biasanya kan juga engga," ucap Sadam disebrang sana.
Theo mendengus sebal, "ide dari mana sih lu absenin gue, Sadam monyet!"
"Kebiasaan lu tiap hari rabu tuh telat atau bolos kalau kelas pagi! Jadi gue kasian sama lu!"
"Gausah kasian-kasian lah, kasian lu bikin gue sengsara!"
"Ya maaf, semangat ya Theo sayang!"
Sambungan telepon terputus, Theo mendecih sebal.
Setiap hari rabu itu, Theo ada dua mata kuliah, pagi pukul setengah tujuh dan siang pukul satu.
Dengan inisiatif temannya yaitu Sadam membuat Theo harus berhadapan dengan Bu Ranti.
"Tenang, Theo. Lo kaya bukan pertama kali aja," ucapnya pada diri sendiri.
Theo terus mengucapkan kalimat itu berkali-kali, bermaksud untuk menenangkan dirinya.
Saat sedang menyiapkan mentalnya untuk masuk ke ruangan Bu Ranti, pintu di hadapannya ini terbuka lebar menampilkan seorang perempuan cantik dengan wajah yang terkaget. Alisnya tebal dan mata yang bulat. Ah, ditambah tahi lalat di bawah bibirnya, menambah kesan cantik perempuan itu.
Theo mengerjapkan matanya, ini kalau kata Coboy Junior sih bidadari turun dari surga di hadapnku, eaaa.
"Theo! Ngapain kamu berdiri di depan pintu begitu? Sini cepet masuk!" ucap Bu Ranti menyuruh Theo cepat masuk.
Theo langsung tersadar bahwa ia menghalangi pintu, tubuhnya pun ia geser agar perempuan itu bisa berjalan pergi. Setelah perempuan itu pergi baru lah Theo berjalan memasuki ruangan Bu Ranti.
Baru saja Theo akan duduk, Bu Ranti sudah memberi banyak sekali nasihat.
"Kamu itu baru semester tiga loh, Theo. Semester tiga udah berapa kali titip absen sama temenmu itu? Kamu kalau memang tidak niat kuliah, ya sudah, kasian temenmu di titipi absen oleh kamu!"
Theo hanya diam mendengarkan apapun yang Bu Ranti ucapkan, ia tidak fokus, fokusnya masih pada perempuan berambut bergelombang panjang sepinggang yang hitam legam, tak lupa senyum yang menawan hati.
"Paham Theo?"
Theo langsung tersadar dan mengangguk, "iya siap Bu, sekali lagi saya minta maaf,"
Setelahnya ia keluar dari ruangan Bu Ranti.
Theo berjalan sambil memikirkan, dari jurusan dan angkatan mana perempuan itu. Kenapa Theo tidak pernah melihatnya?
Apakah mahasiswa baru?
Ia pun berjalan menuju kantin fakultas, Sadam memberi tahu bahwa ia sedang menunggu di sana.
Cih, Theo harus meminta Sadam untuk membayarkan semua makanan yang ia makan hari ini.
Mana bisa Theo punya teman se bodoh itu?! Sejak kapan pula Theo meminta teman kelasnya untuk mengabsenkan dirinya kala ia terlambat atau bolos.
Awas saja! Ia akan meminta traktiran gyu kaku atau bayarin makan selama sebulan, sekalian ia poroti.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Think, Just Us Or Nah? [On Revisi]
Fanfiction𝒥𝒾𝓈𝓊𝓃𝑔, 𝒲𝑜𝓃𝒷𝒾𝓃, 𝒩𝒾𝓃𝑔𝓃𝒾𝓃𝑔, 𝒮𝒾𝑜𝓃 𝒻𝒶𝓃𝒻𝒾𝒸 ⋅ ˚✮ ✶𓏲ּ꩜ Four or nothing? Olivia, Leo, Theo dan Ryan. Empat sekawan yang sudah berteman sedari mereka kecil. Mereka berjanji tidak akan saling...