Ryan, Theo dan Leo sedang duduk di depan warung belakang sma nya. Memang benar mereka bertiga masih sering bermain ke warung belakang sekolahnya. Theo duduk sembari mengangkat satu kakinya dan memakan ciki yang ia beli.
"Bangsat, tawuran mulu. Anak sma mana sih itu? Bikin macet aja, anying," gerutu Theo
"Halah, kaya lu ga pernah tawuran aja! Ini yang gue rasain waktu lu sama temen basis lu tawuran, anjing!" cetus Ryan sambil menoyor kepala Ryan
"Ye, itu gue membantu menjaga sekolah!"
"Sekolahan gak bakal di maling juga, harus banget dijagain!"
"Harga mati, anjir!"
"Cuih,"
Leo hanya tertawa mendengar keributan dari dua temannya.
Memang benar, saat sma itu Theo salah satu yang masuk geng basis, di mana kerjaannya tawuran dengan musuh sekolah. Apalagi, saat sma Theo itu sulit mengontrol emosinya, mungkin karena masa pubernya juga.
Theo itu saat sma sedikit terbawa-bawa dengan temannya, sampai mengikuti geng-geng seperti itu. Bahkan, pernah sampai masuk rumah sakit karena tidak sengaja kepalanya terlempar batu sedikit besar sampai harus dijahit 2 jahitan.
"Yan, ambilin tu minum sekalian," ucap Theo menyuruh Ryan
"Nyuruh mulu, anjing lu!"
"Kan lu lebih deket, bangke!"
Leo pun bangkit tapi kursi basonya ini langsung menimbulkan ketidak seimbangan, sehingga Theo yang sedang duduk sambil memakan ciki itu langsung terkejut karena akan terjatuh.
Matanya melotot sempurna, "Leo anjing, kaget!"
Leo yang tidak menyangka bahwa kursinya akan ikut mengangkat malah tertawa terbahak-bahak, "sumpah ya, ngapain juga lu duduk di ujung banget, tolol!"
Leo berjalan keluar warung untuk merokok sebentar. Ah, Leo memang merokok semenjak sma, cuma orang tuanya saja yang tidak tahu.
Leo menjepit rokoknya di antara bibir, dan menyalakan api lalu membakarnya. Duduk disamping bang Felix yang sedang bermain game bersama bang Haikal dan suara umpatan yang saling menyahut.
"Rokok bang," tawar Leo
Haikal menggeleng, "ga dulu, mau ketemu cewe gue nanti,"
Leo mengangguk, lalu menyodorkan kepada bang Felix.
"Siapa itu bang?" tanya Leo sambil menunjuk perempuan yang sedikit tinggi dan berwajah bule.
"Cewe gue," ujar Felix
Leo menengok dengan mengeryitkan alis, "cewe lu bukannya yang rambut pendek ya, yang ada poninya,"
"Udah putus dari lama, anjir!"
Leo membulatkan bibirnya kecil.
"Yang sekarang siapa itu?"
"Namanya? Navila,"
Leo mengangguk paham.
Sudah terlalu larut, akhirnya Leo, Ryan dan Theo memilih untuk pulang.
Berjalan menuju motor yang terparkir di ujung warung sembari memutar-mutar kunci motornya. Matanya tak sengaja melihat perempuan berambut pink menjatuhkan sesuatu dari dalam tasnya.
Dengan cepat Leo mengambil dan memanggil perempuan itu, "kak! Kak!"
Perempuan itu berbalik dengan wajah masam, "can everyone stop call me kak!"
Leo, Ryan dan Theo tidak menyangka bahwa akan bertemu perempuan yang mempermasalahkan penggunaan kata 'kak' ini.
Dengan wajah melongo, Leo langsung tersadar dan berdecak, "hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Think, Just Us Or Nah? [On Revisi]
Fiksi Penggemar𝒥𝒾𝓈𝓊𝓃𝑔, 𝒲𝑜𝓃𝒷𝒾𝓃, 𝒩𝒾𝓃𝑔𝓃𝒾𝓃𝑔, 𝒮𝒾𝑜𝓃 𝒻𝒶𝓃𝒻𝒾𝒸 ⋅ ˚✮ ✶𓏲ּ꩜ Four or nothing? Olivia, Leo, Theo dan Ryan. Empat sekawan yang sudah berteman sedari mereka kecil. Mereka berjanji tidak akan saling...