{8} akan kah pantas?

10 4 0
                                    

"Hau?"  Tanya Aksa aneh karena tingkah Haura yang tak seperti biasanya.

Kemana Haura yang cerewet itu?

Dan kenapa malah ada Haura yang pendiam dan tertutup ini?

"Hm.." gumam Haura menjawab Aksa tanpa menatap sang empu yang mampu membuat Aksa rada geram+aneh

Sebenarnya..Haura ini kenapa?
Kemana Haura yang centil dan barbar itu?

"Ha? Engga, lanjut aja,"
Aksa pun dengan pikirannya yang berperang melawan raganya seketika tersadar akan sesuatu.

Apa..bener Lo suka gue Hau?
Dan pernyataan Tante Rina bikin Lo kaya gini?

Batin Aksa sambil menatap Haura yang tengah mengerjakan soal dalam keheningan nya.

"Sorry sa, gue gak bakal bisa lupain Lo kalo gue gak kaya gini,"
Haura dengan mantap memutuskan untuk menjaga jarak dengan Aksa agar niat nya cepat tercapai.

Entah.. gadis itu akan berhasil tidak dalam misinya kali ini..
Dengan tekad dan keteguhan Haura mulai dengan nekat.
Walau rasa nya mustahil dilakukan.

Bagaimana tidak?

Haura mulai menyimpan rasa ke Aksa sudah dari 7thn lalu dan hanya bisa menatap nya dengan jauh.
Mengungkapkan perasaan nya saja rasanya bibirnya kelu..
Dan pertanyaan konyol memenuhi kepalanya.

Akan kah pantas?

Soal Naya sahabatnya mengetahui ia mempunyai rasa ke Aksa pun itu tak disengaja, saat Naya menginap di kamar Haura dan menemukan foto Aksa tergeletak di laci belajar Haura dengan rapi.

"Done,"
Haura gerah.. ingin rasanya ia cepat cepat pergi dari sini dan berlari sekuat mungkin.
Dengan sekuat tenaga serta otaknya
Haura mengerjakan soal soal itu dengan tergesa-gesa seperti dikejar waktu saja.

Tapi.. nyatanya tidak
Tidak terkejar waktu
Melainkan terkejar tekad

Tekad kuat untuk menjauh sejauh jauh nya dari seorang
KYZANO AKSA MAHESWARA

Laki laki kulkas yang telah mengambil hati dan pikirannya 7tahun terakhir.

"Bentar gue cek,"
Mata tajamnya meneliti soal soal yang terjawab oleh Haura dengan seksama.
Sesekali dahinya mengernyit heran..
Bukan heran dengan jawaban yang salah.
Tapi dengan jawaban yang nyaris dekat dengan kata sempurna
Bahkan.. Aksa bisa mengakui bahwa Haura lebih jenius ketimbang dirinya.

Soal soal nya itu terpecahkan dengan rumus yang jauh lebih simple yang ia berikan.
Tunggu.. dari mana Haura mempelajari cara ini?
Aksa saja belum sampai pada cara ini..

"Huh, nyaris sempurna," gumam Aksa menatap tak percaya dengan selembar kertas di tangan nya itu.

"Soo..udah kan?" Tanya Haura yang tatapan nya menatap buku buku di rak perpustakaan dan bukan nya menatap lawan bicara nya.

"Iya.." jawab Aksa

"Yaudah,gue duluan,"
Dengan tidak sopan nya Haura nyelonong pergi tanpa menunggu jawaban Aksa, sementara Aksa yang melihat itu hanya menatap pasrah kepergian Haura yang terkesan terburu buru itu.

"Huh..."

Dengan menghembus kan nafas gusar Aksa membereskan alat tulis nya dengan cekatan tanpa tertinggal satu apa pun.

"Lo beda Ra..
Gumam Aksa sebelum beranjak pergi meninggalkan perpustakaan sekolah nya itu.

Sementara di tempat lain,dengan jengah Naya menemani vano di markas geng xian berada.
Tangan nya memainkan squisy yang berasal dari ervan (salah satu anggota geng xian) yang terkenal gemulai itu.
Kaki kaki pendek Naya mengayun ayun ke depan dan belakang dengan bergantian sesekali melirik vano yang sibuk 'rapat' dengan para anggota nya.

SEPENGGAL LUKA { on going } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang