{12} benci...

6 4 2
                                    

Brakk...

"APA APA AN INI!! Kalian gagal membuat nilai dia turun!! HAH?!!"
Gertak Miguel marah.

"M-maaf tuan," beberapa diantara mereka bersimpuh di kaki Miguel.

"Gak becuss!!"

Duakk..

Dengan tega Miguel menendang kepala mereka satu persatu yang diterima pasrah oleh mereka.
Mereka adalah beberapa staf sekolah yang diutus Miguel untuk mengobrak Abrik nilai siswa terutama gevano.
Dengan niatan nilai gevano tak sesuai dengan yang dijanjikan maka dengan demikian Rina lah yang wajib menerima hukuman.

Tapi kali ini rencananya gagal total..
Para staf yang ia tugaskan tertangkap basah oleh penjaga ujian.
Mereka digiring ke ruang kepsek dan mendapat sp3 dan surat pemecatan pihak sekolah.
Karena bukan hanya 1 kali 2 kali tertangkap basah sudah.
Tapi sudah 6 kali dihitung hingga pihak sekolah tak menolerir lagi tindakan tersebut.

Kenapa Miguel tidak menyogok kepsek saja?
Karena, kepsek itu tak mau dan tak Sudi ia tawar i pekerja an itu dengan iming iming uang dan jabatan yang lebih tinggi.
Sama seperti guru guru lain yang menolak mentah mentah.
Tapi.. hingga pada akhirnya ada para staf yang tanpa di iming imingi langsung menghadap Miguel dan mau melakukan hal tak terpuji itu.
Tentunya dengan kesepakatan yang saling menguntungkan ke dua belah pihak.
Sampai akhirnya misi mereka sempat berhasil 2× dan beberapa gagal ketangkap basah.
Hingga terjadi seperti sekarang ini.

"Gak becus kalian!! Keluar!!" Gertak Miguel menahan amarah yang membuncah.

"B-baik" dengan badan gemetar ketakutan akan terancam nyawanya mereka keluar dengan perasaan campur aduk menjadi satu.

"Sialan!!"
Dengan frustasi Miguel menahan sakit di bagian dada nya akibat luka yang belum sembuh sempurna.
Luka tembak yang di lakukan oleh gevano, luka yang cukup dalam dan hampir membuat ia meregang nyawa.
Tapi sepertinya tuhan sedang berbaik hati dengan iblis itu.

Nafas yang naik turun menahan rasa marah, pria berumur 48 tahun itu beranjak dari ruang kerjanya.
Tampaknya ia tergesa gesa pergi.
Dengan mobil nya ia melaju kencang ke jalanan yang padat akan kendaraan.

Raut khawatir terpampang jelas diwajahnya menyiratkan kegusaran.
Rasa frustasinya bertambah berkali kali lipat setelah mendapat kan sebuah panggilan dari seseorang.

"Shit, bagaimana bisa," gusar Miguel
Mengusap gusar wajahnya.

Terlihat mobil yang ia kendarai memasuki kawasan sebuah bangunan apartemen. Dengan tergesa gesa beranjak lah ia keluar dan menuju salah satu penthause disana.

Dengan tanpa keraguan di setiap langkah nya Miguel membuka salah satu pintu yang ia kenali.

"Mas..?" Lirih wanita berusia sekitar 45 tahun an dengan pakaian mencolok yang kontras dengan lekuk tubuhnya.

Brakk...

"BODOH!! BODOH kau venya!!" Bentak Miguel murka.

"K-kamu harus tanggung jawab.." tekan venya.

"TIDAK SUDI!! Kau yang ceroboh venya!! Kau yang membuat dia ada.
Camkan itu," tegas Miguel.

"Kau lupa?? Dia ada karena perbuatan kita? Hemm..
Dan kau juga harus menerima nya."

BRAKK..

"Siapa yang tak menurut meminum pil itu hah!!"
Dengan geram Miguel menendang meja dihadapan nya.
Venya hanya tersenyum miris melihat itu.

Dengan kasar Miguel menarik venya keluar dari penthause itu dan menuju suatu tempat.
Susah layah venya berusaha bebas, namun..nihil tenaganya kalah telak dengan Miguel.

SEPENGGAL LUKA { on going } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang