7. Bukan Penyembuh Luka

436 40 0
                                    

"Ibuuu" ucap Rony

"Eh iya maaf Rony sayang. Oh iya tadi obat yang ibu minta udah dibeli?" tanya Ibu Tika

"Udah bu, ini. Mau ibu yang kasih ke Ayah atau Rony aja?"

"Ibu aja. Kasian Salma masa ditinggal" Rony pun memberikan obat yang dimaksud kepada Tika, Tika langsung beranjak meninggalkan mereka berdua disana

"Roonnyy, itu kasih minum Salma" teriak Tika yang terdengar oleh Rony dan Salma

"Iya buu"

"Siapa yang sakit Ron?" tanya Salma

"Ayah gue, beliau sakit jantung gitu selama tiga tahunan kemarin. Jadi sekarang banyak istirahat di rumah. Tadi obat rutinnya habis jadinya Ibu minta beliin obat biasanya, check up nya nanti senin soalnya"

"Wah Ron gue gatau, semoga Ayah lo bisa cepet sembuh ya,"

"Tapi aktivitas beliau jadinya gimana?"

"Aman kok kalau sekarang, dulu sempet drop, tapi kan diobatin"

"Oh gitu, alhamdulillah"

"Lo mau minum? Atau jadi mau liat-liat?"

"Liat dulu deh Ron. Gue kepo sama kantor lo"

Salma dan Rony keluar dari rumah Rony, mereka lalu berjalan menuju rumah sebelah yang diperuntukkan sebagai kantor bagi Rony. Salma melihat-lihat rumah tersebut. Mirip dengan konveksi Ayahnya pikirnya, terdapat dua lantai di rumah itu tapi posisi tempat tentu berbeda. Secara luas lebih luas rumah ini daripada konveksi Rizal. Di lantai satu terdapat dua ruangan tertutup, satu kamar mandi juga dapur. Dua ruangan tertutup itu dipakai sebagai ruangan pribadi Rony, dan satu ruangan lain yang lebih luas dipakai untuk meeting atau rapat. Salma pun meyakini demikian karena di ruangan yang luas itu terdapat banyak kursi, meja besar, papan tulis, proyektor dan lainnya, dirinya sempat mengintip ruangan yang dijadikan tempat meeting itu. Diluar ruangan di lantai ini digunakan sebagai tempat kerja karyawan yang diposisikan terbuka.

Karyawan yang berada di lantai satu merupakan tim belakang layar, mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di depan komputer dengan jobdesc masing-masing. Terlihat oleh Salma terdapat juga space untuk lesehan, karena lantai sudah diselimuti oleh karpet yang nyaman. Kata Rony biasanya di tempat itu dipakai untuk para karyawan bonding satu sama lain, makan siang bareng, evaluasi bareng, main bareng. Karyawan perempuan juga kadang memakai tempat itu untuk sholat, karena mushola sebetulnya terdapat di lantai dua. Sangat terlihat rumah ini sudah direnov oleh Rony menyesuikan kebutuhannya. Adanya Rony dan Salma disana menjadi sorotan para karyawan disana, mereka memberikan senyum kepada Salma dan Salma membalas dengan senyum juga.

Rony selanjutnya membawa Salma ke lantai dua. Gudang ini mah, pikir Salma. Tumpukan baju yang sudah diplastik dengan rapih terdapat disana, terdapat tiga rak besi besar juga untuk menyimpan baju-baju jualan Rony.

"Beberapa jahitan dari konveksi Papah gue tuh"

"Iya emang, tapi ga semua Sal. Gue kerjasama sama yang lain juga"

"Iya-iya gue tau"

Di lantai ini tim karyawan depan layar, walau ada juga tim belakang layar juga, tapi bedanya tim belakang layar ini tidak berkutat dengan laptop. Terlihat ada beberapa karyawan yang sedang live tiktok, live di marketplace juga. Terlihat dari mereka sedang promosi cenderung berteriak di depan sebuah gawai.

"Ngikut jaman banget ya jualan sambil live" ucap Salma pada Rony

"Iyalah, kalau ga ngikutin bisa kurang laku woy"

"Mau nyoba live tiktok ga Sal? promosiin baju gue"

"Ga ah, malu woy"

"Hey Kak Rony bawa siapa?" tanya salah satu karyawan perempuan yang menyapa Rony dan Salma

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang