14. Mendekatkan jarak

328 46 4
                                    

Salma sepertinya semakin terbuka dengan Rony, dia memang tidak berniat untuk menolak pinangan itu, namun tetap berusaha untuk mencari tau banyak hal sebelum mereka menikah. Sebuah pemikiran yang bijak yang dilakukan oleh Salma.

Berhubung hari ini hari libur, Salma berinisiatif untuk pergi ke rumah Rony. Iya, dia sendiri yang berinisiatif dan mengutarakan keinginan dirinya untuk pergi main ke rumah Rony. Rony yang mendengar permintaan itu tentu senang dengan keingan Salma. Sebuah pendekatan yang semestinya mereka lakukan bukan. Toh menikah bukan hanya untuk mendekatkan kedua manusia saja, lebih dari itu keluarga pun turut andil dalam makna sebuah pernikahan juga.

Atas keinginan Salma juga, dirinya ingin datang langsung ke rumah Rony, dia tidak bersedia dijemput.

Suara motor Salma terdengar di depan pintu Rony, Ibu Tika dengan tergesa berlari menuju gerbang pintu rumanya. Padahal disana banyak juga karyawan Rony yang bekerja disamping rumah itu, tapi Tika memang sudah tidak sabar menyambut sosok yang diceritakan Rony belakangan ini kepadanya.

"Makasih Bu udah bantuin bukain gerbang" ujar Salma

"Sama-sama Salma. Tadi macet ga di jalan?"

"Aman Bu alhamdulillah"

Tika mengajak Salma masuk ke dalam rumahnya. Salma yang berniat duduk di ruang tamu itu ditegur oleh Tika.

"Sal, ngapain duduk disana? Ayo kesini aja"

"Kamu ibu anggap bukan tamu ya, kamu calon mantu ibu kan?"

Salma tersenyum ramah, entah statusnya bagaimana, Salma hanya ingin lebih dekat dan mengenal banyak hal tentang Rony dan keluarganya. Jika tidak cocok Salma akan mundur pikirnya, jadi apakah tidak terlalu cepat jika Tika mengatakan bahwa dirinya adalah calon mantunya?

"Rooonnn" suara Tika mengema di rumah itu. Dia memanggil anaknya dengan suara lantangnya.

"Ronynya sedang di kamar ya Bu?"

"Iya, dia lagi di kamar Sal. Ibu liat dia terakhir waktu ke toilet buat solat subuh, setelah itu dia balik lagi ke kamar gaada ibu liat lagi"

"Bentar ya Ibu ke atas dulu,kamu tunggu aja dulu disini"
"Oh iya deh bu boleh"

Salma mulai kikuk, dia baru sadar inisaitifnya adalah hal yang dilakukan tanpa persiapan dan tanpa pikir panjang. Coba, apa yang akan dia lakukan di rumah ini? Topik apa yang harus dibicarakan nanti. Ah dasar Salma.

"Salma" panggil seseorang yang melihatnya sedang duduk berdiam diri di sofa ruang tengah itu.

"Eh Ayah, Assalamu'alaikum Ayah" ucap Salma santun sembari menyalami Andika.

"Gimana kabar Ayah sekarang?"

"Ya masih begini aja Sal, tapi Ayah masih terus terapi kok ini."
"Iya yah, semangat terus ya. Nanti pasti Tuhan ijinkan buat sembuh"

"Aamiin. Ayah juga ingin panjang umur, ingin liat Rony bahagia. Pengen liat cucu juga" Andika menjawab dengan tawanya sembari menatap Salma. Salma jadi kikuk dibuatnya, dia tersenyum miris.

"Salma"

"Iya Yah?"

"Rony sudah cerita kalau kamu mau mengenal dulu dia dan kami lebih jauh. Ayah paham banget itu kok, ayah juga akan menurunkan ekspetasi jika nantinya memang kalian tidak jodoh. Tapi ijinkan Ayah berterima kasih sama kamu ya, setidaknya setelah mengenal kamu dia menjadi lebih berani dalam mengambil keputusan untuk hidupnya"

"Jadi atau tidaknya kamu dengan Rony itu urusan Yang Kuasa saja. Ayah merestui kalian, Ayah juga ridho dengan apapun keputusan kamu nantinya. Kalau Rony melakukan hal yang tidak kamu kehendaki, bilang ke Ayah langsung ya Sal."

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang