8. Hilang?

420 46 0
                                    

Semenjak hari itu tidak ada lagi pesan singkat darinya, hal itu yang membuat Salma bingung. Apa kehadiran dia di rumahnya kemarin adalah hal tidak diinginkan oleh Rony? Apa ada masalah yang disebabkan olehnya? Salma seolah-olah menebak. Padahal kan Rony yang mengajak kesana, bukan dia.

Pesan singkat yang dikirimkan olehnya tempo hari pun tidak dibalas oleh Rony. Salma semakin kalut dengan pikirannya. Padahal dia senang punya teman dekat laki-laki. Apa Salma berharap lebih dari itu? Dirinya mencoba menjauh dari pikiran itu.

Satu hari tidak kabar dari Rony dia merasa baik-baik saja, mungkin Rony sedang sibuk pikirnya. Tapi terhitung sudah tiga hari ini. Selain tidak ada balasan pesan kemarin, Rony pun tidak memberikan pesan lain, sudah dipastikan tidak ada agenda saling bertukar pesan yang biasa dilakukan tiap malam, tidak ada obrolan random lagi. Apa Salma sudah nyaman dengan Rony? Harusnya iya, sebatas teman bertukar cerita.

"Pah, kemarin tuh karyawannya Rony jadi ke konveksi buat ngasih kain kah?" tanya Salma pagi ini sebelum berangkat ke kantor

"Jadi kak, emang biasanya kalau nganter kain tuh seringnya karyawan yang nganter Kak. Dia biasanya datang pas jelasin model bajunya sama lihat hasil sampel, kalau udah produksi massal karyawannya yang kesini. Tapi dia bakalan kesini lagi pas hasil kerjaan kita udah selesai semua Kak, sekalian ngambil dan quality control" ucap Rizal menerangkan

"Kerjaan Rony minta diselesaikan kapan Pah?"

"Sabtu pekan ini Kak, soalnya order kali ini beliau ga minta dibuatkan banyak"

"Oh iya Pah"

"Kenapa kak?"

"Engga, bukan apa-apa kok Pah aman"

"Oh kirain"

***

Salma saat ini sudah berada di kantornya, kali ini dia ingin menghindar dari sahabatnya Novia. Sudah pasti dia sadar bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja hari ini. Salma sudah berada di mejanya, dia sudah membuka laptopnya dan mengecek agenda hari ini.

"Ahh, siang ini meeting sama tim marketing lagi" gerutu Salma sendiri

Bagaimana lagi, Salma harus pasrah dengan banyaknya pertanyaan yang akan datang dari sahabatnya nanti. Bukannya dia tidak suka dengan Novia, tapi perasaan kali ini sulit dijelaskan baginya. Belum kalau nanti tanggapan Novia yang justru meroasting dirinya. Dia kesal dengan pikirannya sendiri.

Keadaan yang tidak diharapkan bagi Salma hari ini datang juga. Saat ini Salma dan Novia sudah berada di satu ruangan yang sama untuk membahas pekerjaan. Tak hanya Salma dan Novia, disana juga terdapat teman-teman kerjanya yang lain untuk membahas perihal pemasaran produk dari perusahaanya. Novia sadar sesuatu, tapi tentu bahasan ini tidak tepat jika diobrolkan sekarang.

Setelah mereka selesai dengan pembahasan pekerjaannya, terlihat Salma sudah mulai beranjak lebih dulu ingin meninggalkan ruangan tersebut.

"Sal" ucap seseorang yang mengagetkan Salma karena dia merasa ada yang memegang pundaknya dari belakang. Salma mengenali betul suara itu,

"Pulang kantor kita makan dulu ya," lanjut Novia

"Jangan kabur lo."

Salma mengangguk, "Iyaa bawel"

***

Salma dan Novia saat ini sudah berjalan keluar kantornya

"Mau makan dimana?" tanya Salma

"Hmm.. nge mall aja yuk. Bisa ke Solaria atau kemana gitu"

"Boleh deh, gue ngikut"

Karena mereka membawa kendaraan masing-masing tentu akhirnya mereka berangkat sendiri-sendiri, nantinya mereka akan bertemu ketika sampai di mall nanti.

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang