2. Sibling time

516 37 4
                                    


"Bang boleh minjem uang tiga puluh ribu?"

"Hah?"

Lelaki itu terkejut dengan perkataan perempuan di depannya, bisa-bisanya perempuan itu meminta pinjaman uang kepada orang yang tidak dikenalnya

"Bang, saya gantiinnya transfer ya. Saya udah capek banget dan pengen pulang. Tolong ya Bang" Ucap Salma sembari memohon kepada lelaki itu.

"Yaudah boleh"

Lelaki itu langsung berdiri dan mengeluarkan dompetnya. Diambilnya uang 30 ribu dan diberikannya kepada Salma.

"Alhamdulillah. Makasih ya Bang. Bentar gue bayar dulu ke pemilik bengkel"

"Iya"

Salma langsung memberikan uang tersebut kepada pemilik bengkel beserta uang seratus ribu yang dimilikinya. Setelah itu Salma langsung duduk kembali di kursi plastik tadi,

"Yaudah Bang, mau minta nomor rekeningnya buat bayar utang"

***

Nabila terkejut dengan pernyataan Paul di perjalanan tadi. Dia tidak pernah menyangka bahwa lelakinya menyatakan bahwa dia ingin serius dengannya. Mereka baru menjalin hubungan kurang lebih lima bulan, cukup cepat untuk sampai pada akhirnya lelakinya menyatakan keseriusannya. Tapi memang begitulah hubungan mereka, menjadi rekan kerja hingga akhirnya berpacaran pun bisa dibilang cukup cepat. Ternyata selama Nabila magang disana, Paul sudah menaruh hati dan yakin pada dirinya.

Tapi sekarang, entah apa yang dapat menggambarkan perasaan Nabila. Dia senang karena ada laki-laki yang serius ingin menjalin komitmen dengannya, tapi disisi lain kekhawatiran menikah juga yang dipikirkan olehnya, usia 22 tahun masih dibilang muda menurutnya, dia masih ingin mengeksplor hal lain. Kakaknya, kak Salma? Oh Tuhan

Mobil yang dikendarai Paul sudah sampai di depan rumah Nabila, seperti biasa Paul selalu mengantar pulang Nabila. Ketika pulang, Nabila sempat mengajak Paul untuk jajan di pinggir jalan.

Sebelum mereka turun, Nabila meyakinkan kembali Paul bahwa dirinya belum siap menikah. Lelakinya terus meyakinkan Nabila seolah tidak terima. Kebelet nikah? Entahlah, tapi Paul merasa yakin dengan pasangannya ini.

"Kalau kakak mau nunggu aku silahkan kak, kita jalin hubungan ini sampai waktunya tiba. Tapi kalau kakak tidak bisa untuk bersabar, aku juga ga masalah kalau kita harus selesai. Kakak bisa cari perempuan lain yang siap untuk berkomitmen. Kak nikah ga sebercanda itu" tegas Nabila

"Nab ga gitu"

Nabila melepaskan seatbeltnya, "aku turun ya kak".

Setelah Nabila turun terlihat Salma yang sedang membuka gerbang rumahnya.

"Adikku, ternyata kita sampenya barengan ya. Eh bentar kakak bawa masuk dulu motornya"

"Iya kak"

"Tumben pulangnya sore Nab?"

"Tadi ke kampus dulu kan, terus ini pulangnya jajan dulu," sembari menunjukkan jajanan bawaannya

"Jalan ama Paul ya" Goda Salma

Nabila yang digoda Salma hanya tersenyum

" Ih kak, aku beliin rujak kesukaan kakak loh."

"Wii rujak, yaudah yuk masuk ke dalem"

***

Tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar Salma

"Ini Nabila kak"

"Oh iya, masuk Dek"

Nabila membuka pintu kamar kakaknya,

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang