15. Berdamai Masa Lalu

475 57 3
                                    


"Sal, masa lo ga percaya sama gue sih?"

"Tau ah Ron, gimana kita bisa mulai hubungan yang baru kalau lo aja masih terbayang masa lalu Ron?"

"Sal, gimana caranya supaya gue bisa buktiin kalau gue udah ga terbayang masa lalu?"

Salma tetap tidak luluh, dia tetap kesal dengan lelakinya itu. "Gue mau sendiri dulu, lo gausah masuk ke dalem. Bilang aja sama Papah lo buru-buru."

"Huft.. iya. Maaf ya Sal"

Rony memberikan kunci motor itu, Salma melangkahkan kakinya menuju pintu rumahnya setelah tadi diantar oleh Rony. Rony masih terus memandang Salma dari kejauhan, melihat pungung wanitanya.

Rony membuktikan ucapannya, dia mengantarkan Salma menuju rumahnya. Rony merasa bahwa perasaan Salma sedang tidak baik-baik saja karena kejadian tadi, dia tidak akan mengijinkan Salma membawa motor sendirian untuk pulang. Masih dengan perasaan bersalahnya, dia tetap tidak bisa membujuk Salma.

Selama perjalanan Salma sekali tidak mau berbicara dengannya, bahkan hingga Rony membawa motor itu ke dalam garasi rumah Salma pun, perempuan itu tetap tidak mau bersuara. Rony sendiri yang akhirnya berusaha untuk membuka pembicaraan. Namun sayangnya Salma sepertinya tetap marah dengannya, bahkan semakin terlihat lebih emosi dengan meninggikan suaranya. Hal yang baru Rony tau tentang perempuan itu. Tapi disini dia sadar bahwa dia salah.

Setelah memastikan Salma masuk ke dalam rumahnya, dia seperti ragu untuk langsung pulang. Ingin rasanya dia menemui Rizal untuk menceritakan masalah ini. Namun setelah berpikir kembali, sepertinya orangtua mereka tidak perlu tau mengenai hal ini, persis yang Salma lakukan ketika tadi berpamitan kepada orangtuanya. Mereka harus menyelesaikan masalah ini secara dewasa.

***

"Kakakkk" Nabila memeluk Salma dari belakang secara tiba-tiba di kamarnya.

"Kok ga ketok pintu sih dek?"

"Maaf habis aku excited banget pengen ketemu kakak, hehe"

Salma memberikan senyumannya kepada adik perempuannya itu. Selalu menggemaskan, adik yang dia sayang.

"Gimana tadi ka?"

"Apanya?"

"Ishh ya tadi, ketemu Kak Rony sama kedua orangtuanya. Ngapain aja tadi?"

"Ngobrol. Emang itu yang kakak mau sih, ngobrol buat tau banyak hal tentang dia dan keluarganya."

"Ngobrolin apa aja ka?"

"Ishhh kepo" Salma mencubit pipi adiknya gemas.

"Kan supaya aku bisa belajar kak, apa aja yang harus aku cari tau, apa aja yang harus diobrolin. Ya kan siapa tauu..."

"Siapa tau apa?"

"Padahal kalau kamu duluan juga gapapa Nab." Lanjut Salma.

"Udah pernah dibahas ya kak ini. Udah deh, ini jawab pertanyaan yang tadi, bahas apa aja?"

"Hmm.. Banyak. Tentang Rony, tentang Ayah Ibunya, bahas juga usahanya, bahas masa lalu dia juga"

"Masa lalu Kak Rony, kenapa Kak?" tanya Nabila penasaran.

Salma tersenyum tipis dengan pertanyaan Nabila tadi. Pasti Nabila penasaran bagaimana masa lalu laki-laki yang dekat dengan kakaknya itu. Salma tampak berpikir keras, apakah perlu diceritakan atau tidak mengenai peristiwa tadi, jika diceritakan pastinya dia akan menceritakan mengenai kejadian di supermarket tempo lalu ketika dia dan Rony belanja bersama.

Dengan beberapa pertimbangan akhirnya Salma menceritakan tentang tadi. Hal yang membuat dirinya tidak mood kali ini, sedikit ragu mengenai lelaki itu yang mengatakan bahwa dirinya sudah melupakan masa lalu. Namun beberapa ceritanya hari ini malah mengungkit kembali masa lalu. Sesuatu yang tidak bisa diterima olehnya.

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang