chapter 6

444 44 2
                                    

Di toko perhiasan, seorang pemuda tampan dan seorang wanita cantik sedang memilih sebuah cincin,

"Mau pilih yang mana sayang?"

"Yang mana ajah terserah kamu, aku oke oke ajah" jawab Adara sambil tersenyum.

Tring!!

Sebuah notifikasi pesan muncul di ponsel Adara, ketika Adara membaca pesan itu, langit memperlihatkan cincin yang di pilihnya,

Adara memandang langit dan seketika memeluknya erat,

"Hey, kamu kenapa? Suka? Bahagia?" Tanya langit sambil mengelus kepala bagian belakang Adara, Adara mengangguk cepat.

Langit tidak tau, jika Adara sangat bahagia bukan karena cincinnya, tapi karena dapat kiriman video bukti untuk membebaskan tuduhan Gibran besok.

.
.
.
.
🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳
.
.
.
.
.

Di koridor sekolah, sekumpulan anak nyentrik berjalan menjadi sorotan,

Gibran dengan ikat kepala merah putih, dan membawa tongkat bendera, Kevin mencoreng pipinya dengan cat warna merah putih dan menjadikan bendera sebagai jubah yang ia ikatkan di leher, rasya memakai helm dengan kamera di atasnya, dan membawa banner bertuliskan (TEGAKKAN KEADILAN UNTUK GIBRAN), Irsyad memakai daster bunga bunga emaknya, dan membawa ayam jago?? di ketiaknya, pengganti burung Garuda katanya, biarkan saja Irsyad dengan isi pikirannya, Dan yang membuat warga sekolah lebih heran lagi, Adara, garda terdepan, memakai wig ombre berwarna merah putih dan bendera panjang yang ia ikatkan di pinggang sampai menjuntai ke betis, makin rame aja orang yang melihat, udah kayak karnaval 17an ajah.

Mereka memasuki ruang kepsek, membuat kepsek hampir jantungan karena ulah mereka berlima,

"Apa yang kalian lakukan?"

"Kita ingin menegakkan keadilan buat Gibran pak" ujar Rasya sambil menunjukkan banner yang di bawanya.

Adara menyerahkan bukti hasil tes Gibran dan juga rekaman video yang ada di ponselnya.

"Saya pikir itu sudah cukup
Membuktikan jika Gibran tidak bersalah" ujar Adara

Pak kepsek menerima bukti itu dan menganggukkan kepalanya,

"Jadi? Hukuman apa yang pantas buat dia guys" ujar pak kepsek dengan senyum tengil sambil memakai kacamata merah dan wig pelangi Yang berada di lacinya,
Ternyata atribut Gibran di sita pak kepsek, ingat kan?

"Pak itu punyaku" protes Gibran

"Diam kau begundal, ini sudah jadi milikku sekarang" elak kepsek membuat keempat anak yang ada di sana menggelengkan kepalanya, dan Gibran yang menepuk jidatnya,

"Kenapa kamu menepuk jidatmu?" Tanya kepsek tak terima,

"Untuk meredakan sakit leher pak" jawab Gibran tegas.

.
.
.
.

Gibran dan kawan kawannya keluar dari ruang kepsek,

"Kita perlu rayain nih" ujar Kevin,

"Kita traktir anak anak di kantin" seru Irsyad,

"Kamu yang bayar" tunjuk Gibran pada Rasya, dan berlari menyusul yang lain,

"Kok aku yang kena?" Gumma Rasya, namun tetap menyusul teman temannya ke kantin.

.
.
.
.
.
.
.
.

Pulang sekolah, Gibran terlihat sedang menunggu seseorang, sampai Adara datang, Gibran langsung menarik lengannya, lalu mendudukkan Adara di jok motornya,

masih di siniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang