chapter 9

422 46 4
                                    

Hari ini ada pertandingan bola antara sekolah, di tengah lapangan terlihat Gibran yang sedang menggiring bolanya, terlihat tampan sekali, diiringi teriakan wanita wanita kurang kasih sayang.

Sedangkan di tribun Adara sudah sangat kesal, entah kenapa sekarang dia merasa kesal hanya karena Gibran yang terlihat tampan di lapangan membuat para wanita menjerit histeris, padahal dulu, dia biasa saja dengan teriakan memekakkan telinga yang di tunjukkan kepada Gibran.

"Hay," Sapa Al yang ikut duduk di samping adara,

"Hay" Adara membalas dengan sedikit senyuman,

"Gue heran Sama Lo dar, Lo beda banget dari adara yang dulu,"

"Kenapa?"

"Lo itu dulu cewek cool yang pernah gue temui, sekarang malah keliatan bucin banget sama itu kutu Aer" ujar Al menunjuk Gibran dengan dagunya.

Adara tersenyum dengan pernyataan Al, karena itu benar, dan Adara pun merasakannya juga.

"sebelum bertemu dengan Gibran hidup gue itu monoton, dan membosankan, mungkin hampir bisa di bilang sempurna, tak ada kendala," ujar Adara sambil menerawang waktu lalu, dan Adara pun merasakannya juga, seberapa besar perubahan hidupnya setelah bertemu dengan si begundal Gibran, seolah hidupnya berubah 180 derajat, dari yang monoton menjadi banyak warna, dari yang membosankan jadi merasakan banyak rasa.

Ibaratnya, hidup Adara adalah kertas kosong, dan Gibran datang dengan sejuta warna di tangannya.

"Lo tau ngga Al, mencintai Gibran itu sangat unik, dan menyenangkan" ujar adara membuat Al bungkam,

"Beruntung banget jadi Gibran, bisa di cintai Adara dengan begitu sepesial nya," gumam al

"Karena Gibran itu berbeda dari kebanyakan pria, dia memiliki ciri khas unik yang tak bisa gue tolak"

"Lo itu udah pinter, cantik, banyak nyumbang tropi juga buat sekolah, sialnya malah kepelet cowok kaya Gibran " gerutunya membuat Adara tertawa.

"Lo juga pinter, ketua OSIS pula, malah masih jomblo " ujar adara berniat membalas ucapannya

"Soalnya gue sukanya sama Lo dar, mana mau sama yang lain?" Ujar Al membuat Adara terkejut dan menoleh ke arah Al,

Sedangkan di tengah lapangan, Gibran sudah menunjukkan wajah kesalnya melihat Adara dengan Al yang saling pandang, membuatnya tidak menyadari jika ada bola yang melambung ke arahnya.

Dugg!!

Bruk!!

"Assshh, anjing!!" Umpat Gibran yang tak sengaja terkena tendangan bola di kepalanya dari tim lawan.

Tes tes

Darah mulai keluar dari hidung Gibran membuatnya menunduk dengan kepala yang ia cengkeram, mungkin tendangannya terlalu kuat membuat kepala Gibran berputar dengan telinga yang berdenging,

"Gibran!!" Teriak seseorang yang terlihat panik berlari menghampirinya sebelum gelap merenggut kesadarannya.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Gibran mengerjapkan matanya guna menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya.

"Ugh." Gibran berusaha bangkit dari ranjang

"Gue di UKS?" Gumam Gibran dan segera turun dengan langkah yang sedikit terhuyung, 

Gibran berpegangan pada tembok guna menyeimbangkan tubuhnya, di ambang pintu, Gibran melihat siluet Adara dengan seorang yang akhir akhir ini ada di list teratas dari data orang paling Gibran benci.

masih di siniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang