chapter 10

434 47 3
                                    

Mata Adara berbinar melihat semangkuk bakso yang mengepul di depannya membuat Gibran terkekeh.

"Kamu gak beli juga gib?" Tanya Adara yang tak melihat ada mangkok di depan Gibran, cuma es teh manis doang yang ia seruput dari tadi.

"Ngga, aku udah makan tadi" jawabnya

"Boong, kamu kan pingsan"

"Ya kau inget aja aku minum obat ga pake makan dulu emang tadi?" Jawab Gibran membuat Adara nyengir kuda,

"Oiya, kan aku yang beliin makanan yah." Adara menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Mau ngga gib?" Adara menyodorkan satu sendok bakso yang sudah ia potong jadi kecil untuk Gibran, Gibran menerimanya dengan senang hati.

Ting!!

Sebuah pesan masuk dari kevin

(Musa ngajak balap malam ini)

Gibran tersenyum,

_lumayan buat nlaktir adara lagi, batin Gibran

(Gue turun)

Adara menyatukan alisnya heran melihat Gibran yang tersenyum sendiri.

"Kenapa gib?" Tanya Adara membuat Gibran dengan cepat menyimpan ponsel nya dalam saku.

"Ngga ada"

"Ntar mampir ke rumah ngga? Julian udah nanyain mulu"

"Kayaknya lain kali deh Dar,"

"Ada acara?"

"Hmmmm Iyah, acara keluarga" bohong Gibran

"Serius? Ga boong? Ga balapan lagi kan?"

Skakmat!! Adara adalah wanita yang memiliki intuisi sangat tajam.

"Beneran, ga boong"

"Yaudah," Adara kembali memakan baksonya dengan khidmat.

__________________________________________

Brummmmm brummmmmm brummmmmmmm

Gibran dengan tatapan yang sulit di artikan di balik helm full face nya membuat ketiga sahabatnya ketar ketir.

Bukan tanpa alasan, mereka merasa khawatir karena bukan Musa yang menjadi lawannya, tapi Al, manusia yang akhir akhir ini mengganggu Gibran.

Entah apa yang Al bisikkan ke arah Gibran membuat mereka saling menatap tajam sebelum menaiki motor masing masing,

Bendera putih melayang membuat kedua motor itu melesat membelah jalanan,

Sedangkan di belakang Irsyad Rakha dan Kevin berdiri tak tenang, menunggu begundal Gibran kembali dengan badan yang utuh.

Musa menghampiri teman teman Gibran dengan raut wajah bersalah,

"Sorry guys, gue cuman di suruh" ujarnya dengan nada yang lirih.

"Ngga papa kok, biarin mereka bertanding, supaya Al ngga bisa gangguin hubungan gidara lagi." Jawab Rasya menengahi ketika Irsyad sudah ambil ancang-ancang untuk membogem Musa,

"Gila lu sya, ya kalo Gibran menang, kalo ngga?"

"Lo ngga percaya sama sahabat lo sendiri?" Jawab Rasya membuat Irsyad bungkam.

"Bangke emang si Al, anjing!!"

*

Di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda, Adara yang sedari tadi mencoba menghubungi Gibran tak ada sama sekali niatan untuk di angkat oleh si pemilik ponsel,

masih di siniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang