27. Back To My Life

230 32 9
                                    

Angin malam berhembus kencang, Menyingkap helai-helai anak rambut. Menusuk tubuh yang sejak tadi sudah gemetar.

Hinata berjalan menyusuri jembatan menuju Apartemennya di sepanjang sungai Sumida seorang diri. Dia mengusuk lengan~nya kasar. Menciptakan sedikit kehangatan di sana.

Dia meminta supir untuk menurunkan~nya di supermarket saat perjalanan mereka pulang tadi. Sebenarnya, itu hanyalah alasan~nya agar bisa pulang sendiri malam ini. Setelah dia masuk ke supermarket. Dia mengendap untuk keluar melalui pintu yang berbeda. Dia membutuhkan ketenangan seorang diri saat ini.

Setelah dia mengunjungi rumahnya sore tadi untuk melepas rindu. Dia hanya bisa kembali pulang ke Apartemen Naruto malam ini. Dia tidak punya tempat untuk dia tuju saat ini. Berada di rumahnya seorang diri membuat~nya sedikit trauma dan takut.

Sorot mata yang risau itu tidak bisa berbohong soal apapun. Kini Hinata tahu, cepat atau lambat semua akan terungkap. Sebuah kisah masa lalu di antara keluarga Hashirama. Antara suami~nya dan sang mantan kekasih.

Saat Kakek menceritakan tentang apa yang terjadi di masa lalu antaranya dan Sasuke. Semua tidak terasa semenyakitkan ini. Meski dia harus tetap kuat. Nyatanya, apa yang baru saja dia dengar terus mengusik hatinya.

Dia tahu, sebuah kisah masa lalu seharusnya hanya menjadi masa lalu. Dia dan Naruto telah melangkah hingga di sini, melalui Segala~nya berdua. Melawan Kakek dan menyakiti Sasuke.

Hinata menghembus nafas kasar. Seraya menatap hamparan air yang berwarna hitam di depan~nya. Bersandar pada tiang jembatan di sana.

Dia tidak perduli apapun saat ini. Hinata mematikan ponselnya yang sejak tadi terus berdering. Dia tahu, Naruto mungkin sedang mencari~nya saat ini.

Namun, dia juga tidak bisa mengabaikan perasaan~nya. Dia hanya butuh memikirkan segalanya. Dia tahu, dia dan Naruto menikah atas dasar kesalahan.
Lalu, apakah segalanya akan berubah saat seorang wanita masa lalu hadir di antara mereka?

Hinata menggelengkan kepalanya kasar. Kemudian memejamkan matanya perlahan. Merasakan hembusan angin menyapu wajahnya dengan lembut. Menyingkap helai-helai anak rambut. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan semua ini. Dia hanya bisa menjalani semua seolah tidak ada apa-apa.
Tapi, sampai kapan dia bisa bersikap biasa!?

°°°

Hinata memasuki rumah yang terasa sunyi. dia melangkah pelan dengan banyak pikiran di kepalanya. Dia beranjak menuju kamar dan membersikan dirinya.

Hinata mengganti pakaiannya dan segera naik ke atas ranjang. Menaikan selimut hingga sebatas dada dan berusaha memejamkan matanya.
Bisakah dia abaikan semuanya?

Hinata masih sibuk dengan isi kepalanya ketika dia mendengar suara pintu utama terbuka dengan kasar. Langkah kaki itu berlari cepat membuka pintu kamar.

Pria itu tertegun di ambang pintu. Menatap Hinata yang tengah berbaring menutup kedua matanya. Sang istri kembali melakukan ini. Dia pergi begitu saja tanpa memberitahu apapun. Dengan ponsel yang tidak bisa di jangkau. Naruto mendesah lelah sekali lagi. Raut khawatir di wajahnya yang semula menegang tidak terlihat lagi.

Dia telah mengunjungi segala tempat yang mungkin saja di datangin sang istri tadi. Ke rumah kakek dan tempat-tempat yang pernah mereka datangi sebelumnya.

Naruto berjalan pelan. Pria itu duduk di pinggir ranjang seraya mengusap rambut sang istri yang dia pikir telah tertidur.

Hinata hanya ingin melupakan segalanya malam ini.

Cinderella N' Four Knights[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang