12. Lost Control

311 33 5
                                    

Noted : Rate 18+🚫
Explisit content? (Not That Much!)
Usia di bawah 18 tahun Harap menyingkir🚫. Ini hanya fiksi. Di larang keras meniru, mencontoh dan menjadikan apa yang Author tulis di sini, inspirasi atas tindakan kalian🚫. Kita punya budaya yang berbeda!
So be Smart to Capture all things that may u like! Because not all things that u like is something's good!

°°°

Hinata duduk di bawah sinar bulan malam ini. Di bangku taman di belakang kamarnya. Ini sudah pukul sepuluh malam dan pria itu, Uchiha Sasuke belum juga pulang.

Dia terus menatap Mansion di depannya yang hanya berjarak beberapa langkah kedepan.

Hinata terus memaki pria itu dalam hati yang tidak bisa melakukan apapun untuk menolak rencana kakek.
Seharusnya dia bisa menolak kan?
Kenapa dia tidak bisa melakukan apapun?
Decaknya dalam hati.

Dia tengah menunggu pria itu. Dia harus bicara mengenai rencana pernikahan yang Kakek ucapkan siang tadi. Mungkin saja Sasuke bisa merayu kakek dan memberi pengertian pada pria tua itu.

Dia belum ingin menikah. Sasuke harus menghentikan ini semua. Barangkali kakek akan mendengar jika cucunya sendiri yang mengatakannya.

Karena Hinata yakin. Hubungan mereka yang dingin dan sifat mereka yang bertolak belakang tidak akan membuat semua berjalan lancar sesuai dengan rencana kakek.

Malam semakin larut. Tidak ada tanda-tanda pria itu sudah kembali. Sejak sore dia terus bertanya pada Nyonya Mizuke tentang kembali~nya Sasuke dari rumah sakit. Tapi Nyonya Mizuke berkata bahwa cucu tertua kakek itu belum juga kembali dari pekerjaannya.

Hinata mendesah lelah. Dia mengedarkan pandangannya ke sekitar. Sedikit jauh dari pandangan~nya di sana, ada Mansion dengan bentuk serupa dengan lampu yang menyala. Menandakan kehadiran seseorang.

Di sana pria itu berada, cucu kedua Kakek tinggal, Namikaze Naruto.

Hinata bangkit perlahan, gadis itu melangkahkan kakinya mendekat. Sebenarnya dia begitu penasaran dengan isi dari Mansion cucu-cucu Kakek.
Apa akan terlihat begitu menakjubkan seperti yang Tuan Gaara katakan waktu itu?

°°°

Hinata melangkahkan kakinya ke tangga putih yang menghubungkan balkon Mansion itu dengan taman.

Gadis itu menundukkan kepalanya, melihat apa sang pemilik ada di dalam. Di balkon yang terbuka lebar itu. Menampilkan ruang depan Mansion dengan sofa berwarna Abu dan beberapa furnitur yang terlihat mewah.

Hinata membuka mulutnya membentuk huruf O. Dia terkagum dengan pemandangan itu. Salahnya telah bicara omong kosong pada Tuan Gaara.

Hinata kembali mengendap dengan pelan. Langkah sepatunya terdengar lembut menyentuh lantai marmer.

"Kau mengendap-endap seperti pencuri?" Tanya suara itu yang terdengar dari balik pintu kamar yang terbuka. Sang pemilik telah kembali dan dia tertangkap basah.

"Astaga!!"
Hinata tercekat, jantungnya hampir saja melompat dari sana jika dia tidak segera memegang dadanya."Kau mengejutkan ku!"

"Ini kamar ku! Bukankah seharusnya aku yang terkejut?" Sahut pria itu seraya duduk ke atas sofa dan menaruh satu botol Wine dan sebuah gelas ke atas meja yang ada di depannya. Dia masih mengenakan kemeja kerjanya yang berwarna putih dengan bagian lengan tergulung sampai siku.

Hinata mengangguk pelan. Ucapan pria itu memang benar. Dia tidak punya alasan yang cukup untuk dia utarakan atas keberadaannya di sini sekarang.

Gadis itu memilih mengedarkan pandangannya pada seisi Mansion yang di dominasi oleh dinding kaca. Semua begitu indah.

Cinderella N' Four Knights[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang