Beberapa menit yang lalu, Gara dikejutkan dengan kedatangan Mahen di kamarnya. Cowok itu menenteng paper bag berwarna coklat yang kemudian dia berikan untuk Gara. Ternyata isinya ada buah-buahan dan juga satu botol vitamin.
Awalnya Gara kaget, bingung juga karena gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba kedatangan tamu.
Ternyata maksud kedatangan Mahen adalah untuk menjenguknya. Mereka berdua berbincang singkat.
"Sorry gue langsung pamit, ada acara. Nanti Hendra mau kesini juga katanya."
Gara bingung, "Mau ngapain?"
"Mau jenguk lah."
Perasaan Gara nggak enak seketika.
Selepas kepergian Mahen, bener aja Hendra datang bersama antek-anteknya. Ada Rio, Jeff, Leander, dan Rangga. Di antara mereka yang waras cuma Rangga doang.Mereka masuk ke dalam kamarnya satu-persatu. Leander mendekat lalu nyengir sambil menaruh sekantung kresek hitam pada nakas yang mana isi kresek itu bau gurihnya menyebar dalam kamar.
"Bawa apaan lo?"
"Gorengan, hehe."
Gara speechless.
Bisa-bisanya jenguk orang sakit malah dibawain gorengan. Jangan-jangan mereka datang dengan maksud lain.
"Tujuan kalian ke sini mau ngapain, sih?"
"Ya menurut lo?" sahut Jeff sewot. "Mau jengukin lo lah."
"Ini kalian serius jenguk orang sakit bawa gorengan?"
"Lah, gorengannya bukan buat elu, tapi buat kita." jawab Rio.
Gara melongo.
"Jadi gini, tadi tuh kita rencana mau beliin lu parsel buah. Tapi temen-temen lu noh," Rio menunjuk satu per satu temannya. "Mereka gak bawa duit cash, yang bawa gue doang. Lu tau berapa? Lima pulu ribu doang njir, sedangkan parselnya seratus dua puluh ribu, mana buahnya enak-enak, seger-seger. Ya udah lah kita cancel. Trus kita laper, yaudah buat beli gorengan aja, mumpung penjualnya sebelahan," jelas Rio panjang lebar.
Leander cengar-cengir. "Hehe, tuh udah diklarifikasi."
Gara makin nggak mood kalau kayak gini. Cowok itu merebahkan dirinya lagi di kasur empuknya dan berencana mengabaikan manusia-manusia tidak berguna itu dengan tidur. Belum sampai memejamkan mata, tiba-tiba ada suara perempuan yang khas di telinganya.
"Eh, udah rame aja nih," kata gadis itu.
"Lu bawa apaan aja anjir, kayak orang mau lamaran," ujar Rio.
Gara langsung terbangun. Hari ini kayak ulang tahun menurutnya, banyak banget kejutannya. Ia melihat ada satu parsel besar berisi beberapa macam buah, satu parsel kecil jeruk mandarin dan satu makanan yang dibungkus styrofoam. Gara nggak yakin itu apa, tapi dari baunya sih kayak martabak manis. Semua itu kemudian ditaruh di meja.
Isa mendekat. "Maafin gue ya, gara-gara lo nganterin gue pulang kemarin, lo jadi sakit."
"Bukan salah lo. Gue sakit karena emang waktunya aja." Gara baru kepikiran, bisa-bisanya dia nggak nanya kondisi Isa yang kemarin kehujanan juga.
Mau nanya, tapi gengsi.
Semua atensi langsung menuju ke arah pintu ketika Rachel datang membawa minuman untuk tamu-tamunya Gara.
"Yaampun, terima kasih ya, nggak enak gue jadinya kalau ngerepotin gini," ujar Rio senyam-senyum nggak tau diri.
"Bener, lo ngerepotin gue banget sumpah. Kalau habis jangan lupa dicuci ya, Yo."

KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Be Your Home
Fanfiction"Sekarang aku tau kenapa Tuhan menempatkanmu untuk selalu di sisiku..." "...karena kamu begitu berharga."