9

6 1 0
                                    

Saat ini Rachel sudah benar-benar siap dengan penampilannya. Ia menuruni tangga dengan anggun. Asli deh, siapapun yang melihat Rachel akan mengetahui bahwa dia sangat bahagia sekarang.

"Cantik banget anak Ayah," puji Pak Anang dengan senyum teduhnya.

"Iya lah, kan mau ketemu pangeran, ya harus cantik dong."

Gara mencibir, "Pangeran kodok kali ye."

Untung saja Rachel nggak dengar, bisa cek-cok tuh sampai matahari terbit.

Bu Tera berjalan dari arah dapur untuk menghampiri Rachel. "Waah, cantiknya anak Mama. Kamu bawain apa buat Alvin?" tanyanya ketika melihat paper bag di tangan Rachel.

Rachel membuka paper bag itu untuk menunjukkan isinya. "Ini tugas negara sekitar dua bulan lalu."

Bu Tera sempat dibuat bingung dengan benda itu, namun seketika Bu Tera teringat kalau dirinya pernah melihat Rachel membuat itu sampai tengah malam. Effortnya luar biasa memang. "Semoga acaranya lancar, ya. Have fun di sana."

Rachel tersenyum, "Iya, Ma."

Sebelum berangkat, Rachel menyempatkan diri untuk menghampiri saudaranya. "Gar, gue akhirnya confess lewat kartu ucapan ulang tahunnya. Doakan berhasil, ya!"

Gara mengangguk sebagai jawaban.

Setelahnya, cewek itu melesat pergi untuk menghadiri acara yang ia rasa akan sangat berkesan.

Rachel sampai di rumah mas Alvin. Rumah yang tampak sederhana sudah disulap dengan indah. Ada banyak macam olahan prasmanan di sana. Banyak juga tamu yang sudah datang yang Rachel yakini mereka semua adalah teman kuliah mas Alvin.

Rachel celingak-celinguk, mencari keberadaan tokoh utama dalam acara ini. Beberapa pasang mata tertuju ke arahnya seolah memuji. Seriusan deh, Rachel keliatan stunning banget.

"Hei," sapa seseorang dari belakang.
Rachel berbalik, dirinya terpaku. Demi apapun mas Alvin ganteng banget.
Cowok itu mengenakan t-shirt berwarna putih dipadukan blazer dan celana kain dengan warna dark brown.

Senyum Rachel seketika terbit. "Eh, Mas Alvin."

"Tumben, cantik banget," puji cowok itu.

"Dih, aku always cantik, ya!" Keduanya lantas tertawa. "Oh iya, nih, kado buat Mas Alvin, semoga suka."

Alvin tentu menerimanya dengan senang hati. "Thanks, ya. Aku pasti suka sama kadonya."

Rachel langsung salting saat itu juga.

"Aku simpan dulu ya kadonya. Acaranya mau dimulai."

Rachel mengangguk antusias. Setelahnya Alvin menyimpan kado itu di pojok ruangan bersama kado-kado lain dari temannya.

"Yaudah, kamu gabung dulu sama yang lain," ujarnya pada Rachel sebelum dirinya menghampiri salah seorang temannya yang menjadi MC hari ini untuk memberitahukan bahwa acara segera dimulai.

Acara ulang tahun itu berjalan lancar seperti pada umumnya. Namun, saat acara tiup lilin akan dilakukan, Rachel melihat Alvin yang terdiam sejenak. Rachel mengikuti arah pandang cowok itu. Ternyata semua tamu yang ada di sana sedikit heboh akan kedatangan sosok perempuan di sana. Perempuan itu tampak seumuran dengan mas Alvin. Mungkin saja itu teman mas Alvin yang memang datang terlambat.

MC pun menyambut hangat kedatangan perempuan itu dan memintanya untuk bergabung pada hari yang bahagia ini. Bahkan perempuan itu diberi tempat untuk bisa berdiri paling depan.

Rachel sempat heran dengan perlakuan khusus yang diterima perempuan itu, namun ia berusaha mengabaikannya dan kembali fokus pada acara.

Setelahnya semua orang langsung mengangkat ponselnya tinggi-tinggi untuk mengabadikan momen ketika bintang di acara ini akan meniup lilinnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'll Be Your Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang