3. Reason

108 5 0
                                    

Setelah menghubungi Jungsu untuk menjemputnya, Jiseok keluar dari kelas niatnya akan menghampiri Jooyeon yang ada di lantai bawah untuk membicarakan hal tentang perasaan mereka.

Tapi...

Bruk

Saat keluar dari kelas, Jooyeon sudah menunggunya di luar, mendorongnya hingga menabrak tembok di samping pintu.

"Jooyeon?"

Jooyeon menyugar rambut Jiseok ke belakang.

"Cantik."

"Apa?!"

"Enggak."Jooyeon mengelak lalu mendorong Jiseok hingga masuk ke dalam kelasnya kembali.
"Kak Jiseok, maaf ya aku udah nyakitin kamu kemarin."Jooyeon memeluk Jiseok dan menyembunyikan wajahnya ke ceruk leher Jiseok.

"Nggak papa."jawab Jiseok pelan, bisa ia rasakan bahwa Jooyeon mencium bahu dan ceruk lehernya.
"Jooyeon aku mau bicara."

"Aku dengerin."Jooyeon mengubah posisinya menjadi duduk di kursi dan mengangkat Jiseok agar duduk di meja di depannya, Jooyeon lalu memeluk perut Jiseok.

"Aku bukannya mau nolak kamu, tapi..."

"Kamu mau nerima aku?"tanya Jooyeon antusias.

"Mau."jawab Jiseok pelan.

"Beneran?"

"Kalau kamu mau terima risikonya."lanjut Jiseok.

"Aku akan terima apapun risikonya asal kamu juga mau setia Kak."

Jiseok tersenyum lalu mengusap rambut panjang Jooyeon.

"Aku akan lulus sebentar lagi."Jiseok mulai mengungkapkan segalanya.

"Hum."

"Terima kasih karena udah nemenin aku 2 tahun ini, sejak kamu masuk ke sekolah ini."

Jooyeon mengangguk.

"Aku mau lanjut kuliah dan kamu akan kelas 3."

Walaupun lahir di tahun yang sama, tapi Jiseok bisa masuk sekolah lebih dulu karena ia lahir di bulan Januari sebelum pendaftaran sekolah tahun ajaran baru, sedangkan Jooyeon harus mendaftar di tahun berikutnya karena lahir di bulan September setelah pendaftaran sekolah tahun ajaran baru.

Karena itulah saat ini Jiseok sudah kelas 3 sedangkan Jooyeon baru kelas 2.

"Aku akan lanjut kuliah di Jepang setelah lulus."

Deg

Jooyeon langsung melepaskan pelukannya dan menatap Jiseok terkejut.

"Apa?"

"Aku akan ke Jepang setelah lulus kuliah!"kata Jiseok tegas.

Terdengar penekanan dalam setiap kata-katanya, seakan mengatakan pada Jooyeon bahwa itulah keputusannya.

"Jadi itu alasan kamu selama ini?"tanya Jooyeon.

"Hm, aku tau kamu nggak mau LDR makanya aku selalu nolak kamu."sebenarnya itu bukan satu-satunya alasan Jiseok menolak Jooyeon, tapi biarlah.

"Kamu juga cinta sama aku?"tanya Jooyeon.

Jiseok mengangguk kecil.

"Aku cinta sama kamu, makanya aku rela jauh dari kamu."

"Hah?"Jiseok memiringkan kepalanya tanda tak mengerti ucapan Jooyeon.

"Kita bisa LDR."kata Jooyeon yakin.

"Bukannya kamu pernah bilang nggak mau LDR?"tanya Jiseok ragu.

"Segala sesuatu itu harus ada pengorbanannya Kak, aku harus bisa relain kamu pergi kalau aku juga mau dapatin kamu nantinya."

"Kalau kamu nggak keberatan, aku terima."

"Jadi, kita pacaran?"tanya Jooyeon senang.

"Iya."

"Yuuhuuu, akhirnya."Jooyeon berdiri dan memeluk tubuh mungil Jiseok, membawanya berputar.

"Jooyeon, berhenti! Aku mual."Jiseok memeluk erat leher Jooyeon.

Astaga, Jooyeon lupa kalau Jiseok sedang sakit.

"Maaf."

Jooyeon menggendong Jiseok ala pengantin karena saat tadi ia turunkan, Jiseok langsung terjatuh.

"Aku mau pulang."kata Jiseok. Kepalanya ia sembunyikan ke dada Jooyeon.

"Kamu udah di jemput?"

"Hum."

"Yaudah ayo aku antar ke depan."

"Kamu masih punya les?"tanya Jiseok.

"Iya, masih sampai nanti sore."

"Kasian, semangat Jooyeon!"Jiseok tertawa mengejek namun juga memberi semangat kepada kekasihnya tersebut.

***

"Kak Jungsu."Jiseok langsung berlari memeluk Jungsu saat melihat Kakak sepupunya itu menghampirinya sampai ke gerbang.

"Kenapa hum?"Jungsu tersenyum sambil membalas pelukan Adik sepupunya itu.

"Aku udah ngobrol sama Jooyeon tadi."

"Oh ya? Gimana?"

"Aku sama Jooyeon pacaran!"seru Jiseok sambil tertawa kecil, masih berada di pelukan Jungsu.

"Yah, sekarang Jiseok udah jadi pacar orang ya, Kak Jungsu udah nggak bisa sering-sering manjain kamu dong, nanti Jooyeon cemburu."kata Jungsu sedih.

"Enggak. Kak Jungsu tetap prioritas aku, apapun alasannya."Jiseok melepas pelukannya dan menangkup pipi Jungsu.

Cup

Dengan cepat Jiseok mencium bibir Jungsu dan menggandeng tangannya, berjalan bersama menuju mobil yang Jungsu parkir di pinggir jalan.

Keduanya menikmati momen ini, bahkan sesekali Jungsu mengecup punggung tangan Jiseok yang ia genggam erat selama perjalanan ke rumah.

Hubungan keduanya jika dilihat memang lebih dari sekedar sepupu, keduanya tau dan sadar namun perasaan nyaman saat bersama itu tidak bisa mereka hilangkan.

Berdoa saja semoga Jooyeon tidak melihat hal yang tidak seharusnya tersebut.

SEE YOU NEXT CHAPTER

Believe || JooSeok [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang