"Assalamu'alaikum... Pap... ABANG???" Arina yang baru saja masuk ke dalam rumah hendak menyapa sang Papa ketika matanya tiba- tiba menemukan sosok Logan berdiri diantara Edward dan Stefano yang menatapnya bingung karena ternyata Arina mengenal Logan.
"Wa'alaikumsalam. Sini Ron. Nak Logan nyariin kamu" ucap Edward meminta anaknya mendekat.
Arina tersenyum kaku apalagi ketika melihat seringaian terpancar di wajah pria berwajah sedikit bule itu.
"Nah ini akhirnya Aaronnya pulang. Kalian mau mengobrol berdua aja? Biar Om sama adik dan anak Om ini kasih kalian waktu" ucap Edward sambil merangkul bahu Arina yang mengkerut.
"Gak usah Om. Lagian saya kesini juga karena gak dapat kabar dari Aaron beberapa waktu ini. Saya kan khawatir sebagai kakak angkatnya" ucap Logan menekankan nama Aaron membuat Arina menelan susah payah ludahnya sementara Stefano tampak penasaran dengan Logan ini.
"Gapapa. Kalian kayaknya butuh waktu berdua. Om sama yang lain ke belakang dulu ya. Ayo Stef, ayo Win" ajak Edward pada adik dan putera sulungnya itu.
Edwina dan Stefano menurut meski sesekali Stefano melihat ke belakang dimana Arina dan Logan berada.
Sepeninggal ketiganya Arina lantas menarik Logan untuk bicara di sudut ruang tamu yang cukup luas itu.
"Abang ngapain kesini?" bisik Arina sambil melihat- lihat sekitar karena takut terdengar atau terlihat oleh penghuni rumah ini.
"Ya kamu gak ada ngehubungin beberapa waktu ini. Abang kan khawatir" balas Logan sewot.
"Arin lagi banyak kerjaan di kantor. Kan Abang udah Arin bilangin beberapa waktu lalu" ucap Arina membela diri.
"Ya tapi gak sampe gak ada waktu buat ngehubungin rumah kan? Daddy sama Mommy ngerecokin Abang takut anak gadisnya kenapa- kenapa" ucap Logan mengingatkan Arina pada keluarga angkatnya di Australia sana.
Sejak Sonia meninggal 3 tahun lalu, Arina memang dibawa oleh atasan sang ibu ketika masih bekerja sebagai asisten di butik milik ibu Logan yang selama ini juga membantu biaya sekolah dan biaya hidup Arina.
"Iya... Nanti Arin hubungin Daddy sama Mommy deh"
"Ya haruslah. Lagian Abang kesini juga mau liat tampang Stefano itu. Ya... keliatan sih orangnya smart" ucap Logan mengingat wajah Stefano tadi.
"Aaron" panggil seseorang membuat Logan dan Arina terlonjak namun kemudian berusaha menetralkan ekspresi mereka ketika tahu jika Stefano lah yang memanggil Arina.
"Iya Kak?" tanya Arina.
"Papa nyuruh makan malam. Sama Logan juga sekalian makan aja disini" ajak Stefano berusaha ramah meski tampangnya tidak ada ramah- ramahnya.
"Oh... Iya Kak. Ayo Bang!" Ajak Arina pada Logan yang mengangguk dan berjalan dengan merangkul bahu Arina dan tak luput dari pandangan Stefano yang entah kenapa merasa tak suka melihatnya.
Sampai diruang makan, Arina duduk disamping Logan berhadapan dengan Stefano dan Edwin juga Morgan disisi lainnya.
"Nak Logan menginap disini saja. Aaron pasti senang ada temannya" ucap Edward mengajak Logan menginap.
"Terimakasih atas tawarannya Om. Tapi saya harus kembali ke apartemen karena ada keperluan" balas Logan.
"Oalah..."
"Lagian saya kesini Om memang pengen ketemu sama Aaron aja sih. Sudah lama gak pulang ke Australia kan dia"
"Terimakasih selama ini Nak Logan dan keluarga sudah sangat baik sama Aaron. Om merasa sangat berhutang budi. Lain kali bisa ya Om ketemu orang tua Nak Logan"
![](https://img.wattpad.com/cover/361122821-288-k521714.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess
FanfictionArina terpaksa menyamar menjadi pria demi bisa mendapat pengakuan dari keluarga sang Ayah yang telah meninggalkan almarhumah sang ibu bahkan tak pernah mengetahui tentang keberadaannya. Akankah Arina mampu bertahan dan mendapatkan pengakuan dengan i...