Part 7

3 0 0
                                    

Tepat di beranda rumah, tampak Edward yang tengah melamun sambil memangku pipi membuat Stefano yang baru saja datang dari dalam rumah memandang aneh sang ayah.

"Papa kenapa?" tanyanya sambil ikut duduk disamping Edward.

"Hah~" terdengar helaan napas Edward.

"Adekmu kok gak pulang- pulang ya Stef" ucapnya lesu.

"Mungkin Arina masih kangen sama Mommy dan Daddynya Pa. Sabar aja... Nanti juga dia pulang. Lagian kan ada Logan" balas Stefano.

"Tetep aja Papa kangen" keluh Edward.

"Sabar Pa. Kan Arina butuh healing setelah kejadian buruk yang menimpa dia"

Tak dipungkiri. Stefano juga merindukan gadis yang diam- diam menyusup ke dalam hatinya itu.

"Iya sih" pada akhirnya Edward berusaha menekan rasa rindu pada putrinya itu.

"Ngomong- ngomong sejak kapan Papa tahu soal Arina yang sebenarnya?" tanya Stefano penasaran. Pasalnya selama ini dia pikir hanya dirinya dan Logan saja yang tahu soal ini.

"Ck, kamu pikir cuma kamu yang bisa nyimpen rahasia?" Sindir Edward membuat Stefano tersenyum canggung.

"Papa kan gak mungkin biarin orang asing tiba- tiba masuk ke dalam keluarga dan perusahaan kita. Papa cari tahu soal Arina dan saat tahu jika Arina memang anak Papa, sejak saat itu Papa ikut membantu menyembunyikan identitasnya. Bagaimana pun Papa juga khawatir pada kakek kalian" aku Edward. Bukan apa- apa. Ayahnya itu masih berpikiran sangat kolot soal wanita.

Stefano mengangguk paham. Dia sangat paham watak kakeknya itu.

***
Morgan membuka pintu kemudi lalu berputar ke arah pintu penumpang disampingnya dan muncullah gadis cantik berpenampilan begitu feminim tersenyum padanya.

"Makasih" ucap gadis itu begitu manis.

"Ngapain kesini dulu sih Mbak? Kenapa gak langsung pulang ke rumah?" tanya Morgan sebal. Pasalnya hari ini dia berniat untuk bermain game seharian usai mendapat izin tidak masuk kerja dari sang Papa karena dirinya diminta untuk menjemput Arina ke bandara.

"Aku udah kangen kantor sih" ucap Arina yang kini menjelma menjadi gadis yang begitu cantik jelita.

"Ck" Morgan berdecak.

"Kangen kantor apa kangen yang di kantor?" Sindir Morgan yang sudah tahu saja isi pikiran kakaknya itu.

Benar saja, Arina tampak salah tingkah membuat Morgan mau tak mau terkekeh geli.

"Udah ah ayo! Aku kan juga harus memperkenalkan diri kembali dan minta maaf sama semuanya" ajak Arina  bersemangat.

"Sabar kali Mbak ah. Markir mobil dulu" ucap Morgan menunjuk mobil mereka.

Arina cemberut namun tak urung menunggu adik bungsunya itu agar mereka bisa masuk bersama. Bagaimana pun Arina masih canggung kembali ke kantor dengan identitas aslinya.

***
Malik sedang mengerjakan file- file yang bisa dia selesaikan karena Arina yang belum kembali dari Australia setelah sebelumnya gadis itu disarankan beristirahat beberapa waktu oleh Logan yang menjadi dokter pribadinya sekaligus diangkat menjadi dokter keluarga Edward setelah dokter sebelumnya dipindahkan untuk mengurus tetua di keluarga Kusuma.

Fokusnya tak terganggu meski tampak seseorang mendekat ke arahnya.

"Ehem..." Deham seseorang tersebut membuat Malik segera mendongak dan betapa terkejutnya dia ketika melihat siapa yang berdiri di hadapannya saat ini.

Malik dengan sigap berdiri dari tempat duduknya tanpa sedikit pun mengalihkan pandangannya dari gadis di hadapannya. Terpana dengan kecantikan dan kemanisan gadis tersebut.

My PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang