F & A 38

1.5K 183 54
                                    

"Mi/ci/kak" Panggil Vernando yg baru saja tiba dirumah sakit dengan nafas yg tak beraturan akibat dari berlari itu

Ketiga orang yg dipanggil oleh Vernando itu lantas menoleh dengan berlinang air mata "Papi" Balas mereka yg seketika langsung menubruk memeluk erat tubuh Vernando.

"Ada apa? Kenapa ini bisa terjadi?" Tanya Vernando disela sela dirinya dipeluk oleh keluarga kecilnya

"A-adek pi, hiks hiks" Isak Gracia dan Gita yg semakin memeluk erat tubuh Vernando papi mereka itu

"Adek kenapa ci/kak? Jelasin ke papi" Bingung Vernando

Naomi yg paham dan sudah cukup rasanya menangis itu akhirnya mulai menjelaskan jika kondisi putra mereka yaitu Zee semakin menurun, diakibatkan kebocoran pada bagian paru parunya karena insiden penusukan sebelumnya.

Vernando yg mendengar itu seketika lemas, usahanya mendonorkan darah untuk putranya sendiri kini berujung sia sia karena kondisi putranya yg kian menurun.

"Apa gaada yg bisa dilakukan buat menunjang adek? Jawab papi?" Tanya Vernando sudah tak bisa menutupi kekhawatiran dirinya dengan menumpahkan air matanya disela sela ia bertanya ini.

Naomi, Gracia dan Gita menggeleng. Tidak ada cara lain selain mencabut alat bantu pernapasan yg ada pada tubuh Zee, yg dimana sebenarnya hal itu adalah cara yg mempercepat bungsu K3 itu bertemu dengan ajalnya.

"Ga mungkin kan mi, zee masih bisa bertahan kan.. ga mungkin, ga mungkin" Bantah Vernando masih tidak percaya jika putranya tidak bisa diselamatkan karena kebocoran paru paru yg cukup parah itu.

Tubuh laki laki paruh baya yg menjadi kepala keluarga dari ke 3 wanita dihadapannya ini seketika luruh kelantai, kakinya terasa lemas seolah tak memiliki sama sekali tenaga untuk menopang tubuhnya sendiri.

"Maafin papi zee, maafin papi" Batin Vernando menyesal

Air mata terus mengalir dari kedua mata Vernando menandakan jika dirinya juga merasa khawatir dan cemas disaat yg bersamaan. Tidak ada yg bisa Vernando lakukan selain berserah diri kepada yg kuasa dan memohon agar memberikan sebuah kesempatan untuk putranya.

"Papi mau liat zee boleh?" Tanya Vernando berusaha bangkit berdiri sembari menyeka air matanya yg terus saja menetes

"Boleh pi" Jawab Gracia mempersilahkan papinya itu untuk mengecek kondisi Zee adiknya sebelum alat alat yg ada pada tubuh adiknya itu dilepaskan secara menyeluruh.

Vernando mengangguk segera ia masuk kedalam ruang ICU untuk melihat kondisi putranya yg berada di awang awang antara hidup dan mati itu.

Kembali kepada ke 3 wanita kesayangan Zee yg masih berada diluar ruangan dengan pikiran pikiran buruk yg semakin menghantui mereka. Terutama Gracia selaku anak pertama yg terbilang sangat dekat dengan Zee adik bungsunya itu merasakan kilas balik memory tentang mereka berdua dulu.

Tak jauh berbeda dengan yg Gracia rasakan Gita maupun Naomi pun merasakan hal yg sama, kilas balik memory kebersamaan mereka dengan Zee kini terputar jelas diotak mereka.

"Hiks hiks, adek ga mungkin pergi kan mi?" Isak Gracia masih tidak menyangka jika kondisi adiknya berada diujung tanduk

"Kita berdoa ya ci, semoga adek gpp.. terus berdoa ya semoga kondisi adek bisa menjadi lebih baik" Tutur Naomi lembut dengan bibir yg bergetar menahan tangis, bohong jika seorang ibu tidak mengkhawatirkan kondisi putranya terlebih lagi Zee yg menganggap dirinya sebagai cinta pertama dihidup putranya itu dalam arti Zee masih membutuhkan sosok Naomi disetiap hari hari yg ia jalani.

Naomi merengkuh tubuh kedua putrinya itu untuk ia dekap "Kita berdoa sama sama ya, semoga tuhan masih memberikan kesempatan buat adek hidup lebih lama" Kata Naomi

Forever & Always [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang