5. Kota Khisfire

52 7 2
                                    

Sekitar 3 jam perjalanan dari rumah pohon tempat mereka tinggal sebelumnya dengan berjalan kaki, akhirnya mereka hampir sampai ke Kota Khisfire yang menjadi tujuan mereka.

"Oh, yah...kira-kira kapan alur cerita ini akan dimulai?" Tanya Yuu yang tiba-tiba saja menanyakan hal tersebut.

"Hm? Kalau tidak salah..alur-nya dimulai saat tuh cewek Pick me ditolong ama Duke dari wilayah Timur yang saat itu sedang menyamar ngak sih?" Ujar Leony sambil mengingat-ingat.


"Wait—kalau ngak salah bukan-nya alur ceritanya dimulai di Kota Khisfire ini yah?" Ucap Vanesha saat teringat akan hal tersebut.

"Itu berarti alur-nya akan dimulai nanti dong?" Tanya Hildya yang sontak menoleh kearah Isabella.

"Yah..mungkin saja begitu..." Jawab Isabella saat tau kalau Hildya saat ini tengah menatap ke arahnya.

Sementara Hildya yang masih menatap kearah Isabella dibuat sedikit tersentak saat melihat rambut putih gadis itu yang kini perlahan mulai berubah menjadi merah.



"Bell rambut mu..." Ucap Hildya yang mana membuat Isabella menoleh kearah gadis itu, sebelum akhirnya dia melihat rambut-nya sendiri.

Sementara empat gadis lainnya sontak menoleh kearah Isabella dan dibuat sedikit tersentak saat melihat surai gadis itu yang kini mulai berubah menjadi merah.

Isabella sendiri sontak merogoh tas kecil yang ada di pinggang-nya untuk mengambil sesuatu, setelah ketemu dia lalu mengeluarkan benda tersebut.



Terlihat di tangan Isabella kini terdapat sebuah benda bulat kecil berwarna merah, dan Isabella kemudian langsung memakan benda tersebut dalam sekali telan.

"Ugh...pedas..." Gumam Isabella setelah memakan benda tersebut yang merupakan sebuah obat khusus untuk-nya.

Obat tersebut dibuat khusus oleh Isabella sendiri dan dibantu oleh Hildya dan Leony, obat tersebut terbuah dari tanaman herbal langka yakni 'Bunga Lava Berapi' yang tidak sengaja ditemukan oleh Isabella saat sedang berjalan-jalan di dalam hutan.


Saat tau khasiat bunga tersebut dari Hildya yang berkata kalau bunga tersebut merupakan bunga yang bisa menekan panas api, Isabella lalu meminta bantuan kedua temannya yakni Hildya dan Leony untuk membantunya membuah sebuah pil obat dari bunga tersebut untuk menekan api hitam yang ia miliki.

Dan yah...obat tersebut berhasil dibuat setelah beberapa percobaan yang ketiganya lakukan, khasiat obat tersebut tentu saja cukup efektif untuk menekan api hitam milik Isabella yang terkadang suka lepas kendali dengan sendirinya terutama saat gadis itu sedang marah.

Walaupun efek obat tersebut baru bekerja setelah 5 menit, namun Isabella sangat puas akan hal tersebut.

Dan juga, teman-temannya selalu mengantisipasi untuk mengingatkan Isabella agar memakan obat tersebut saat mereka melihat surai putih gadis itu yang mulai berubah menjadi merah darah.




Kembali ke waktu sekarang...

Setelah 5 menit semenjak Isabella memakan obat tersebut, akhirnya rambut-nya yang awalnya hendak berwarna merah kini kembali menjadi warna putih seperti semula.

Sontak saja Isabella kemudian langsung memakai tudung jubah yang ia pakai untuk menutupi kepalanya.


"Apa kau sedang marah atau kesal karena sesuatu?" Ucap Putri yang spontan bertanya setelah Isabella kembali normal.

"Entahlah...aku tidak merasa marah ataupun kesal saat ini." Ujar Isabella menatap lurus kearah jalan di depan mereka.

Mendengar hal itu tentu saja membuat mereka berlima terdiam dan memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut.


Change the PlotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang