Chapter 13.
Sayap Yang Terhukum ... Telah Kembali (Part 3)
------------------------------------------------------------------
Suara rantai-rantai yang saling bergesekan dapat terdengar diseluruh penjuru kegelapan yang tidak ada batasnya, ketika seorang pemuda berambut hitam mencoba untuk kembali ke posisinya yang semula, menyatukan kedua telapak tangannya, meletakkan kedua tangannya tepat didepan kedua dadanya, sembari mulai mengucapkan kata-kata yang bahkan tidak ada seorang manusia pun tahu apa sebenarnya yang dikatakan oleh pemuda tersebut.
Disekelilingnya, tidak ada apapun yang terlihat selain kegelapan, tidak ada cahaya, sumber satu-satunya cahaya yang terdapat pada tempat tersebut adalah darah daripada pemuda tersebut sendiri, yang berwarna keemasan dan mengeluarkan cahaya yang begitu sangat samar sekali. Ia terus-menerus mengatakan suatu kata-kata, tanpa memperdulikan apa yang ada disekitarnya, kegelapan yang sebelumnya berada cukup jauh darinya, kini mulai bergerak semakin dekat kepadanya, karena, cahaya yang dimiliki oleh pemuda tersebut sebelumnya, kini mulai meredup, dan tidak akan lama lagi, cahaya tersebut pada akhirnya akan menghilang.
Brak!
Namun, keanehan yang sama sekali tidak terduga-duga terjadi, yang mana, kedua rantai yang mengikat kedua tangan pemuda tersebut, tiba-tiba saja bergerak-gerak dan langsung menghempaskan tubuhnya dari atas kebawah dengan begitu sangat keras, tidak hanya sampai disitu, rantai yang mengikat kedua kakinya juga ikut bergerak, dan melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh rantai yang mengikat kedua tangannya. Darah mengalir dari sela-sela mulutnya, ketika tubuhnya terus-menerus dibanting dengan begitu sangat keras oleh rantai-rantai yang mengikatnya, namun walaupun begitu, ia sama sekali tidak berusaha melawan, karena ia berpikir, mungkin inilah hukuman yang harus ia dapatkan kembali karena telah berani menginjakkan kakinya di Surga lagi.
"Betapa bodohnya... Betapa bodohnya... Kau sama sekali tidak belajar... Kau sama sekali tidak belajar dari makhluk-makhluk yang bernasib sama denganmu, walaupun, mereka juga akan melakukan sesuatu yang sama seperti apa yang kau lakukan... Mereka benar-benar bodoh..."
Dari balik kegelapan, pemuda tersebut mendengar suara seseorang yang terdengar menggema diseluruh penjuru ruangan, sampai-sampai ia sama sekali tidak yakin dari arah mana suara tersebut sebenarnya berasal, yang jelas, ia tahu, bahwa sepertinya, ia mendapatkan suatu tamu yang belum pernah ia bayangkan akan berkunjung.
"Tapi, kaulah yang terbodoh diantara mereka semuanya.... Malaikat Kematian dan Kehidupan... Yang mempunyai segala kemuliaan tertinggi diantara semua makhluk yang diciptakan oleh Tuhan... Kini tidak lebih dari sebuah kotoran yang tidak suci..."
Suara tersebut kembali terdengar di kedua telinga pemuda tersebut, namun walaupun begitu, pemuda tersebut tidak terlalu memperdulikan apa yang dikatakan oleh suara tersebut, karena ia sudah mendedikasikan dirinya sendiri untuk selalu berdoa kepada Tuhan, walaupun banyak sekali cobaan yang akan ia alami, ia tidak akan pernah berhenti berdoa.
"Kau seharusnya tahu, Malaikat Agung... Ketaatan dan kepatuhan mu terhadap Tuhan tidak akan berdampak apapun kepadamu, semuanya telah berakhir jauh sebelum kau menyadarinya... Tidak akan ada harapan untukmu bisa kembali seperti sediakala, kau telah berubah, kau adalah pendosa... Pendosa yang telah membunuh semua harapan makhluk yang ada di dunia ini..."
Deggg!
Jantung pemuda tersebut terasa seperti tengah berhenti selama beberapa saat, suara misterius tersebut terasa seperti sangat familiar baginya, apalagi makna daripada perkataannya, ia merasa bahwa ia pernah melakukan suatu dosa yang begitu sangat besar sekali, namun, ia sama sekali tidak bisa mengingatnya, seolah-olah semua kenangan buruknya ketika ia melakukan dosa besar tersebut, sepenuhnya telah terhapus darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unholy Insurgency : The God's Slayer
AcakPeperangan besar yang melibatkan ketiga kubu Fraksi besar yaitu, Malaikat, Iblis dan Malaikat Jatuh, telah membuat seluruh dunia porak-poranda. Hampir semua petinggi-petinggi ketiga Fraksi tersebut, dipastikan tewas dalam ganasnya pertempuran, tak t...