seKe - Ke 13. Ojol dan Bengkel Horror

223 0 0
                                    

https://linktr.ee/rgdeansius

*****

Cerita SeKe
13. Ojol dan Bengkel Horror
- Type UKE -

Hari apes, bener-bener sial! Sedari pagi hingga sore, orderan yang datang di aplikasi ojol gue sangatlah sedikit. Mungkin hanya enam kali narik dari tadi gue jalan jam 9 pagi juga. Aduh, ampunlah kalau begini caranya, gimana caranya gue bayar utang sama cicilan nih...

"Sabar Gus, sabar. Orang yang sabar ntar dapet rezekinya sendiri." Ucap seorang teman sesama ojol tempat gue sekarang menunggu orderan.
"Tuh liat si Sanji, dia sabar ga ngeluh mulu kaya elu, buktinya dapet-dapet aja tuh orderan." Lanjutnya terus menceramahi.

"Hehh. Inget ya, lo sama gue juga sama-sama ngeluh dari tadi. Mending lo simpen tuh omongan lo buat diri lo sendiri." Balas gue diikuti tawa teman-teman kami sesama ojol.

"Gugus-Gugus. Mending lo jual diri aja sono. Cari tuh tante-tante atau..." Teman gue yang lain ikut bersuara.
"Om-om! Hahahaha!!" Kata beberapa dari mereka serempak dilanjutkan dengan tawa kencang.

Bekerja sebagai tukang ojek online, tak terbendung berapa banyak cerita pengalaman gue maupun rekan kerja yang aneh bin ajaib. Seperti halnya barusan, kenapa mereka bisa serempak berucap demikian karena baru beberapa hari lalu ada salah seorang teman sesama ojol yang dengan gamblangnya di tawar oleh penumpang seorang om-om. Ditawar pada hal ini adalah diajak ngamar, disewa, dibeli badannya. Tentu teman gue menolak dengan halus, untung saja om-om ini tidak bertindak macam-macam selain memberikan tip sebesar 100 ribu rupiah plus remasan pada kontol teman gue selama beberapa detik.

"Badan lo, oke. Muka lo, ganteng lah. Masih muda juga kan? Demen tuh om-om sama berondong-berondong macam lo." Mendengar itu gue cuma mendengus berusaha tak menanggapi.
Ya kalau di antara kami semua disini, hanya gue dan Sanji saja bisa dibilang masih berada di usia 20 tahunan. Sementara teman-teman kami yang lain sudah berusia kepala 3 atau 4. Gue dan Sanji ini sama-sama memiliki postur tubuh kurus namun berotot. Apa ya istilahnya? Lean muscle. Wajah pun bolehlah sedikit sombong kalau gue punya tampang cukup ganteng, terbukti dari banyaknya mantan gue dulu, hahaha.

Lanjut terus berbincang-bincang hingga langit mulai berubah gelap. Sebuah notifikasi tanda orderan masuk muncul juga di hp gue. Dengan senang hati gue langsung bersiap diri mengambilnya yang merupakan orderan makanan dari restoran sate.

"Makanan atau anter orang?" Tanya si Sanji.

"Makanan."

"Nganter kemana lo?"

"Ini ke daerah MH situ." Gue sudah memakai buff dan memasang helm.

"MH? Eh tunggu dulu Gus, tunggu." Gue tak sempat mendengar ucapan Sanji karena sudah terlanjur melajukan motor ke tempat makan tersebut.

Sesampainya disana, gue mendapatkan sebuah pesan masuk dari Sanji. Isinya kurang lebih adalah peringatan.
'Gus, lo abis nganter langsung balik aja.'
'Ya emang langsung balik, mau ngapain gue nunggu disono?'
'Ya udah langsung balik aja pokoknya mah.'
'Iya iya. Emang ada apaan sih?'

Tak lama hp gue berbunyi dan itu ada sebuah telepon dari Sanji.
"Gus, pokoknya langsung balik ya." Riuh suara teman-teman yang lain pun terdengar.
"Iye, lo udah ngomong berapa kali sih. Emang ada apaan?"

Sanji menceritakan tentang kejadian beberapa minggu terakhir di daerah MH ini. Lokasi daerah yang bisa dibilang perkampungan pinggir kota. Daerah tersebut cukup ramai meski malam telah tiba, ada beberapa warung yang buka maupun pedagang berjualan. Namun karena ada berita mistis tentang diganggunya para pedagang atau orang lewat di jalanan sana, membuat daerah tersebut menjadi sangat sepi bagai tak berpenghuni ketika malam sudah tiba.

Cerita seKe - Type Ke (Uke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang