seKe - Ke. 10. Two is Better than One

217 2 0
                                    

https://linktr.ee/rgdeansius

*****

Cerita seKe
10. Two is Better than One
- Type UKE -

Kisah cinta gue dengan kekasih tersayang, mas Dama, kini telah berjalan selama 6 tahun lamanya. Hubungan kami terjalin sangat baik. Meski tinggal di kota yang sama, kami sepakat untuk tinggal di kos-kosan berbeda demi memupuk rasa kangen yang bertubi-tubi jika kami berjumpa. Terlebih kondisi tempat kerja kami yang sebenarnya sangat berjauhan, nampak tak mungkin jika bagi kami untuk tinggal satu atap.

Gue mengenal mas Dama ini semenjak gue kuliah semester akhir. Dia berusia 3 tahun lebih tua dari gue. Badannya yang tinggi tegap itu selalu dilatih dengan keras di tempat gym. Dan disana juga tempat kami bertemu, berkenalan, berkencan untuk pertama kali, hingga ia menembak gue menyatakan rasa sukanya pada gue. Sayang, tempat gym itu kini sudah tutup karena sepi member.

Kalau boleh sedikit sombong, kami adalah pasangan yang sama-sama dikaruniai oleh perawakan fisik yang indah dipandang. Badan kami sama-sama berotot atletis, tidak terlalu besar maupun kurus, bisa dibilang pas bentukan tubuh kami dengan otot-otot yang bersarang disana. Wajah kami pun memiliki kharisma masing-masing dimana gue sering dibilang manis menggoda, sedang mas Dama berwajah tegas nan gagah.
Jadilah dari sana, banyak sekali cewek maupun cowok yang datang di kehidupan kami. Mereka dengan keras menggoda kami, baik secara langsung maupun melalui sosial media. Dan walau demikian, rasa cinta kami berdua terlalu kuat sehingga membuat apapun perlakuan dari para pengganggu ini tidak akan pernah berhasil untuk merusak hubungan kami.

Setidaknya itu yang gue rasakan, yang gue bisa bilang dengan bangga. Sampai pada akhirnya gue tak sengaja menemukan sebuah jockstrap di celah kasur mas Dama ketika gue sedang bercinta dengannya.

"Aaahh Fiikk.. Enak bangeet Fikk... Lobaang kamu masihh enakk bangeet mas hajar. Gilaa kamuu pakee ramuaan apa sihhh kokk lobang mu gak melaar-melar meski udah mas hajar selama ini.." Erangnya ketika mas Dama sibuk menggenjot lobang gue.

"Eeeghhh aahhgg... Maass.. Mass." Desah gue tak menjawab. Walau mulut ini mendesah keenakan, namun hati gue langsung runtuh. Layaknya duduk dalam kursi roller coaster yang sedang mengalami turunan curam, dada ini terasa terbang tak enak yang membuat gue sangat... Sakit.

Mas Dama dengan posisinya menindih badan gue, ia terus goyangkan kontolnya mengentoti lobang gue. Tak ada henti ia meracau keenakan, mengucapkan pujian bercampur sedikit kalimat jorok yang memang sudah jadi ciri khasnya itu saat bercinta. Kini ia merengkuhkan badannya ke depan, menghimpit punggung gue dengan dadanya yang bidang. Keringat kami sudah bercucuran, membuat gesekan-gesekan di antara tubuh kami merangsang jiwa erotis yang menggugah nafsu.

Sayangnya, sensasi itu tidak sedang gue alami. Gue terlalu kecewa dengan apa yang gue temukan barusan.

"Aaauughhh.!! Fikooo!! Maas ngecroot yaa Fiikk.!"
Pejuhnya pun keluar memenuhi lobang gue. Tak terlalu banyak gue rasakan. Gue tahu itu karena sudah 6 tahun kami bersama dan setidaknya gue bisa mengetahui volume pejuh yang keluar milik mas Dama ini. Sudah 1 minggu kami tidak berjumpa dan seharusnya pejuhnya yang tumpah di dalam lobang gue ini lebih banyak dari apa yang barusan terjadi.

"Aaahhh sayaang.. Mas puas banget akhirnya bisa ngentotin kamu lagi setelah seminggu ga ketemu." Ciumnya bertubi-tubi di tengkuk leher gue, pipi, dan lalu bibir gue.
"Legaa akhirnya bisa ngecrot setelah nahan-nahan seminggu."

Kalimatnya terakhir ini sungguh ganjil. Jika benar mas Dama tak ngecrot selama seminggu, seharusnya tidak sesedikit ini pejuhnya keluar! Berarti, jockstrap yang gue temukan terselip di celah kasurnya itu milik pria lain yang sudah bercinta dengan mas Dama.

Cerita seKe - Type Ke (Uke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang